Varian Delta
Susi Pudjiastuti Sindir Luhut Gegara Sebut Varian Delta Sulit Dikendalikan, Kata-kata Kemarin Beda
Susi Pudjiastuti ternyata menyindir Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves), Luhut Binsar Pandjaitan.
Varian Delta, kata Luhut, tidak hanya menyebabkan lonjakan kasus Corona di Indonesia. Ia menyebut negara-negara seperti Inggris, Belanda, Amerika Serikat, dan Thailand, juga mengalami hal yang sama.
"Jangan kita lihat tidak hanya Indonesia saja yang kena, itu Inggris kena, Belanda kena, perdana menteri Belanda minta maaf karena dia menyetujuinya lepas masker pada beberapa waktu yang lalu, dan sekarang naik eksponensial. Malaysia juga, Rusia, Indonesia Thailand dan seterusnya. Amerika sendiri sekarang juga terjadi kenaikan luar biasa," kata dia.
Sebelumnya Luhut menyebut Covid-19 sangat terkendali
Ia mengklaim, berdasarkan data yang dimilikinya, Covid-19 di Indonesia sangat terkendali.
"Jadi kalau ada yang berbicara bahwa tidak terkendali keadaannya, sangat-sangat terkendali. Jadi yang bicara tidak terkendali itu bisa datang ke saya. Nanti saya tunjukkan ke mukanya bahwa kita terkendali," ujar Luhut dalam konferensi pers daring, Senin (12/7/2021).
Menurut dia, pemerintah terus berusaha memperbaiki semua kendala dalam penanganan pandemi Virus Corona.
Disindir Epidemiolog
Menanggapi klaim Luhut, epidemiolog Griffith University Dicky Budiman memaklumi jika Menko Marves itu mengeluarkan pernyataan tersebut karena bukan ahli kesehatan.
"Beliau kan bukan ahli kesehatan. Jadi Beliau bilang gitu ya wajar. Ini kan yang mensuplai datanya yang dipertanyakan. Kalau Beliau salah ya wajar, bukan ahli kesehatan," kata Dicky kepada Kompas.com, Selasa (13/7/2021).
Ia menyebutkan, salah satu unsur utama dalam menilai pandemi di suatu negara atau daerah adalah test positivity rate.
Jika test positivity rate suatu negara tidak melebihi 5 persen, maka pandemi di negera tersebut masuk kategori terkendali.
Sementara, di Indonesia angkanya saat ini berada di atas 20 persen.
"Disebut pandemi terkendali ya test positivity rate harus paling tinggi 5 persen, di atas itu ya namanya tidak terkendali," jelas dia.
"Apalagi di atas 10 persen, namanya ya sangat tidak terkendali. Kita sekarang ada di atas 20 persen, tinggi banget," lanjut Dicky.
Selain test positivity rate, angka infeksi Covid-19 di Indonesia juga masih sangat tinggi dengan lebih dari 120 kasus per 1 juta penduduk.