UMI
67 Dosen Ikut Workshop Penelitian Kuantitatif LP2S UMI
LP2S Universitas Muslim Indonesia (UMI) menggelar pelatihan berupa workshop penelitian kuantitatif.
Penulis: Rudi Salam | Editor: Suryana Anas
TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR - Lembaga Penelitian dan Pengembangan Sumberdaya (LP2S) Universitas Muslim Indonesia (UMI) menggelar pelatihan berupa workshop penelitian kuantitatif.
Kegiatan ini yang akan berlangsung selama dua hari, sejak Senin (28/6/2021) hingga Selasa (29/6/2021) hari ini.
Workshop ini diikuti 67 dosen dari berbagai fakultas di UMI.
Kegiatan yang dibuka langsung oleh Wakil Rektor V UMI Prof. Dr. Ir. Hattah Fattah ini bertujuan untuk memperdalam penggunaan tool Decission Spport System berupa Multy Dimensional Sceling (MDS) atau Interpretive Structural Modeling (ISM).
Ketua nnLP2S UMI Dr. Ir. Abdul Rauf M.Si menyebutkan, pada dasarnya nama tools ini bukan hal yang baru bagi dosen di UMI.
Kebaharuan, kata Abdul Rauf, akan terasa saat tools ini dipraktekkan ke dalam disiplin ilmu masing-masing.
“Sebetulnya materi ini bukan materi terbaru, nanti saat kita implementasikan ke dalam disiplin ilmu kita masing-masing baru kita menemukan kebaharuan pada tools ini,” jelas Abdul Rauf via rilis, Selasa (29/6/2021).
“Kegiatan ini dilaksanakan selama dua hari akan disampaikan masing-masing satu hari teori disampaikan sebelum zuhur dan praktek setelah zuhur,” sambungnya.
Lebih lanjut, dikatakan bahwa tujuan kegiatan ini untuk meningkatkan pengetahuan dan motivasi serta memperkaya metode penelitian dosen UMI khususnya pendekatan kuantitatif.
Sementara itu, Wakil Rektor Bidang Promosi dan Kerjasama UMI Prof Dr.Ir. Hattah Fattah, menegaskan bahwa UMI terus mendorong agar para dosennya mampu memperkaya pemahaman terkait penelitian yang mampu memberikan dampak di tengah masyarakat.
Dirinya pun mengapresiasi kegiatan Metode Penelitian Kuantitatif oleh LP2S meskipun masih di tengah pandemi.
“Apa yang kita pelajari hari ini dapat kita implementasikan dalam penelitian nantinya, sehingga kita punya banyak tools dan instrument agar lebih kaya dan menghasilkan data serta hasil analisis yang lebih terpercaya,” tegas Prof Hattah Fattah.
Guru Besar Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan (FPIK) UMI ini juga mengapresiasi kegiatan ini karena para peserta bukan hanya para dosen yang berlatar belakang ilmu eksakta namun juga dari non eksakta.
“Saya pernah mengalami, kita salah jika membuat dikotomi jika orang eksakta itu hanya fanatik dengan pendekatan kuantitatif kemudian yang non exksak dengan kualititatif. Pada akhirnya kita akan dipaksa menggunakan dua duannya,” bebernya.
Di dalam hasil kajian eksakta, kata dia, beberapa diantarannya tidak bisa berjalan karena terbentur dengan persoalan sosial.
“Itu menegaskan bahwa dalam penelitian kita harus punya pengetahuan yang dalam baik pendekatan kualitatif maupun kuantitatif sehingga penelitian itu bisa dibedah persoalan-persoalan menyeluruh dan menghasilkan rekomendasi ataupun kebijakan yang efektif mendorong peningkatan ekonomi untuk angkatan kerja maupun masyarakat,” tutupnya. (*)