Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Tribun Makassar

BOR ICU RSKD Dadi Hampir Penuh, Capai 90 Persen

Upaya lain untuk melakukan penanganan terhadap pasien covid-19, RSKD Dadi juga telah menyiapkan sepuluh kamar High Care Unit (HCU). 

Penulis: Siti Aminah | Editor: Hasriyani Latif
Bidang Humas RSKD Dadi Sulsel
Gedung RSKD Dadi Sulsel di Makassar 

TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR - Kapasitas tempat tidur ICU di Rumah Sakit Khusus Daerah (RSKD) Dadi Provinsi Sulawesi Selatan, untuk perawatan covid-19 hampir penuh.

Direktur RSKD Dadi Makassar, Arman Bausat mengatakan Bed Occupancy Rate (BOR) ICU sudah 90 persen.

Dari 10 tempat tidur yang tersedia, sembilan di antaranya sudah terisi.

Untuk mengantisipasi tingginya pasien ICU, pihaknya akan menambah tempat tidur.

"ICU sekarang sudah capai 90 persen, kami rencana mau tambah lima kamar ICU," beber Arman Bausat kepada tribun-timur.com, Minggu (25/7/2021).

Upaya lain untuk melakukan penanganan terhadap pasien covid-19, RSKD Dadi juga telah menyiapkan sepuluh kamar High Care Unit (HCU). 

Merupakan kamar inap untuk pasien yang membutuhkan kontrol dan pengawasan ketat.

"Kemarin kami sudah siapkan HCU, itu levelnya lebih rendah dari ICU," jelasnya.

Menurutnya, kamar HCU tersebut akan ditempati pasien dari kamar isolasi biasa yang merujuk ke gejala berat, sembari menunggu adanya tempat tidur ICU yang kosong.

Adapun total tempat tidur isolasi biasa untuk pasien covid-19 sebanyak 220 unit.

98 di antaranya terisi artinya masih ada sekira 122 kamar yang kosong.

"BOR rawat inap (isolasi biasa) kurang dari 50 persen, kalau ICU 90 persen. Tapi mudah-mudahan tidak bertambah," tutupnya.

Sebelumnya, Plt Gubernur Sulsel Andi Sudirman Sulaiman mengatakan akan mempersiapkan 2.000 tempat tidur (TT) untuk isolasi dan ICU.

"Saya sudah perintahkan agar konversi TT di RS disiapkan jika BOR melewati 75 persen," ucapnya.

Pihaknya menyiapkan RSU Sayang Rakyat dan Asrama Haji Sudiang sebagai extended rooms bagi RS untuk isolasi.

Asrama Haji Makassar Siapkan Lima Wisma

Asrama Haji Makassar siap dijadikan tempat isolasi pasien Covid-19.

Hal itu disampaikan Kepala Kanwil Kementerian Agama Provinsi Sulawesi Selatan H Khaeroni ketika menerima kunjungan staf ahil bidang kesehatan Pemprov Sulsel di Asrama Haji Sudiang Makassar, Sabtu (24/7/2021) siang.

Dalam kunjungannya, staf ahli kesehatan yang diketua Prof dr Budu memboyong tujuh direktur rumah sakit milik Pemprov Sulsel.

Tujuannya untuk meninjau fasilitas yang dimiliki Asrama Haji Makassar jika sewaktu-waktu digunakan sebagai tempat penampungan pasien covid-19.

Prof Budu, yang juga menjabat dekan Fakultas Kedokteran Unhas, menyampaikan bahwa langkah antisipatif perlu diambil mengingat grafik pengidap Covid-19 di Sulsel terus naik.

Dimana dibutuhkan tempat alternatif selain rumah sakit yang telah menjadi rujukan covid-19 selama ini. 

"Kita harus mengantisipasi kalau terjadi penambahan pasien yang ringan atau penderita tanpa gejala, dan Asrama haji ini fasilitasnya sangat lengkap bahkan kamarnya setara kamar hotel sehingga sangat layak dijadikan tempat isolasi mandiri bagi pasien Covid tanpa gejala (OTG) atau gejala ringan," ucap Prof Budu ketika meninjau Wisma Uhud dan Wisma Shafa Asrama Haji Makassar dalam rilis yang diterima tribun-timur.com.

Untuk rencana itu, pihak UPT Asrama Haji Makassar pada tahap awal menyediakan lima Wisma sebagai tempat isolasi pasien Covid.

Yaitu Wisma Uhud, Wisma.Shafa, Wisma 3,4 dan 5 (wisama lama), serta Wisma Marhamah dan Poliklinik untuk para nakes.

Daya tampung keseluruhan mencapai 500 pasien dan 30-an nakes. 

"Untuk tahap awal jika memang nantinya digunakan, ini yang kita siapkan. Namun harapan kita bersama semoga pasien tidak terus bertambah sehingga wisma yang ada di asrama haji ini tidak terpakai semua", tutur Kasubbag TU, H Rusdi.

Sementara itu, Kapala Kanwil Kemenag Sulsel Khaeroni mengungkapkan bahwa sesuai instruksi Menteri Agama RI No 3 tahun 2021 tentang pemanfaatan asrama haji sebagai tempat penanganan pasien Covid-19 untuk isolasi mandiri dan/atau keperluan darurat lainnya, maka UPT Asrama Haji Makassar siap bekerja sama dengan Pemprov Sulsel dalam pelaksanaannya. 

"Menag sudah memerintahkan kepada kami untuk mengoptimalkan pemanfaatan asrama haji sebagai tempat penanganan pasien Covid-19 untuk isolasi mandiri dan atau keperluan darurat lainnya, tentunya persoalan teknisnya pemprov dan UPT Asrama Haji Makassar akan membicarakannya lebih kanjut," ujar Khaeroni. 

Pernyataan Kakanwil Khaeroni ini diaminkan oleh tim ahli bidang kesehatan Pemprov Sulsel.

"Tentunya hak dan kewajiban kedua belah pihak akan kita dibicarakan, termasuk didalamnya segala biaya yang timbul sebagai akibat pemanfaatan asrama haji ini", tutur Prof. Budu. 

Usai menerima kunjungan, Kakanwil bersama Kabid PHU Kemenag Sulsel H Ali Yafid, Kasubbag TU Asrama Haji H Rusdi serta segenap staf pengelola Asrama Haji Makassar menggelar rapat kecil.

Kakanwil Khaeroni menyampaikan bahwa jika Asrama Haji Makassar nantinya benar-benar dijadikan sebagai tempat isolasi pasien Covid, maka pengelola Asrama Haji bersama Pemprov wajib melakukan sosialiasasi kepada warga yang bermukim di sekitar Asrama Haji agar tidak terjadi resistensi (penolakan).

Dirinya juga berpesan agar pengelola tidak panik dengan wacana ini, dan bagi pegawai yang khusus bertugas di wisma agar mempertimbangkan tawaran tim ahli untuk tetap melaksanakan tugas seperti biasa.

"Tentunya akan dilakukan training bagi para karyawan disini, namun jika tidak bersedia tidak apa-apa dan perannya akan digantikan oleh orang-orang yang ditungaskan oleh pihak Pemprov," imbuhnya.(*)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved