Tribun Takalar
Wabup Takalar dan Menteri KKP Panen Parsial Tambak Superintensif di Punaga
Menteri Kelautan dan Perikanan (KKP), Wahyu Trenggono berkunjung ke Kabupaten Takalar Sulawesi Selatan
Penulis: Sayyid Zulfadli Saleh Wahab | Editor: Suryana Anas
Teknik budidaya ini, menurutnya, salah satu kunci peningkatan produksi udang di masa depan.
"Harus ada standar yang kita keluarkan sebagai acuan dalam mengelola tambak superintensif ini. Misal standarisasi PH air, ukuran kolam, padat tebar, termasuk supply energinya. Sampai itu nemu, itu namanya penelitian. Jadi ada waktu penelitian yang jadi tolerensi sampai kita mendapat hasil paling optimal untuk disampaikan ke masyarakat dan industri," bebernya
Bagaimana tidak, dengan teknologi superintensif hasil panen bisa berkali-kali lipat lebih banyak dari hasil produksi tambak udang konvensional, semi intensif maupun intensif.
Sebagai contoh, hasil panen per hektare tambak superintensif mencapai 40 ton per tahun.
Operasional tambak ini juga lebih ramah lingkungan, sebab sudah dilengkapi dengan Instalasi Pengelolaan Air Limbah (IPAL).
"Kalau flow budidayanya sudah bagus bener. Air mulai diambil dari laut, masuk tandon, kemudian dibeningkan lagi baru masuk ke kolam budidaya. Terdapat IPAL juga sehingga tidak mencemari laut," ungkapnya.
Sementara itu, spesifikasi tambak udang superintensif diantaranya meliputi kawasan supratidal, central drain yang dikoneksikan dengan collector drain, kincir, blower, blower, otomatic feeder, hingga IPAL dengan volume 30 persen dari total volume tambak.
Selain berdialog dengan peneliti, Menteri Trenggono bersama Wabup Takalar, Kepala BRSDM KKP Sjarief Widjaja, dan pejabat eselon I KKP, meninjau satu persatu sarana dana prasana tambak yang ada di Instalasi Tambak Percobaan Punaga.
Menteri Trenggono juga menyaksikan panen parsial di salah satu tambak.
Laporan Wartawan Kontributor Tribuntakalar.com, Sayyid Zulfadli