Timor Leste
Sejarah Timor Leste, Dulu Masuk Wilayah Majapahit Tapi Dibagi Dua Saat Belanda dan Portugal Rebutan
Belanda dan Portugal menginvasi wilayah Indonesia hingga rebutan pulau Timor yang berujung pecah karena Perjanjian Lisboa tahun 1859.
TRIBUN-TIMUR.COM - Mengungkap sejarah Timor Leste, dulu masuk wilayah Kerajaan Majapahit.
Namun saat Belanda dan Portugal menginvasi negara-negara Asia, Afrika dan Amerika Selatan, Pulau Timor jadi rebutan.
Hingga akhirnya Pulau Timor, terbagi antara negara merdeka Timor Leste dan kawasan Timor Barat, bagian dari provinsi Nusa Tenggara Timur di Indonesia.
Luas Pulau Timor sekitar 30.777 km². Nama pulau ini diambil dari kata 'timur', bahasa Melayu untuk "timur".
Dikutip dari wikipedia, dinamakan demikian karena Pulau Timor terletak di ujung timur rantai kepulauan.
Catatan sejarah paling awal tentang pulau Timor adalah Nagarakretagama pada abad ke-14, Pupuh 14, yang mengidentifikasi bahwa Timur sebagai sebuah pulau dalam wilayah Majapahit.
Pulau Timor banyak dimasukkan ke dalam sastra kuno Jawa, jaringan perdagangan Cina dan India abad ke-14 sebagai pengekspor kayu cendana aromatik, budak, madu dan lilin.
Pulau ini lalu dijajah oleh Belanda yang beribu kota di Kupang dan di bagian timur dijajah Portugal pada pertengahan tahun 1600-an.
Sebagai pulau terdekat dengan pemukiman Eropa pada saat itu, Timor adalah tujuan dari William Bligh dan pelaut yang setia kepadanya setelah peristiwa Dahagi di atas Bounty pada tahun 1789.
Pulau juga merupakan tujuan utama bagi korban yang selamat dari kapal karam HMS Pandora, dikirim untuk menangkap para pemberontak Bounty, mendarat pada tahun 1791 setelah kapal yang tenggelam di Karang Penghalang Besar.
Pulau ini memiliki secara politik dibagi menjadi dua bagian selama berabad-abad.
Belanda dan Portugis berjuang untuk mengontrol pulau itu sampai melalui Perjanjian Lisboa pada tahun 1859.
Tetapi mereka masih belum secara resmi menyelesaikan masalah perbatasan hingga tahun 1912.
Timor Barat atau dikenal sebagai Timor Belanda sampai 1949 ketika menjadi Timor Indonesia, sebuah bagian dari bangsa Indonesia yang dibentuk dari Hindia Belanda.
Sedangkan wilayah timur pulau ini dikenal sebagai Timor Portugis, sebuah koloni Portugal sampai tahun 1975. Ini mencakup Oecussi-Ambeno di Timor Barat.
Dibagi Lewat Perjanjian Lisbon
Portugis menjadi bangsa pertama yang menduduki Bumi Lorosae, menguasainya selama beratus-ratus tahun.
Timor Leste mulai dijajah Bangsa Portugis pada abad ke-16, dan berakhir pada tahun 1975 tapi sempat digantikan oleh Jepang.
Awalnya, Bangsa Portugis menguasai seluruh Pulau Timor, hingga terjadi perebutan kekuasaan dengan bangsa Eropa Lainnya, yaitu Belanda.
Portugis dan Belanda akhirnya berbagi kekuasaan di Pulau Timor melalui Perjanjian Lisbon tahun 1859.
Setelah adanya perjanjian tersebut, wilayah kekuasaan Portugis dikenal sebagai Timor Portugis.
Sementara itu, wilayah kekuasaan Belanda dikenal sebagai Timor Belanda, yang kini merupakan wilayah provinsi Nusa Tenggara Timur, Indonesia.
Pasukan Jepang pernah menduduki seluruh pulau pada tahun 1942-1945.
Mereka bertahan dalam kampanye gerilya yang pada awalnya dipimpin oleh pasukan komando Australia.
Menyusul kudeta militer di Portugal pada tahun 1974 Portugis mulai menarik diri dari Timor.
Kerusuhan internal terjadi berikutnya dan takut partai Fretilin yang dicurigai komunis, mendorong sebuah invasi oleh Indonesia, yang menentang konsep Timor Portugis yang merdeka.
Pada tahun 1975, wilayah Timor Portugis diintegrasikan oleh Indonesia dan kemudian dikenal sebagai provinsi Timor Timur atau Timtim untuk singkatannya.
Saat itu sekaligus merupakan provinsi ke-27 di negara itu, tetapi ini tidak pernah diakui oleh PBB atau Portugal.
Bangunan Terbengkalai
Banyak peristiwa telah terjadi di Timor Leste, dengan bangsa asing pernah silih berganti menduduki wilayah berjuluk Bumi Lorsae ini.
Bangunan terbengkalai yang dulunya merupakan sebuah sekolah ini merupakan salah satu saksi sejarah kehadiran Bangsa Eropa tersebut.
Tidak banyak yang diketahui tentang bangunan sekolah bernama 'Escola do Reino de Haudere', yang merupakan bahasa Portugis untuk “Sekolah Kerajaan Haudere”.
Escola do Reino de Haudere adalah salah satu dari tujuh sekolah yang dibangun pada akhir 1920-an dan awal 1930-an oleh Portugis di Bumi Lorosae.
Bukan satu-satunya sekolah yang dibangun, tapi bangunan tersebut punya 'nasib' yang berbeda.
Sementara bangunan yang lain telah dipulihkan dan dilestarikan adalah Escola do Reino de Haudere.
Bangunan Escola do Reino de Haudere ini rusak parah selama Perang Dunia II lalu diperbaiki.
Menjadi medan pertempuran Perang Dunia II antara kekuatan sekutu dan kekuatan Jepang merupakan kisah lain yang dimiliki Bumi Lorosae.
Pertempuran yang hasilnya adalah kekalahan sekutu, akhirnya membuat Jepang berkuasa di Timor Leste, sementara Portugis tersingkir sesaat.
Jepang berkuasa di Timor Leste antara tahun 1942 hingga 1945.
Berakhirnya Perang Dunia II dengan kemenangan sekutu membuat Portugis kembali berkuasa.
Namun, bekas bangunan Escola do Reino de Haudere tidak digunakan lagi setelah perang.
Ia ditinggalkan selama beberapa dekade, dengan apa yang tersisa dari reruntuhan tersebut sekarang ditumbuhi vegetasi.
Ditinggalkan begitu saja, saksi bisu penjajahan Bangsa Portugis ini sekarang dipandang sebagai sebuah situs yang unik.
Reruntuhan besar dan penuh teka-teki ini banyak menarik perhatian para pelancong yang menuju Baguia,
sebuah desa terpencil di lereng timur Matebian, gunung tertinggi kedua di Timor Leste.
Sekolah yang ditinggalkan ini berdiri di sisi jalan yang mengarah ke desa.
Bangunan itu dilatarbelakangi oleh pemandangan pegunungan yang indah, salah satu yang menjadi pesonanya.
Escola do Reino de Haudere terletak lebih dari 1 mil (sekitar 2 kilometer) sebelum mencapai Baguia, di desa Baguia. (*)
Artikel ini tayang di Intisari-Online.com dengan Judul Saksi Bisu Penjajahan Portugis di Bumi Lorosae, Bangunan di Timor Leste Ini Porak-poranda dan Ditinggalkan Begitu Saja Usai Perang Dunia II