Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Tribun Toraja

Nenek Sebatang Kara di Rantetayo Meninggal, Dalam Gubuknya Ditemukan Uang Rp42 Juta

Maria, seorang nenek yang tinggal disebuah gubuk di Pasar Rantetayo, Tana Toraja meninggal dunia. 

Penulis: Tommy Paseru | Editor: Sudirman
Medsos
Nenek Sebatang Kara di Rantetayo Tana Toraja Meninggal di Dalam Rumahnya Ditemukan Uang Rp 42 Juta 

TRIBUNTORAJA.COM,RANTETAYO- Maria, seorang nenek yang tinggal disebuah gubuk di Pasar Rantetayo, Tana Toraja meninggal dunia. 

Nenek selama ini hidup sebatang kara meninggal pada Senin (1/8/2021). 

Awalnya, Maria ditemukan warga di dalam gubuknya dalam kondisi yang lemah. 

Warga kemudian membawa Maria ke rumah sakit. 

Namun saat dalam perjalanan, Maria meninggal dunia. 

Sementara, di gubuk sederhana tempat Maria tinggal ditemukan uang yang jumlahnya mencapai puluhan juta rupiah.

Uang tersebut terdiri dari pecahan 2.000, 5.000 dan 10.000. 

Camat Rantetayo, Bruno Sallata mengatakan, jumlah uang yang ditemukan di gubuk Maria sebanyak Rp 42.700.000. 

Uang itu ditabung Maria semasa tinggal di gubuk sederhananya. 

"Jumlahnya 42.700, uang ini dikumpulkan Maria dari hasil membantu-bantu warga di pasar semasa hidup," ungkap Bruno via telefon Senin (2/8/2021) malam. 

Ia menjelaskan, uang itu seluruhnya akan digunakan untuk keperluan pemakaman Maria. 

Seperti membeli peti dan untuk membuat kuburan. 

"Kami pemerintah setempat dan tokoh masyarakat sudah bicara, bahwa semua uang itu akan digunakan untuk keperluaan pemakaman almarhum Maria," paparnya. 

Maria akan dimakamkan pada Selasa (3/8/2021) besok di Dusun Tina', Rantetayo

"Sebenarnya hari ini, tapi karena kuburannya belum selesai karena di cor, jadi pemakannya dilaksanakan besok," jelasnya. 

Bruno menambahkan, Maria sudah kurang lebih 30 tahun tinggal di gubuk tersebut. 

Ia pertama kali terlihat di Rantetayo pasca konflik di Desa Dandang, Kecamatan Sabbang, Kabupaten Luwu Utara pada 1993 lalu.

Warga menduga Maria adalah salah warga Desa Dandang yang datang ke Toraja untuk menghindari konflik.

Saat pertama kali tiba di Rantetayo, Maria tinggal di Pos Ronda depan jalan masuk Bandara Pongtiku. 

Melihat Maria, Pemerintah Kelurahan Rantetayo lalu membangunkan gubuk sederhana di sudut Pasar Rantetayo yang ditinggalinya hingga menghembuskan nafas terakhir.(*)

Laporan Kontributor : TribunToraja.Com,@b_u_u_r_y 

Sumber: Tribun Timur
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved