Siapa Cameron Herrin? Jadi Sorotan Dunia hingga Indonesia,Pebalap Liar yang Dihukum Penjara 24 Tahun
Cameron Herrin, pria berusia 21 tahun mengumpulkan simpati dari masyarakat online karena ketampanannya
Penulis: Nur Fajriani R | Editor: Waode Nurmin
Dikutip dari Kompas.com di Twitter juga muncul pendukung dari remaja pebalap liar ini.
"#justice_for_Herren #cameronherrin Ini bukan hanya kasus Cameron, ini adalah kasus kita semua, dan itu juga penting bagi kita. Kami hanya ingin mengurangi hukuman Cameron. Saya berharap di persidangan berikutnya," tulis salah satu akun Twitter.
"#cameronheriin #Justice_for_cameron Ini adalah sebuah insiden, dia bukan pembunuh atau seorang monster. Keadilan untuk Cameron Herrin," tulis akun Twitter lainnya dengan emoji patah hati. Pengguna Twitter menggarisbawahi bahwa Cameron Herrin pantas mendapatkan "keadilan" dan beberapa pengguna mendesak pengurangan hukuman yang diberikan kepadanya.
"Sedih sekali pemuda tampan ini menghabiskan hidupnya di penjara," kata salah satu pengguna Twitter.
Di antara beberapa netizen yang mendukung Herrin, ada yang menolak mendukung Cameron Herrin. World of Buzz melaporkan bahwa seorang pengguna Twitter mengkritik mereka yang mendukung Herrin, menyebut mereka "sakit." Pengguna Twitter lainnya juga menyatakan "jijik" atas mereka yang mendukung Cameron Herrin.
"Kalian semua menjijikkan karena tidak memandang kematian seorang ibu dan anaknya hanya karena dia tampan," kata pengguna Twitter, menggarisbawahi bahwa penjara tidak ada apa-apanya dibandingkan dengan kematian.
Siapa Cameron Herrin?
Cameron Herrin adalah pebalap jalanan di Florida, seperti disebut Latin Post.
Dia mengaku bersalah atas 2 tuduhan pembunuhan seorang ibu, Jessica Reisinger-Raubenolt dan putrinya yang berusia 1 tahun, Lilia, pada Desember akhir 2020.
Cameron Herrin baru menerima hukuman selama 24 tahun penjara pada Mei 2021.
Dia menabrak ibu dan anak itu saat balapan liar dengan Ford Mustang di jalan raya Tampa bersama seorang teman pada Mei 2018. Tersangka baru berusia 18 tahun saat peristiwa tragis terjadi.
Raubenolt bersama Lilia sedang menyebrang jalan saat Herrin melaju dengan kecepatan tinggi 100 mil per jam.
Keluarga korban awalnya menuntut hukuman maksimal, yakni 30 tahun penjara, kepada Herrin.