Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Tribun VIP

Viral Sumbang Rp 1 M, Wawancara Khusus Nurlinda Dwi Sukti: Ingin Bermanfaat, Tak Mau Dimanfaatkan

Pengusaha muda Makassar Nurlinda Dwi Sukti (27) mendonasikan dana pribadinya Rp 1 miliar warga terdampak pandemi Covid-19.

Penulis: Rudi Salam | Editor: Suryana Anas
Youtube Tribun Timur
Nurlinda Dwi Sukti (kanan), saat menjadi narasumber di program Tribun VIP seri #20, Rabu (2872021) 

TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR - Pengusaha muda Makassar Nurlinda Dwi Sukti (27) menunjukkan sikap mulia mendonasikan dana pribadinya membantu warga terdampak pandemi Covid-19.

Pengusaha kosmetik itu mendonasikan uangnya sebesar Rp 1 miliar.

Donasi tersebut diperuntukkan bagi warga terdampak Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM). 

Tribun Timur melalui program Tribun VIP seri #20, Rabu (28/7/2021), berhasil mengupas sosok dan keseharian Nurlinda.

Acara yang dipandu oleh Hasim Arfah ini disiarkan secara langsung melalui Youtube dan Facebook Tribun Timur.

Jurnalis Tribun Timur, Rudi Salam merangkum obrolan Tribun VIP itu dalam bentuk wawancara khusus. Berikut petikan wawancaranya:

Bagaimana sekarang aktivitasnya?

Nurlinda: Sampai sekarang masih sibuk berbagi, sempatkan beberapa titik gitu.

Kemarin sampai sekarang bingung karena saya dasarnya bisnis, cuman sempat story di Instagram untuk kegiatan bisnis sambil melihat kegiatan sekarang yang resah, soal pandemi yang dirasa sudah hampir dua tahun.

Selain aktivitas berbagi, aktivitas bisnis jalan juga?

Nurlinda: Iya. Sampai sekarang masih menjalankan bisnis dan berbagi. Usaha saya lebih bermanfaat ke orang-orang. Prinsipnya entah apa itu yang saya kerjakan, tujuannya membantu masyarakat Indonesia dengan membuka peluang kerja, terkendala dana, sama benar-benar support ibu rumah tangga. Ibu rumah tangga sebenarnya bisa berpenghasilan dari rumah tapi kebanyakan mereka tidak menyadari. Persoalan tentang berbagi saya mengajak teman-teman karena penting untuk kita berbagi. Ibaratnya jangan menunggu bantuan dari atas, kita dulu yang memulai bantuan ke diri kita sendiri, teman-teman dan lingkungan kita.

Katanya bukan cuma ini, tahun-tahun sebelumnya juga?

Nurlinda: Jadi bagi-bagi 1 miliar itu program kedua, jadi uang besar yang keluar itu tahun kedua.

Tahun 2020 itu sempat 1 miliar juga tapi di luar itu, kami rutin berbagi setiap hari Jumat. Bukan karena pandemi kami rutin berbagi, itu kebiasaannya.

Cuman angkanya dibuat besar karena harus menyentuh masyarakat yang bisa dibantu.

Selain bantuan 1 miliar, ada juga bantuan modal usaha 5 miliar. Ini bagaimana bentuknya nanti?

Nurlinda: Jadi 5 miliar itu untuk 5 ribu orang, satu orang, satu juta. Difasilitasi jalan usaha.

Diutamakan teman-teman sosial media saya, bakal diajarin, terus dimaksimalkan dan diberikan modal.

Itu total sekarang sudah sampai 17,8 miliar, itu di luar 5 miliar lagi.

Intinya selama saya bisa membantu orang-orang yang mau berpenghasilan itu pasti saya fasilitasi, yang penting amanah.

Artinya, risiko usahanya di situ yah?

Nurlinda: Ya, risiko. Ada yang tidak bayar. Jadi saya anggap risiko saya, yang penting tidak saya rugikan.

Risiko orang yang menghilangkan kepercayaan saya sebenarnya yang rugi itu bukan saya, tapi mereka.

Saya modalin mereka satu juta, kalau mereka amanah itu mereka bisa berpenghasilan ratusan juta perbulan, bhkan sampai miliran gitu. Soal kerugian itu ada, setidaknya saya sudah berbuat baik kepada mereka.

Di kepala saya cuman modal awal saya cuman 500 ribu rupiah sampai sekarang. Kalaupun berapa miliar nda kembali, saya anggap itu risiko dan bukan kerugian.

