Tribun Luwu Utara
Pemasangan Urugan Batu untuk Tangani Sungai Masamba dan Sungai Radda di Luwu Utara
Penanganan sungai pasca banjir bandang di Kabupaten Luwu Utara, Sulawesi Selatan, terus dilakukan.
Penulis: Chalik Mawardi | Editor: Suryana Anas
TRIBUNLUTRA.COM, MASAMBA - Penanganan sungai pasca banjir bandang di Kabupaten Luwu Utara, Sulawesi Selatan, terus dilakukan.
Saat ini, sedang dikerjakan pemasangan urugan batu di Sungai Masamba dan Sungai Radda.
Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) Sungai dan Pantai Balai Besar Wilayah Sungai Pompengan Jeneberang (BBWSPJ), Andi Sulfikar mengatakan, tujuan pemasangan urugan batu untuk melindungi tanggul geotextile yang sudah ada.
"Pemasangan dilakukan mengikuti tinggi dan panjang geotextile, untuk di Sungai Masamba dipasang sepanjang 1.200 meter di kedua sisi jembatan," kata Sulfikar via rilis Humas Pemkab Luwu Utara, Kamis (26/8/2021).
"Sementara di Sungai Radda sepanjang 200 meter, untuk kiri hulu dan 300 meter kanan hulu," sambung dia.
Dalam pengerjaan ini item urugan batu yang digunakan berdasarkan berat dan jenis batu yaitu 100 sampai 200 kg.
"Jadi tidak ada item batu gajah dalam kontruksi ini melainkan berdasarkan berat dan jenis batu, untuk saat ini kita sudah gunakan kurang lebih 30 ribu kubik," tutur Sulfikar.
Ia menyebut, progres pemasangan urugan batu sudah mencapai 40 persen atau tahap perapian.
"Setelah di hulu jembatan Masamba ini rampung, kita fokus ke Desa Laba untuk pekerjaan tanggul tanah dan urugan batu," sambungnya.
Pemasangann urugan batu menurut Sulfikar sudah dikaji.
Terkait stabilitas dan kontruksinya dinilai sangat cocok digunakan untuk melindungi geotextile.
"Kami pastikan bangunan yang kami lakukan ini bukan bangunan baru, sudah kami lakukan di beberapa tempat dan hasilnya sangat berfungsi sampai beberapa tahun ke depan," katanya.
"Apalagi disini daerah berpasir bukan daerah batuan sehingga kontruksi ini sangat cocok," paparnya.
Metode pekerjaan ini, lanjut dia adalah pekerjaan fleksibel ketika terjadi penurunan pada urugan batu masih dapat diatasi dengan melakukan pengisian batu di bagian atas.
"Tidak merusak geotextile karena bagunan urugan batu dipasang dengan kedalaman satu meter ke bawah dan tidak menempel dengan geotextile, itu ada jaraknya," sebut Sulfikar.
Selain itu, tambah dia, langkah normalisasi lainnya untuk mencegah banjir akan dilakukan pengerukan hingga kedalaman satu meter.
"Rencananya pengerukan akan dilakukan berjarak kurang lebih 10 meter dari urugan kanan dan urugan kiri," tutupnya. (*)