Tribun Makassar
Musda Demokrat Sulsel Dijadwalkan Oktober, DPP Pilih Ilham Arief Sirajuddin atau Nimatullah?
Hal ini disampaikan Kepala Badan Pembina Organisasi, Kaderisasi, dan Keanggotaan (BPOKK) DPP Partai Demokrat, Herman Khaeron.
Penulis: Ari Maryadi | Editor: Sudirman
TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR - Musyawarah Daerah (Musda) Partai Demokrat Sulsel akan diadakan pada Bulan Oktober 2021.
Hal ini disampaikan Kepala Badan Pembina Organisasi, Kaderisasi, dan Keanggotaan (BPOKK) DPP Partai Demokrat, Herman Khaeron.
Forum tertinggi tingkat provinsi Sulsel itu akan memilih ketua dan membentuk kepengurusan baru masa bakti lima tahun ke depan.
Sejauh ini Surat Keputusan (SK) Kepengurusan Ni'matullah dkk akan berakhir pada Desember 2021.
"Mungkin musda sekitar bulan Oktober," kata Herman saat dihubungi Tribun Timur Jumat (13/8/2021).
Herman melihat, persaingan perebutan pucuk pimpinan Partai Demokrat Sulsel sejauh ini berlangsung dinamis.
Dua nama bersaing yaitu petahana Ni'matullah dan mantan Wali Kota Makassar dua periode Ilham Arief Sirajuddin.
IAS sejatinya juga pernah memimpin Partai Demokrat Sulsel pada 2010 hingga 2014 lalu.
Ditanya soal persaingan IAS dan Ni'matullah, Herman mengatakan DPP di bawah kepemimpinan Agus Harimurti Yudhoyono membuka kesempatan bagi siapapun kader bersaing secara sehat.
Menurutnya, DPP Partai Demokrat akan memproses pesaingan secara demokratis.
"Sejauh ini memang masih dinamis, siapapun silakan untuk berkompetisi secara sehat dan kami proses secara demokratis," kata Herman.
Gelaran Musyawarah Daerah Partai Demokrat Sulawesi Selatan (Sulsel) masih menantikan jadwal dari Dewan Pimpinan Pusat (DPP).
Sejauh ini, dari 11 partai politik pemilik kursi parlemen DPRD Sulsel, Partai Demokrat satu-satunya parpol yang belum melakukan musyawarah daerah.
Pada 2022 mendatang, tahapan awal pemilu 2024 akan dimulai yaitu verifikasi partai politik peserta pemilu 2024.
Gelaran Musyawarah Daerah Partai Demokrat Sulawesi Selatan berpeluang mempertemukan pertarungan Ullah melawan Ilham Arief Sirajuddin.
Baik IAS maupun Ni'matullah Erbe secara terbuka sudah menyatakan keinginannya maju bertarung.
Pertarungan IAS melawan Ni'matullah akan diselesaikan di tingkat Dewan Pimpinan Pusat (DPP), bukan lagi sistem voting atau pemungutan suara seperti Musda 2016 lalu.
24 ketua DPC se-Sulsel, ditambah 1 suara DPD, dan 1 suara DPP memilih maksimal 3 calon ketua.
Selanjutnya, 3 calon ketua nantinya akan dipilih oleh Ketua Umum Agus Harimurti Yudhoyono, Sekretaris Jenderal Partai Demokrat, dan BP OKK DPP Demokrat.
Dalam sejumlah kesempatan, IAS mengungkapkan punya ide dan gagasan kepemimpinan yang belum tuntas di Partai Demokrat.
Hal itu menjadi motivasi mantan Wali Kota Makassar dua periode itu ingin memimpin kembali Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Partai Demokrat Sulawesi Selatan.
Aco, sapaan, mengatakan punya tekad membawa Partai Demokrat memenangi pemilihan legislatif tingkat provinsi Sulawesi Selatan.
Aco yang terpilih memimpin Partai Demokrat tahun 2010 lalu mengundurkan diri pada 2014 akibat kasus hukum di Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).
"Alasan saya maju musda karena saya pernah memimpin Demokrat tapi tidak tuntas, belum tuntas ide dan gagasan saya. Ada hal yang harus dituntaskan," katanya.
"Seandainya saya tidak bermasalah hukum tahun 2014, saya yakin kita bisa dapat ketua DPRD Sulsel di Pemilu 2019," ujarnya.
Pria kelahiran Gowa 16 September 1965 itu mengaku punya rasa keterpanggilan untuk membawa Partai Demokrat jadi pemenang pemilu di Sulsel.
Ia mengatakan partai berlambang segitiga mercy itu punya peluang jadi pemenang pemilu jika dikelola dengan baik.
Aco meyakini sejumlah strategi yang pernah ia bangun saat memimpin Partai Demokrat masih relevan ke depan.
"Berdasarkan kejadian politik mendalam, saya berkesimpulan, kalau saya diberi kesempatan Insyaallah saya bisa bawa Partai Demokrat jadi pemenang pemilu," ujarnya.
Sementara itu Ni'matullah Erbe juga menyatakan keinginannya melanjutkan kepemimpinan Partai Demokrat Sulsel.
Namun Ullah, musda adalah ajang konsolidasi kader untuk memperkuat struktur dan infrastruktur partai, tidak boleh jadi ajang pertarungan yagn menyebabkan perpecahan.
"Belum sementara ini (konsolidasi DPC). Saya selalu bilang musda itu momentum konsolidasi, memperkuat kader, solid, tingkatkan respon kepada masyarakat. Kita tetap on the track pada cara berpikir itu," katanya.
Laporan Kontributor TribunMakassar.com @bungari95