Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Tribun Makassar

Pemkot Makassar Swab 2.089 Pengendara, 55 Dinyatakan Positif

Pemkot Makassar bekerja sama dengan TNI-Polri telah melakukan swab on the road selama sembilan hari sejak Kamis, 12 Agustus 2021 lalu.

Penulis: Andi Muhammad Ikhsan WR | Editor: Suryana Anas
TRIBUN-TIMUR.COM/ANDI MUHAMMAD IKHSAN WR
Pemeriksaan antigen di empat titik yaitu, Jalan Penghibur, Jalan Aroepala, Sudiang depan BPS, dan Jl. sultan Alauddin (Terminal Malengkeri), Makassar. 

TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR -- Pemkot Makassar bekerja sama dengan TNI-Polri telah melakukan swab on the road selama sembilan hari sejak Kamis, 12 Agustus 2021 lalu.

Berdasarkan data yang direkap tim Makassar Recover, sebanyak 2.089 orang telah dilakukan swab antigen. 

Diantara yang dites, sebanyak 55 orang ditemukan positif Covid-19.

Pemeriksaan antigen dilakukan di empat titik yaitu, Jalan Penghibur, Jalan Aroepala, Sudiang depan BPS, dan Jl. sultan Alauddin (Terminal Malengkeri), Makassar. 

"Sejak 9 hari kami lakukan Swab On The Road, berdasarkan data dari Dinas Kesehatan total diperksa sampai hari ini 2.089 orang dilakukan pemeriksaan antigen di sejumlah titik di perbatasan, 55 diantaranya positif," ujar Juru bicara Makassar Recover Dr. Natsir "Aloq" Desi, Jumat (20/08/2021).

Aloq menjelaskan, mereka yang terkonfirmasi covid akan dilakukan penelusuran kontak erat oleh tim Covid Hunter. 

"Yang ditemukan positif ada sebagian dari luar kota Makassar. Mereka yang positif ditindaklanjuti oleh Covid Hunter tentunya," katanya 

"Kemudian dilakukan tes swab PCR. Kalau nanti positif, baru kita arahkan isolasi mandiri di rumah atau ke isolasi apung," lanjutnya

Dr. Natsir "Aloq" Desi menegaskan untuk memutus mata rantai Covid Tim Makassar Recover akan terus turun melakukan Swab On The Road,.

"Kita tidak boleh lengah, masyarakat harus terus protokol kesehatan 5M, untuk memutus mata rantai Covid Tim Makassar Recover akan terus turun melakukan Swab On The Road," tutupnya.

Sementara, Kepala Dinas Perhunungan, Iman Hud menilai, penyekatan di perbatasan mampu menekan aktivitas masyarakat. 

Menurutnya, penyekatan perbatasan bukan berarti melarang aktivitas masyarakat. 

Namun, bagi Iman, hal itu untuk mengingatkan masyarakat agar menghindari keluar rumah dengan tujuan tak jelas.

"Kalau faktor kritikal dan esensial dia bisa keluar. Kita hindari keluar dengan tujuan tidak jelas. Kita di rumah kecuali dia cari nafkah kita biarkan seperti itu," jelasnya.

Di sisi lain, Iman menyebut Swab On The Road diperbatasan memiliki korelasi dengan tracing kasus Covid-19. 

Terlebih menggunakan aplikasi Silacak (Sistem Informasi Pelacakan).

"Silacak ini ketika sudah positif maka langsung isolasi terapung atau mandiri. Yang kita lacak itu yang OTG karena yang sakit tidak kita persoalkan dia pasti ke RS," terangnya

Sementara penggunaan Swab, kata dia, untuk mendeteksi seberapa banyak orang terpapar Covid-19. 

Hal itu untuk menghitung indeks positif rate.

"Apa yang dilakukan daerah adalah sejauh mana untuk cegah itu, makanya poinnya bagaimana men-tracing kasus Covid-19," kata Iman.

Bila ada yang ditemukan positif dari hasil Swab antigen, pemerintah akan mendatangi rumah warga. 

Lalu melakukan pelacakan pada orang terdekatnya sehingga bisa putus penyebaran.

"Setelah dia di Swab antigen kemudian dia positif, itukan belum konfirmatif. Untuk konfirmatif itu harus namanya PCR. Inilah yang dimaksud untuk naikkan point kita, masuk dalam Silacak yang merupakan program Panglima TNI - Polri yang merupakan kesepakatan Satgas Nasional," pungkasnya.

Laporan tribuntimur.com, AM Ikhsan

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved