Waspada! Virus Corona Berpotensi Mengganas Lagi
Seperti di Luwu Timur, sehari bertambah sebanyak 21 pasien positif Covid-19, kemudian Enrekang kini menjadi 15 pasien dan sedang menjalani perawatan.
“Hari ini (kemarin) ada tambahan satu orang terpapar dan sedang menjalani rawat inap di RSUD Siwa,” kata Jubir Satgas Covid-19 Wajo Safaruddin.
Kasus itu menambah jumlah pasien aktif corona di Bumi Lamaddukelleng.
Kini, ada 6 kasus aktif Covid-19, setelah sebelumnya ada lima terpapar dan masih menjalani isolasi mandiri di kediamannya masing-masing.
“Sejauh ini ada enam kasus aktif per hari ini,” Safar menambahkan.
Tercatat, sejak kasus pertama Covid-19 di Wajo muncul pada April 2020 lalu hingga saat ini, sudah ada 795 orang yang terpapar, sebanyak 768 sembuh, dan 21 meninggal.
Pasien Covid-19 di Luwu Utara didominasi kasus asimptomatik (tidak bergejala). Dari semua kasus baru tersebut, tercatat enam pasien tidak bergejala.
Sementara empat pasien lainnya merupakan kasus simptomatik (bergejala).
“Hinggga saat ini, kasus baru bertambah lagi menjadi 10 pasien,” kata Koordinator Satgas Penanganan Covid-19 Barru Darwis.
Ia berharap masyarakat tidak lengah dan tetap menerapkan protokol kesehatan Covid-19.
“Karena virus corona ini ada disekeliling kita, bisa menjangkit kapan saja dikala kita lengah untuk menaati prokes,” Darwis menambahkan.
Dari penambahan kasus baru tersebut, tercatat akumulasi pasien Covid-19 di Barru mencapai 752 kasus.
Dari akumulasi tersebut, sebanyak 721 pasien dinyatakan sembuh, dan 21 meninggal.
Andi Sudirman Sulaiman: Kita Tetap Perketat Prokes Covid-19
Pelaksana Tugas Gubernur Sulsel Andi Sudiriman Sulaiman menilai bertambahnya kasus virus corona di Sulsel bukanlah sebuah peningkatan.
“Bukan peningkatan, itu fluktiatifkan. Laporannya tidak seperti itu,” kata Andi Sudi sapaannya seusai berkunjung ke Kampus UMI, Jl Urip Sumoharjo, Makassar, Rabu (23/6) lalu.
Menurutnya, seusai menerima informasi bahwa Sulsel ditetapkan sebagai wilayah zona hijau hasil asesmen situasi epidemiologi pandemi Covid-19 tingkat provinsi oleh Kementerian Kesehatan RI yang direkomendasikan WHO, tak ada kelonggaran direkomendasikan.