Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Corona

Epidemiolog Prediksi Puncak Corona Terjadi Pada Agustus, WHO Ungkap Cara Ampuh Hindari Infeksi

Kasus infeksi dan kasus kematian akibat Covid-19 di Tanah Air mengalami lonjaka drastis benrapa pekan terakhir.

Editor: Ansar
Dok. Pribadi
Epidemiolog dari Griffith University Australia, Dicky Budiman pun memperingatkan Indonesia soal puncak kasus infeksi Covid-19 pada Agustus 2021 ini. 

TRIBUN-TIMUR.COM - Pandemi Virus Corona kini melanda Indonesia selama kurang lebih 1,5 tahun.

Kasus infeksi dan kasus kematian akibat Covid-19 di Tanah Air mengalami lonjaka drastis benrapa pekan terakhir.

Meski terus mengalami lonjakan, ternyata kasus corona  belum mencapai puncak gelombang pandemi Covid-19.

Epidemiolog dari Griffith University Australia, Dicky Budiman pun memperingatkan Indonesia soal puncak kasus infeksi Covid-19 pada Agustus 2021 ini.

Dicky mengatakan kemungkinan di awal Agustus, Indonesia akan mengalami beban di layanan fasilitas kesehatan, khususnya di Pulau Jawa, Bali, dan Madura yang merupakan episentrum penyebaran Covid-19.

“Saat ini kita dalam hitungan terakhir, tidak jauh dari hari ini kita akan mencapai puncak dari kasus infeksi. Kemudian, mungkin 3 hingga 4 hari kemudian di awal Agustus, masih antara tanggal 3 hingga 4 Agustus, beban terbesar di fasilitas Kesehatan akan dialami,” kata Dicky kepada Tribunnews, Minggu (25/7/2021).

“Kalau kita bicara puncak, kondisi episentrumnya ya di Jawa, Bali dan Madura, bebannya akan terasa di situ,” lanjutnya.

Sekira 2 minggu setelahnya, Indonesia akan mencapai angka tertinggi dari kasus kematian yang bisa lebih dari 2000 kasus.

Namun, puncak itu baru hanya diketahui di Pulau Jawa, Bali, dan Madura.

Lanjut dia, perlu ada perhatian dan upaya mitigasi juga di luar pulau Jawa dan Bali.

Indonesia merupakan negara kepulauan, sehingga menurut Dicky pola kurva dipengaruhi kondisi di pulau-pulau besar lainnya.

Sehingga, persiapan mitigasi penanganan pandemi juga dibutuhkan di luar Pulau Jawa, Bali, dan Madura.

“Negara kita negara kepulauan yang memiliki pulau-pulau besar, sehingga pola kurva berikutnya akan dipengaruhi pola kondisi di pulau-pulau besar lainnya. Oleh karena itu saat ini pemerintah pusat dan daerah di luar Jawa itu harus melakukan persiapan dan mitigasi. Supaya apa yang terjadi di jawa tidak terjadi di luar Jawa,” ujar Dicky.

Epidemiolog tersebut mengatakan jika penyebaran virus terjadi secara masif di luar Jawa, Bali, dan Madura dampaknya akan sangat serius.

Mengingat ada banyak keterbatasan aspek dan sistem yang berbeda di daerah di luar Pulau Jawa, Bali, dan Madura.

“Akan ada keterbatasan di aspek layanan kesehatan dan SDM dan sistem lainnya yang jauh berbeda dibandingkan di Jawa dan Bali,” kata Dicky.

Pencegahan virus corona menurut WHO

Halaman 1 dari 3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved