Tribun Makassar
Khusus Sulawesi, PLN Telah Salurkan Bantuan Rp 983 Juta
Kepala Desa Lampoko di Kabupaten Barru Provinsi Sulawesi Selatan, Budiman mengatakan telah menerima dua unit traktor senilai Rp 90 juta dari PLN.
Penulis: Sukmawati Ibrahim | Editor: Imam Wahyudi
TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR - PT PLN (Persero) Unit Induk Pembangunan (UIP) Sulawesi melalui program PLN Peduli menyalurkan Rp 938 juta untuk program Tanggung Jawab Sosial Lingkungan (TJSL) di enam Provinsi di Pulau Sulawesi.
Dimana, 42 persen diantaranya masuk dalam program bantuan Sosial dan Pengentasan Kemiskinan.
Selain bantuan Sosial dan Pengentasan Kemiskinan PLN UIP Sulawesi masih memiliki empat program penyaluran TJSL.
Yakni, bantuan Pelestarian Alam/Peduli Lingkungan, Sosial dan Pengentasan Kemiskinan, Pendidikan/Pelatihan, Pengembangan Fasilitas Umum/Fasilitas Sosial dan Saran Ibadah dan Kegiatan Keagamaan.
“Penyaluran program bantuan sosial dan pengentasan kemiskinan sangat penting di masa pandemi seperti sekarang. Apalagi banyak usaha yang sangat membutuhkan untuk dapat bertahan," kata Senior Manager Perizinan, Pertanahan dan Komunikasi PT PLN (Persero) UIP Sulawesi, Nur Akhsin, Kamis (15/7/2021).
Ia juga membeberkan, PLN UIP Sulawesi telah menyalurkan Rp 400 juta untuk bantu 13 UMKM.
UMKM tersebut berlokasi di Provinsi Sulawesi Selatan, Sulawesi Barat, Gorontalo, Sulawesi Utara dan Sulawesi Tenggara.
"Pemberian alat kerja, pelatihan dan pemberian modal merupakan bentuk bantuan yang diberikan oleh PLN kepada 13 UMKM," bebernya.
Di samping itu, Nur Akhsin mengatakan, wisata, industri rumah tangga, dan pertanian merupakan tiga Sektor UMKM yang menjadi program prioritas PLN UIP Sulawesi.
"Ketiga sektor usaha tersebut harus masuk ke dalam ring satu pada pekerjaan Pembangunan Infrastruktur Ketenagalistrikan (PIK)," tukasnya.
Kepala Desa Lampoko di Kabupaten Barru Provinsi Sulawesi Selatan, Budiman mengatakan telah menerima dua unit traktor senilai Rp 90 juta dari PLN.
"Kami ucapkan Terimakasih Kepada PLN karena Telah membantu kelompok tani di Desa Lampoko," katanya.
Bantuan ini sangatlah meringankan petani dalam mengelola lahan pertanian.
"Besar harapan kami bantuan dapat terus berkelanjutan hingga kami dapat mandiri," ujarnya.
Ia menyampaikan, bantuan yang diterima mendorong petani di Desa Lampoko menjadi lebih produktif dalam mengelola lahan.
Kurang lebih 8,2 Hektar (H) tanah bisa digarap petani yang awalnya hanya 4,5 H.
Satu hektar tanah bisa menghasilkan 14 ton bawang merah dengan harga jual berkisar Rp 13 ribu hingga Rp 17 ribu per Kg.
Dengan begitu dalam satu hektar tanah dapat menghasilkan Rp 238 juta.
Jika ditotal dengan 8,2 hektar maka Rp 1,9 Miliar akan diperoleh dalam satu kali panen.
"Satu tahun kita dapat memanen 2 kali bawang merah total dalam satu tahun bisa mencapai Rp 3,8 miliar, yang awalnya Rp 2,1 miliar atau ada peningkatan sekitar Rp 1,6 miliar berkat bantuan dari PLN," tuturnya.