Nelayan Berebut WIlayah
Warganya Terlibat Konflik, Lurah Matekko: Situbaru dan Togambang Sebenarnya Satu Kesatuan!
Lurah Matekko, Kecamatan Gantarang, Andi Muhammad Refa, meminta warga tak terprovokasi
Penulis: Firki Arisandi | Editor: Saldy Irawan
Pasalnya, di atas kapal juga ada tombak yang dipersiapkan.
"Saya dipukul pakai tombak, untung bisa saya tangkis," kata dia.
Namun, itu dibantah oleh Nelayan Togambang, Kecamatan Gantarang, Akmal.
Ia menceritakan, pertamanya ia melaut untuk mencari ikan.
Namun saat menurunkan jaring, dia diteriaki oleh nelayan Situbaru
"Pertamanya, saya kasi turungkan jaring, tiba-tiba ada satu perahu dari Situbaru mendatangi saya lalu berteriak sambil menyuruh saya menarik jaring saya," beber Akmal.
"Terus dengan senang hati saya menariknya, tiba-tiba mereka memanggil temannya melebihi 30 perahu, sambil melempar saya batu sama balok-balok, jadi tidak ada jalan lain saya memotong jaring saya lalu pulang kedaratan," tambahnya.
Sesampainya di daratan, ia memanggil kakaknya untuk membantu mencari sisa jaringnya.
Pasalnya, harga jaring yang jatuh tersebut hampir mencapai Rp30 juta.
Yang sebelumnya ia tinggalkan karna tidak tahan dengan lemparan batu.
"Saya tidak tahan dengan lemparan batu mereka, sanking marahnya mereka sampai di kampungku melempar batu ke kapalku," tambah Akmal.
Sehingga tak ada pilihan lain selain menabrak agar bisa lolos dari serangan para nelayan Situbaru.
Karena, kata dia, banyak yang membawa parang.
Sebelumnya, Kapolres Bulukumba AKBP Suryono Ridho Murtedjo, meminta nelayan yang terlibat perebutan wilayah untuk sama-sama menahan diri.
Dia meminta agar masalah ini diselesaikan sesuai dengan mekanisme.