Kata None
100 Episode Kata None, Ikhtiar Irman Yasin Limpo Majukan UMKM
Program memperkenalkan pelaku Usaha mikro kecil menengah (UMKM) itu digagas oleh Irman Yasin Limpo atau akrab disapa None.
Penulis: Ari Maryadi | Editor: Suryana Anas
TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR -- Bertepatan Hari Ulang Tahun ke-76 Proklamasi Kemerdekaan, program Kata None genap jadi episode ke-100, Selasa (17/8/2021).
Program memperkenalkan pelaku Usaha mikro kecil menengah (UMKM) itu digagas oleh Irman Yasin Limpo atau akrab disapa None.
Selama 100 episode, None konsisten bicara tentang UMKM.
Ia tidak pernah menyinggung soal politik dalam perjalanan program Kata None itu.
Padahal dalam perjalanan 100 episode itu, None berstatus Calon Wali Kota Makassar.
Namun None rupanya tidak pernah bicara politik dalam programnya.
"Itu bedakan saya berpolitik bukan bandit politik, saya tahu idealisme ini ditaruh di mana, saya bisa bedakan ruang saya sebagai pemerhati UMKM, dan sebagai kontestan politik," kata None.
None menegaskan dirinya tahu mana batasan antara ruang politik dan ruang UMKM.
"Saya tahu harus bertarung di ruang mana, dan sampai batas mana. Tuhan ciptakan banyak hal di dunia ini kita sisa beriktiar untuk capai hal-hal itu," katanya.
None, sapaan, bercerita, program itu berawal dari keinginan mengisi waktu di masa PSBB pada awal pandemi covid-19 lalu.
Tak disangka, bermula iseng-iseng program None rupanya sangat berefek bagi pedagang burasa ataupun pedagang peye.
Produk mereka akhirnya dikenal luas masyarakat. Bahkan mereka kebanjiran pesanan.
Atas dasar itu None akhirnya konsisten menggarap program tersebut untuk membantu para UMKM.
"Pertama karena saya anggap ini ngobrol biasa saja tidak ada beban apakah, orang anggap saya tidak mampu ya wajar karena saya bukan presenter, tapi akhirnya sedikit demi sedikit lebih lepas ya Alhamdulillah," katanya.
"Saya terus terang apa yang saya katakan saya merasa itu pikiran saya yang saya harap orisinal saya berpikir," sambungnya.
Lalu apa yang membuat None buat acara itu, apa yang ingin ia capai?
"Awalnya terkurang gara-gara PSSB, tidak ada dibuat, tidak bisa ketemu orang, saya coba dengan penjual buras, ternyata penjual ketupat itu yang pesan banyak sekali, ada efek," katanya.
Padahal ini ngobrol main-main saja, jadi awalnya pemesan biasanya hanya 200 ini langsung jadi ribuan, 5 ribu.
Kedua ini mirekel saja, episode kedua sama penjual peye yang kanting sekolah, karena libur sekolah tidak jual akhirnya tutup, ngobrol itu tiba-tiba laku jauh lebih banyak.
None mengatakan, penjual itu melakunnya awalnya jualan di sekolah bungkusan plastik dia akhirnya pakai toples dipesan rumah ke rumah, itu hari sampai 700 toples dalam satu episode ke episode selanjutnya.
Bahkan pedagang itu kirim 10 toples ke rumah None, itu berkembang di jualan baku kaos ada anak muda minta laku juga baku kaosnya, itulah akhirnya sedikit lebih serius dari main-main ini ternyata ini ruang yang sangat bagus untuk kita berbagai di suasana PSBB.
None juga menceritakan alasannya bekerja sama dengan Tribun Timur.
Ceritanya ngobrol lepas saja, kemudian ada kesamaan visi, Tribun juga fokus dan menaruh perhatian pada UMKM.
None pikir ini bagus kerja samanya, karena tentu kalau media punya analisis kuat terhadap produk, punya sistem bagaimana parameter UMKM dan promosikan.
Bagi None, Tribun punya standar akhirnya by konten atau tidak, Tribun pasti punya kekuatan agar lebih dikenal. Jadi kesamaan itu.
Laporan Kontributor TribunMakassar.com @bungari95