PSM Makassar
Ingat Ansar Abdullah? Kiper PSM Makassar Rasakan Gelar Juara 1992 dan 2000, Ini Aktivitas Sekarang
Dan yang paling baru, sosok bernama lengkap Andi Ansar Abdullah baru saja menikahkan putrinya di Hotel Swiss-Belinn Panakkukang Makassar, 22 Juni 2021
Memasuki era Liga Indonesia, Ansar Abdullah membutuhkan waktu beberapa musim untuk kembali mengangkat tropi juara.
Tepatnya pada musim 1999-2000, kala itu ia bersama Hendro Kartiko menjadi kiper yang kerap silih berganti menjadi pilihan utama.
Pada partai final saat PSM menghadapi PKT Bontang, ia hanya duduk di bangku cadangan.
Namun ia menjadi bagian juara di era Perserikatan dan Liga Indonesia adalah pencapaian tersendiri baginya.
Laga Tak Terlupakan
Ansar pun melanjutkan cerita indahnya saat pertama kali bermain diajang Asian Cup Championship 1997/97 (kini Liga Champions Asia).
Meski langsung takluk dibabak awal dari Pohang Steelers dengan agregat 4-1, rupanya itu menjadi laga yang paling berkesan baginya.
"Laga paling berkesan di Stadion Mattoanging saat melawan klub Korea, waktu itu namanya masih Pohang Atom.
Penonton membludak sampai di belakang gawang, beruntung saat itu belum ada aturan jadi penonton masih bisa begitu," ujar Ansar dikutip dari indosport.
"Sepanjang laga saya terus diserang sampai bertanya ke wasit kapan laga selesai. Cuma satu kali kami menyerang dan langsung cetak gol.
Sampai di Korea kami kalah 4-0, tapi menang 1-0 itu sudah luar biasa, Jacksen Tiago yang cetak golnya."
"Itu momen yang saya tidak bisa lupakan karena saya langsung dapat hadiah bonus dari Pak Nurdin Halid yang jadi manajer saat itu. Bonus kemenangan katanya dan khusus untuk Ansar saja," ungkapnya yang dilanjutkan dengan gelak tawa.
Pantas Jadi Legenda
Sejak berdiri pada 2 November 1915, PSM Makassar termasuk klub yang eksis menghadirkan sederet penjaga gawang mentereng yang aksinya mewarnai kompetisi sepak bola Tanah Air, dari era Perserikatan sampai Liga 1.
Juku Eja pernah memiliki kiper-kiper hebat produk asli Makassar. Seperti Maulwi Saelan, Harry Tjong, Saleh Bahang, Joni Kamban, dan Ansar Abdullah.