Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Mutasi Pemprov Sulsel

'Kita Bukan Datang Cari Jabatan, Tapi Ingin Benahi Pendidikan', Mutasi Perdana Andi Sudirman Memanas

Padahal kata Husain, besar harapannya untuk berkontribusi demi kemajuan Sulsel. 

Editor: Saldy Irawan
Humas UNM
Menteri Pertanian (Mentan) RI Syahrul Yasin Limpo (kiri) dan Rektor UNM - Menteri Pertanian (Mentan) RI Syahrul Yasin Limpo dijadwalkan akan membawa kuliah umum di Universitas Negeri Makassar (UNM), Sabtu, 14 November 2020. 

TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR - Wacana mutasi pejabat eselon II di lingkup pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan masih memanas.

Terungkap sejak beredarnya surat Komisi Aparatur Sipil Negara (KASN) nomor: B- 2732 /KASN/08/2021 perihal Rekomendasi Hasil Uji Kompetensi PPT Pratama dalam rangka mutasi di lingkungan Pemprov Sulsel.

Salah satu pejabat yang namanya masuk dalam lingkaran mutasi ialah guru besar Universitas Negeri Makassar (UNM), Prof Jufri.

Informasinya, Prof Jufri akan dimutasi dari Kepala Dinas Pendidikan Sulsel menjadi Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata.

Meski surat dari KASN itu telah terbit, namun hingga saat ini Plt Gubernur Sulsel Andi Sudirman Sulaiman belum melaksanakan hasil uji kompetensi tersebut. 

Rupanya wacana ini telah sampai ditelinga Rektor UNM Husain Syam. 

Bagi Prof Husain, ia akan menarik Prof Jufri kembali ke kampus jika tak lagi menduduki jabatan Kepala Dinas Pendidikan. 

"Kalau bukan lagi di dinas pendidikan kita tarik ke kampus," tegas Husain kepasa Tribun-Timur.com lewat sambungan WhatsApp, Jumat (20/8/2021) malam.

Alasannya, sebagai kampus pencetak guru, SDM UNM hanya cocok di sektor pendidikan sesuai kompetensinya

Apalagi, saat mendaftar lelang jabatan sivitas UNM mendorong mantan Dekan Fakultas Psikologi tersebut untuk memilih satu pilihan saja, yakni Kepala Dinas Pendidikan.

"Dulu waktu mendaftar itu kan maksimal dua pilihan, tapi saya bilang jangan, satu saja khusus untuk bidang yang sesuai dengan kompetensi kita," tegasnya.

Kompetensi yang dimiliki Prof Jufri dianggap tak sesuai jika ditempatkan di Dinas Pariwisata.

"Kita bukan datang mencari jabatan, tapi kita hanya mau menyelesaikan masalah di sektor pendidikan," ungkapnya.

Lain halnya, jika Prof Jufri tetap akan berada di Pemprov Sulsel maka UNM tidak lagi memberi dukungan secara kelembagaan.

"Bisa kalau atas nama pribadi, tapi secara kelembagaan tidak mendukung, bukan lagi menjadi bagian kami sebagai tenaga pengajar di UNM," ujarnya.

Padahal kata Husain, besar harapannya untuk berkontribusi demi kemajuan Sulsel

Diketahui, Jufri dilantik pada Agustus 2020 lalu oleh Gubernur nonaktif Nurdin Abdullah di Rujab Gubernur.

Ia dilantik spesial secara terpisah dengan pejabat lainnya yang mengikuti lelang jabatan tahun 2020 lalu. 

Jufri merupakan satu-satunya akademisi UNM yang mendampingi kepemimpinan Nurdin Abdullah- Andi Sudirman Sulaiman.

Pertimbangan Nurdin Abdullah, mengangkat Jufri sebagai kabinetnya, antara lain nilai asessmen yang tinggi dari peserta lelang lainnya, juga berlatar belakang kampus pendidikan.

"Kami dan pak rektor telah membuat kesepakatan  bahwa UNM menjadi leader untuk mendorong pendidikan yang berkualitas di provinsi Sulawesi Selatan, bersama dengan kampus kampus yang lain," jelas NA saat melantik Jufri kala itu.

Nurdin mempercayai UNM menjadi garda terdepan dalam memperbaiki kondisi pendidikan di Sulsel

Dengan latar belakang pendidikan, sebagai psikolog diharapkan suasana di sektor pendidikan Sulsel semakin baik.

"Karena memang pendidikan itu kita tidak bisa melihat dari satu aspek saja, seluruh aspek. Sehingga kita butuhkan sosok yang memahami sektor pendidikan," tuturnya.  (*)
 

Sumber: Tribun Timur
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved