Tribun VIP
Diungkap Sang Ayah, Rahmat Erwin Tak Miliki Tempat Latihan Setelah Stadion Mattoanging Dirobohkan
Kesuksesan yang diraih oleh anak mantan atlet angkat besi Indonesia, Erwin Abdullah dan Ami AB ini tidaklah mudah.
Penulis: Kaswadi Anwar | Editor: Hasriyani Latif
TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR - Lifter atau atlet muda angkat besi Indonesia, Rahmat Erwin Abdullah sukses mempersembahkan medali perunggu bagi Indonesia di Olimpiade Tokyo 2020 pada Rabu (28/7/2021).
Pemuda asal Makassar ini tampil mengesankan di olimpiade pertamanya di kelas 73 kilogram angkat besi.
Dia membukukan total angkatan 342 kilogram dengan rincian snatch 152 kilogram dan clean & jerk 190 kilogram.
Namun, kesuksesan yang diraih oleh anak mantan atlet angkat besi Indonesia, Erwin Abdullah dan Ami AB ini tidaklah mudah.
Tempat berlatihnya dulu di salah satu sudut ruangan di Stadion Mattoanging telah tiada.
Seiring Stadion Mattoanging yang dirobohkan sejak Oktober tahun lalu.
Ayah sekaligus pelatih Rahmat Erwin, Erwin Abdullah berkelakar, anaknya adalah satu-satunya lifter yang mencapai olimpiade yang tidak memiliki tempat latihan.
Hal ini ia ungkapkan dalam bincang virtual Tribun VIP, Sabtu (31/7/2021)
"Hebatnya, sekarang Rahmat satu-satunya lifter capai olimpiade yang tak punya tempat latihan," kelakarnya.
Stadion Mattoanging telah dibongkar.
Padahal di salah satu ruangan di stadion tersebut sebagai tempat latihan Rahmat Erwin.
"Tadinya di Mattoanging. Kita latihan di tempat ruang ganti PSM. Digeser ke samping dulu bekas kamar mandi, masuk dari samping untuk naik ke tribun atas. Kita latihan di situ," ungkapnya.
Itu pun dengan kondisi yang terbatas dengan penerangan, sehingga ia memasang sendiri lampu petromaks agar tetap bisa berlatih.
"Dari kecil latihan di situ. Sempat beberapa bulan masih ada penerangan. Kita berhenti dan masuk lagi sudah tak ada penerangan lampu. Jadi kita akali dengan lampu petromaks. Kita harus jalan terus," ungkapnya.
Setelah tak lagi tempat latihan di Stadion Mattoanging, Rahmat Erwin menjalani latihan persiapan olimpiade di Jakarta.
Sempat kembali ke Makassar Desember 2020. Tak adanya tempat latihan memaksanya hanya latihan di rumah.
"Jadi kalau dibilang lantai hancur, dinding retak, jangan dibilang lagi, tapi tidak apa apa, karena kita punya impian untuk dicapai," ucapnya.
Erwin Abdullah beserta sang anak bakal kembali ke Indonesia 4 Agustus mendatang.
Setelah itu menjalani isolasi mandiri lalu ke Makassar.
Namun, ada kekhawatiran tidak adanya lagi tempat latihan.
Pasalnya, menurut Erwin, 2x24 jam atlet angkat besi tidak latihan kualitas otot akan menurun.
Untuk memulihkan, butuh waktu satu minggu latihan.
"Balik ke daerah latihan di mana. 2x24 jam atlet besi tidak latihan, kualitas otot menurun. Recovery butuh waktu satu minggu. Jika lama tidak berlatih, akan semakin menurun," terangnya.
Pemda Belum Perhatikan Kejuaraan Single Event
Rahmat Erwin bukan kali ini meraih prestasi. Sebelum meraih perunggu di Olimpiade Tokyo, pemuda 20 tahun ini telah meraih prestasi bergensi.
Ia menyabet medali emas di Sea Game Filipina 2019. Medali emas di Asian Junior Championship di Korea Utara 2019 serta medali emas di Asia Junior Championship di Tashkent 2020 serta medali perunggu di Asian Championship di Tashkent 2021.
Namun, namanya baru menjadi perbincangan di daerah asalnya setelah meraih perunggu di Olimpiade Tokyo.
Erwin Abdullah mengatakan untuk kejuaraan single event pihak daerah tidak terlalu melihat.
Padahal kejuaraan yang diikuti oleh anaknya di Pyongyang, Korea adalah kejuaraan Asia. Bahkan meraih tiga emas dan memecahkan rekor Asia.
"Untuk di daerah tidak berharga itu, tapi kalau daerah lain sudah luar biasa. Kalau daerah kita single event dianggap biasa, daerah kita menghargai kalau mutlti event, seperti PON, Sea Games dan Olimpiade," ujarnya.
"Sekarang semua dikembalikan kepada daerah, mau diapakan kita ini. Daerah sudah hebat sudah menjanjikan, bagi kami itu sudah luar biasa, bahkan di luar ekspektasi kami. Daerah berikan sesuatu tak tanggung-tanggung kalau multi event," pungkasnya.(*)