Tanaman Porang
Panduan Bertanam Porang, Tanaman Umbi yang Berpotensi Membuat Petaninya Kaya Raya
Dalam waktu dekat, pemerintah berencana memproduksi beras dengan bahan dasar umbi porang.
TRIBUN-TIMUR.COM - Beberapa waktu lalu, Presiden Joko Widodo meminta kepada Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo untuk memperhatikan tanaman porang. Sebab, tanaman umbi ini diprediksi akan menjadi makanan pokok bagi manusia di masa mendatang.
Dalam waktu dekat, pemerintah berencana memproduksi beras dengan bahan dasar umbi porang.
Selain diprediksi sebagai makanan pokok, porang juga punya banyak manfaat misalnya sebagai bahan baku industri kosmetik dan obat-obatan.
Harga tanaman porang dapat mencapai Rp 10.000 per kilogram dapat mudah ditanam dan dibudidayakan.
Bahkan keuntungan yang didapat dari budidaya porang mencapai puluhan juta hingga miliaran rupiah. Berikut ini cara menanam porang dengan hanya bibit porang liar hingga untung Rp. 50 juta dari petani asal Nusa Tenggara Timur, Agustinus Adil (49).
Siapkan Lahan
Sebelum menanam porang, persiapkan lahan terlebih dahulu. Jika alang-alang dan rumput tumbuh di lahan tersebut, jangan disemprot dengan obat-obatan kimiawi.
Rumput dan alang-alang itu dibersihkan dengan sabit dan parang. Selanjutnya, rumput dan alang-alang yang sudah dibersihkan itu dibiarkan tergeletak di tanah.
Gali tanah dan buat terasering Setelah itu tanah yang akan ditanami porang digali. Jika semua itu sudah dilakukan, dilanjutkan dengan pembuatan terasering berbentuk horizontal.
Terasering bertujuan agar tanah tidak terbawa erosi saat musim hujan. Manfaat terasering selain menahan erosi saat musim hujan tiba, juga memudahkan petani untuk membersihkan tumbuhan liar yang tumbuh di sela-sela tanaman porang.
Intinya tanah harus dalam kondisi gembur. Jika ada batu kerikil, batu sedang, serta akar harus dibuang atau dipisahkan.
Siapkan bibit biji katak Kemudian siapkan bibit biji katak. Saat masuk ke penanaman, atur jarak tanam antar porang hingga 60 sentimeter. Jarak tanam bertujuan untuk mendapatkan umbi yang besar dan berat yang baik.
"Saya belajar (mulai) tahun 2010. Saat ini saya tanam umbi dan biji katak dengan cara menggali lubang kecil, tanpa digembur tanahnya. Hasilnya tidak banyak dan umbinya kecil serta tidak berat," ujar Agustinus saat dihubungi Kompas.com, Rabu (14/4/2021).
"Kemudian saya memakai cara lain dengan membuat terasering di lahan kemiringan di lereng bukit. Hasilnya memuaskan serta batang pohon porang sebagai tempat buah biji katak melimpah," ujar
Agustinus menambahkan. Proses pemupukan Agustinus menjelaskan, biarkan saja jika bibit sudah tumbuh. Ketika masuk pemupukan, siram dengan pupuk organik dari daun-daun kering.