Tribun Luwu Utara
Mau Pasang Pancing Ikan di Sungai Rongkong, Tamrin Kaget Lihat Mayat Mengapung
Pencarian terhadap Fivo sudah dihentikan Tim SAR Gabungan sejak Senin (23/8/2021) sore lantaran telah masuk hari ketujuh.
Penulis: Chalik Mawardi | Editor: Hasriyani Latif
TRIBUNLUTRA.COM, MALANGKE BARAT - Korban pincara terbalik di Kabupaten Luwu Utara, Sulawesi Selatan ditemukan.
Kapolsek Malangke Barat, Iptu Abdul Latif, mengatakan korban ditemukan oleh nelayan.
Nelayan tersebut adalah Tamrin, asal Dusun Tokatapi, Desa Cenning, Kecamatan Malangke Barat, Luwu Utara.
Ia menjelaskan, sekitar pukul 14.00 Wita, Tamrin hendak memasang pancing ikan di sekitar Sungai Rongkong.
Tepatnya di wilayah perbatasan Dusun Layar Putih, Desa Wara, Kecamatan Malangke Barat dengan Desa Salu Pao, Kecamatan Lamasi Timur, Kabupaten Luwu.
Tiba-tiba Tamrin melihat mayat mengapung di pinggir sungai.
"Pada saat hendak mengevakuasi mayat tersebut, kondisi arus air sangat deras dan dia (Tamrin) hanya seorang diri," katanya.
"Sehingga dia sengaja menghanyutkan mayat ke tempat yang tidak deras arasnya, lalu kembali ke kampung menyampaikan kepada warga," katanya.
Mayat kemudian dievakuasi oleh tim dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Luwu Utara.
"Jasad korban dimasukkan ke kantong mayat dan dibawa ke rumah duka untuk dimakamkan, kondisi mayat sudah mengeluarkan bau," tuturnya.
Diberitakan sebelumnya, Mahdiah Latifah alias Fivo (10) ditemukan dalam keadaan meninggal.
Fivo merupakan korban hilang akibat pincara terbalik di Sungai Rongkong, Desa Beringin Jaya, Kecamatan Baebunta Selatan, Kabupaten Luwu Utara, Sulawesi Selatan, Selasa (17/8/2021) lalu.
Sebagai informasi, pencarian terhadap Fivo sudah dihentikan Tim SAR Gabungan sejak Senin (23/8/2021) sore lantaran telah masuk hari ketujuh.
Komandan Pos SAR Basarnas Palopo, Maickel Marth Femy mengatakan upaya yang dilakukan tim SAR gabungan terhadap korban cukup maksimal.
Kendati mereka hanya berhasil menemukan satu dari dua korban hilang.
"Sejak dilaporkan hilang pada Selasa (17/8/2021) pekan lalu, kami langsung menerjunkan tim rescue untuk melakukan pencarian terhadap korban hilang, yakni Manasia dan Fivo," katanya.
"Manasia berhasil ditemukan pada hari ketiga, sementara Fivo hingga hari terakhir tidak ditemukan," sambungnya.
Maickel mengatakan, sesuai protap Basarnas pencarian korban hilang dilakukan selama tujuh hari sejak korban dilaporkan hilang.
"Dengan demikian setelah hari ketujuh operasi pencarian terhadap korban hilang dinyatakan dihentikan pukul 16.00 Wita," paparnya.
Sebelum operasi dihentikan, tim SAR gabungan masih melakukan pencarian di lokasi 1 hingga 2 kilometer dari lokasi kejadian pertama.
"Tadi masih dilakukan pencarian yang mana tempat tersebut dicurigai ada korban karena disitu ada bau dan disitupula banyak tumpukan kayu, sehingga tim menggunakan tali dan alat-alat lain," katanya.
"Selain itu ada tim yang melakukan infanteri dan mencari di sungai menggunakan perahu karet, hanya saja korban tidak ditemukan," tuturnya.(*)