Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Tribun Makassar

Hingga Usia Senja, KH Nasruddin Razak Tak Henti Mengajar di Kampus

Sejatinya Kiai Nas sudah pensiun sebagai dosen PNS di Unhas pada tahun 2003. Ketika itu ia pensiun sebagai abdi negara di umur 65 tahun. 

Penulis: Ari Maryadi | Editor: Saldy Irawan
Muhammadiyah
Penasihat Pimpinan Wilayah Muhammmadiyah (PWM) Sulsel, KH Nasruddin Razak. (Foto Muhammadiyah) 

TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR -- Ulama Muhammadiyah Sulawesi Selatan KH Nasruddin Razak wafat pada usia 83 tahun, Jumat (6/8/2021) pagi.

Kepergian Kiai Nas meninggalkan duka mendalam bagi Muhammadiyah Sulsel.

Hingga usia senjanya, Kiai Nas masih aktif mengabdikan diri memberikan kuliah dan pengajian.

Sejatinya Kiai Nas sudah pensiun sebagai dosen PNS di Unhas pada tahun 2003. Ketika itu ia pensiun sebagai abdi negara di umur 65 tahun. 

Setelah pensiun selaku pegawai negeri sipil, ia menjadi dosen tetap di Universitas Muhammadiyah Makassar. Ia mengampu mata kuliah Al-Islam Kemuhammadiyaan.

Ia juga menjadi Dosen Luar Biasa di Akademi Perawat (AKPER) Muhammadiyah Makassar. 

Di STISIP Muhammadiyah Sidrap, ia adalah dosen Mata Kuliah Pemikiran Politik Islam. Bagi Nasruddin Razak, guru, dunia pendidikan, dunia tabligh adalah habitatnya.

"Sebelum wafat Kiai Nas masih aktif masih di Unismuh Makassar. Selama pandemi, Kiai Nas sudah jago mengajar daring pakai HP. Sayang waktu rumahnya terbakar, HP mengajarnya ikut terbakar," kata Ketua Majelis Pustaka PW Muhammadiyah Sulsel Hadi Saputra saat dihubungi Tribun Timur Jumat (6/8/2021) malam.

Kiai Nas merupakan sahabat dari tokoh nasional Nurcholish Majid atau akrab disapa Cak Nur.

Selama kuliah di Yogyakarta, Kiai Nas banyak berinteraksi dengan Nurcholish Majid.

Cak Nur saat itu menjabat Ketua Umum PB HMI, sementara Nas menjabat Ketua HMI Cabang Yogyakarta.

Bahkan, setiap berkunjung ke Yogya, Cak Nur sering menginap di kamar kos Nasruddin. 

Cak Nur senang berkunjung kesana, karena Nasruddin memiliki koleksi buku yang cukup banyak. Setiap datang, Cak Nur sering begadang membaca buku-buku tersebut.

Kiai Nas banyak melahirkan berbagai karya tulis.

Seperti Islamologi (Diktat th. 1969-1971), Dienul Islam, Ibadah Shalat Menurut Sunnah Rasul, Ibadah Puasa, Metodologi Dakwah, Pemikiran Politik Islam.(*)

Laporan Kontributor TribunMakassar.com @bungari95

Sumber: Tribun Timur
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved