Konflik Israel dan Palestina
Pemerintah Israel Tuding Pimpinan Indonesia Bohong Soal Konflik Palestina, Pengamat: Itu Serangan
Pihak Israel menuding pimpinan Indonesia berbohong soal Konflik Israel dan Palestina. Pengamat Faizal Assegaf anggap pernyataan itu serangan.
TRIBUN-TIMUR.COM- Pemerintah Israel menuding pimpinan Indonesia berbohong soal Konflik Israel dan Palestina.
Tudingan itu dilontarkan oleh Duta Besar Israel untuk Singapura, Sagi Karni, Kamis (17/6/2021) lalu.
Pengamat politik Timur Tengah, Faizal Assegaf, menyamoaikan analisisnya soal tudingan pemerintah Israel ke pemerintah Indonesia.
Beberapa kali Israel mengklarifikasi tidak menyerang Palestina, tapi Hamas.
Hamas adalah gerakan Palestina, Islam, Sunni, populer, dan nasional yang menentang pendudukan Zionis di Palestina.
Ini adalah bagian dari gerakan Renaissance Islam atau gerakan pembaharu Islama yang percaya kebangkitan ini adalah titik masuk utama untuk tujuannya membebaskan seluruh Palestina dari sungai ke laut
Pemerintah Israel menganggap tiga negara islam seperti Indonesia, Malaysia, dan Brunei Darussalam mengabaikan fakta tersebut.
Baca juga: Tentara Israel Lepas Tembakan saat Terjadi Bentrokan, Seorang Remaja Palestina Tewas di Tepi Barat
Faizal Assegaf menilai, ini pertama kalinya bagi Israel mengeluarkan pernyataan yang agresif seperti itu.
"Ini pertama kalinya perwakilan dari pemerintah Israel mengeluarkan pernyataan yang agresif dan menyerang."
"Biasanya mereka melakukan pendekatan yang lunak melalui diplomasi seperti berusaha mengenalkan negaranya," kata Faizal, dikutip dari tayangan YouTube tvOne, Minggu (20/6/2021) dikutip dari Tribunnews.com.
Faizal merasa heran dengan pernyataan dari Israel tersebut.
Pasalnya, Hamas adalah kelompok pejuang di Palestina yang merepresentasikan negaranya.
"Harus diingat, karena Hamas kelompok pejuang di Palestina, otomatis mempresentasikan Palestina," katanya.
Baca juga: Militer Israel Serang Gaza Atas Perintah PM yang Baru Naftali Bennett, Kondisi Terkini Palestina
Bahkan, Faizal mendapatkan informasi, tidak hanya Hamas saja yang ikut berperang dengan Israel pada awal Mei 2021 lalu.
Tetapi, ada sekira 17 milisi yang ikut bersama Hamas dalam genjatan senjata tersebut.
"Dalam perang pada 10-20 Mei kemarin, sebenarnya bukan hanya Hamas dan jihad Islam yang berperang."
"Informasi yang saya peroleh, ada total 17 milisi, ada brigade mujadihin bahkan ada dua kelompok salafi," ungkapnya.
Untuk itu, Faizal tidak sepakat dengan kritikan dari Israel kepada tiga pimpinan negara Islam di Asia Tenggara itu.
"Jadi kalau dikatakan berperang melawan Hamas itu tidak benar, bahkan apa yang dilakukan Hamas sejak perang 2008 sampai sekarang itu menunjukkan bangsa Palestina bisa melawan," ungkapnya.
Baca juga: Makin Canggih, Israel Kini Kembangkan Teknologi Kamuflase untuk Lindungi Tentara di Medan Perang
Israel Tuding 3 Pimpinan Negara Islam di Asia Tenggara Berbohong
Sebelumnya diberitakan, pemerintah Israel mengkritik tiga negara dengan mayoritas muslim di Asia Tenggara yakni Indonesia, Malaysia, dan Brunei Darussalam.
Kritikan tersebut terkait pandangan pimpinan tiga negara tersebut dalam menanggapi konflik Palestina dan Israel yang terjadi pada awal Mei 2021 lalu di jalur Gaza.
Duta Besar Israel untuk Singapura, Sagi Karni, mengatakan para pemimpin tiga negara tersebut seakan mengabaikan fakta sebenarnya dari konflik.
Dia menilai pimpinan tiga negara tersebut berbohong dalam menyampaikan kabar serangan Israel ke Jalur Gaza.
Sagi Karni menyebut, Israel menolak dianggap menyerang warga Palestina.
Mereka, lanjut Sagi Karni, sebenarnya hanya memerangi Hamas yang dianggap sebagai teroris.
"Para pemimpin tiga negara itu tidak jujur dan mengabaikan sifat sebenarnya dari konflik, yang katanya antara Israel dan Hamas dan bukan rakyat Palestina," katanya, dikutip dari Reuters, Kamis (17/6/2021).
Baca juga: Albert Einstein Ternyata Pernah Ditawari Jadi Presiden Israel, Jawabannya Ditulis dalam Sebuah Surat
Dia mengatakan, publik terkadang salah paham karena tidak memahami dengan benar tujuan Israel menyerang Hamas.
"Hamas adalah organisasi anti-Yahudi. Saya tidak yakin banyak orang yang berpartisipasi dalam debat media sosial benar-benar memahami sifat radikal dan fasis Hamas," katanya.
Sementara, Sagi Karni tak menampik serangan-serangan pada Mei 2021 lalu di Jalur Gaza memang memakan korban jiwa, termasuk warga sipil.
Kendati demikian, Sagi Karni menuturkan Israel ingin menjalin hubungan baik dengan Indonesia, Malaysia, dan Brunei Darussalam.
Bahkan, ia mengajak pemimpin Indonesia, Malaysia, dan Brunei Darussalam untuk bertemu dan saling bertukar pikiran.
"Kami bersedia berbicara, kami bersedia bertemu, dan pintu terbuka sejauh yang kami ketahui. Saya tidak berpikir begitu sulit untuk menemukan kami," katanya.
Diketahui, Indonesia, Malaysia, dan Brunei Darussalam mengecam keras konflik Israel dan Palestina pada Mei 2021 lalu.
Pasalnya, serangan udara Israel ke Jalur Gaza itu telah membunuh sekitar 250 warga Palestina dan 13 orang Israel.
Ketiga negara tersebut pun telah mendesak PBB untuk turun tangan demi menghentikan serangan Israel ke Palestina. (Tribunnews.com/Maliana)
Baca juga: Militer Israel Serang Gaza Atas Perintah PM yang Baru Naftali Bennett, Kondisi Terkini Palestina