Ekspansi usahanya sejarang ini bagaimana?

Nurlinda: Jadi untuk bisnis saya sudah tersebar di seluruh Indonesia.

Sampai di pulau-pulau, bahkan sampai ke luar negeri, ada Hongkong, Arab, Malaysia, Singapura, dan beberapa negara lainnya.

Bisa dijelaskan sedikit, bisnisnya itu bagaimana?

Nurlinda: Jadi bisnis ini bisnis non kerugian PT Affor Neo Jaya jadi kosmetik viral, bergerak di bidang kosmetik, merangkul seluruh kalangan.

Seluruh kalangan difasilitasi, berapa pun modal yang dimasukkan dijamin tanpa kerugian, berani.

Misal mereka mau berhenti, terus balikin barang saya, saya balikin uangnya 100%. Jadi nda seperti bisnis-bisnis lainnya.

Saya tidak mau berbisnis merugikan orang lain.

Prinsip hidup saya, saya mau bermanfaat tapi tidak mau dimanfaatkan.

Benar-benar mau buat orang sadar kalau mereka mampu, tapi mereka tidak tahu jalannya, dan tidak punya modal.

Saya mengabdi kepada orang-orang bahwa mereka sebenarnya bisa berpenghasilan, semaksimal mungkin saya bisa membuka peluang kerja.

Kenapa bisa berpikir seperti itu, apa kira-kira pengalaman hidup atau apa?

Nurlinda: Perusahaan saya ini saya ambil tiga sistem.

Pertama itu saya ambil positifnya dari multilevel tapi sebenarnya bukan multilevel, yaitu saya memberi apresiasi ke orang-orang, seperti jalan-jalan gratis, umroh.

Lewat perusahaan saya, mereka ada karyawan saya, jadi ada status.

Pengalaman pribadi kenapa saya bikin PT, karena tetangga saya bilang itu Dwi paling sebentar, nda ada sebentar, percuma tinggi-tinggi nda ada status. Makanya saya bikin PT. 

Kenapa kosmetik, karena saya pernah jadi karyawan salah satu bank, di situ kita pergi pagi pulang malam, mungkin karena saya baru dan berprestasi langsung disentimen, katanya ngambil database senior.

Jadi saya harus mencari tempat saya dihargai, prestasi itu dihargai. Di situ saya berpikir tidak mau jadi karyawan, saya mau jadi pengusaha. Jauh sebelum itu saya pernah jadi penjual air minum door to door, panas-panas, hujan-hujan. Saya sempat ikut beberapa bisnis lagi, pelajari kekurangannya.

Dwi anak polisi, pernah ingin jadi polisi?

Nurlinda: Pernah mau jadi polwan tapi kurang tinggi, jadi banting stir.

Mau jadi dokter tapi biayanya tinggi, ratusan juta.

Nga jadi polwan nda apa-apa, yang penting sekarang membantu, mungkin itu hikmahnya.

Pernah mau kredit rumah tapi ditolak, karena dianggap tidak mampu, tidak ada uangnya.

Keunggulan produknya apa, kenapa bisa booming begini?

Nurlinda: Lebih menjual ke sistemnya, betul-betul orang yang dari modal ratusan ribu bisa jadi miliaran, terus produknya hasilnya maksimal dan harganya terjangkau.

Dari pertama launching 2018 sampai sekarang nda ada menurun, stabil.

Saya jaga barang nda boleh membludak di masyarakat untuk menjaga harga.

2019 itu saya umrohkan 200 orang.

Ada keluarga dan tim, guru mengaji, imam masjid, benar-benar yang mau umroh.

Siapa panutan dalam berbisnis?

Nurlinda: Panutan ya papi, orang tua saya karena mengajarkan saya tolong seperti padi. Semakin berisi, semakin tunduk.

Saya sangat suka orang tua saya karena dia selalu bilang jangan pernah lupa orang-orang yang membantu kita di masa lalu.

Itu sampai saya lihat orang susah, mereka sembunyi di dapur, nda ada uang untuk beli ini, itu saya terpukul. Alhamdulillah saya tempatkan mereka sebagaimana dia rawat saya saat bayi.

Mungkin ada pesan-pesan yang ingin disampaikan?

Nurlinda: Buat teman-teman, kalau bukan kalian siapa lagi yang membantu mereka, siapa lagi yang membantu keluarga kalian, kalau bukan sekarang, kapan lagi mau ubah diri kalian untuk ubah dari masa lalu. (*)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved