Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

2021, Dompet Dhuafa Targetkan 52 Ribu Hewan Kurban

2021, Dompet Dhuafa Targetkan 52 Ribu Hewan Kurban seiring dengan program sentra ternak DD Farm

Penulis: Muhammad Fadhly Ali | Editor: Hasriyani Latif
Dompet Dhuafa
Kehadiran program sentra ternak DD Farm dari Dompet Dhuafa yang menjadi bagian Aksi Peduli Dampak Corona (APDC), sebagai solusi di tengah krisis ekonomi bagi masyarakat sekitar, sedikit membawa angin segar. 

TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR - Pandemi Covid-19 belum usai yang turut membawa dampak lesunya ekonomi.

Berbagai perusahaan mengalami penurunan omset dan tak sedikit pula yang terpaksa mengurangi jumlah tenaga kerja.

Kehadiran program sentra ternak DD Farm dari Dompet Dhuafa yang menjadi bagian Aksi Peduli Dampak Corona (APDC), sebagai solusi di tengah krisis ekonomi bagi masyarakat sekitar, sedikit membawa angin segar.

Bahkan program yang bergulir di sejumlah daerah tersebut, mulai menyerap pendamping program dari masyarakat setempat yang terdampak pemutusan hubungan kerja akibat pandemi.

Ekonom Senior Hendri Saparini mengatakan, jika melihat data jumlah orang yang bekerja di sektor pertanian dan peternakan tumbuh lebih dari 2 persen di tengah pandemi.

"Hal tersebut dapat disimpulkan bahwa sektor tersebut dapat menciptakan lapangan kerja. Kalau begitu kelompok menengah ke atas jumlahnya lebih banyak dan saya yakin sekitar 40 juta keluarga dapat berbelanja kurban," katanya dalam rilis yang diterima tribun-timur.com, Jumat (25/6/2021) malam.

Maka itu sangat membantu dalam menggerakkan perekonomian rakyat.

"Karena sebagian besar orang Indonesia itu berkurban dengan kambing, dan kambing ini adalah hewan ternak yang diternak di domestik bukan dari impor. Maka dengan hal tersebut, akan berdampak besar pada ekonomi perternak kecil," katanya.

"Jadi kalau ada 29 juta orang bekerja di sektor pertanian dan peternakan, kemudian belanja, maka akan ada optimisme bahwa sebenarnya ekonomi kita tidak berhenti,” tambahnya.

Ia menilai, inilah saatnya untuk berbelanja dan untuk tidak menahan belanja kurban. 

"Karena itu akan berdampak bagi jutaan peternak di Indonesia, dan itu akan menjadi harapan baru bahwa ekonomi Indonesia ada kesempatan untuk pulih,” jelas Hendri.

Optimisme laju ekonomi di tengah pandemi tidak terlepas dari pemerataan daging kurban, hal ini turut dipaparkan oleh Ahsin Aligori, selaku Peneliti Senior IDEAS, 

“Fakta menarik riset IDEAS di tahun 2020 lalu, ternyata Jabodetabek merupakan pasar utama kurban terbesar di Indonesia dan secara pendistribusian mengalami surplus sampai 24.000 ton daging kurban yang berputar di Jabodatabek," katanya.

Sementara di wilayah lain mengalami defisit daging kurban.

Dengan adanya kurban diharapkan bisa menjadi momentum pemerataan daging kurban ke pelosok secara adil.

Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved