Kasino Warkop
Masih Ingat Kasino Warkop? Tinggalkan Seorang Putri yang Kini Berjuang Sendiri Hidupi Keluarga
Masih ingat Kasino Warkop? tinggalkan seorang putri cantik, kini berjuang sendiri hidupi keluarga
TRIBUN-TIMUR.COM - Masih ingat Kasino Warkop? tinggalkan seorang putri cantik, kini berjuang hidupi keluarga.
Aktingn Kasino dalam film Warkop DKI selalu membuat para penontonnya tertawa.
Dia tergabung dalam grup lawak Warkop DKI Dono, Kasino, dan Indro.
Sampai saat ini beberapa stasiun televisi masih sering memutarkan kekocakan mereka bertiga.
Hingga rumah produksi membuat film Warkop DKI Reborn.
Meskipun sudah memiliki modal karena ayah mereka seorang artis, rupanya anak-anak dari Dono, Kasino, dan Indro tak memilih jalan itu.
Salah satunya putri semata wayang Kasino, Hanna Kasino.
Kemudian, bagaimana Hanna Kasino mencari sesuap nasi untuk keluarganya

Sebelumnya, Kasino merupakan aktor dan pelawak yang tergabung dalam grup legendaris bersama Dono dan Indro.
Namun Kasino Warkop diketahui meninggal dunia pada 18 Desember 1997.
Sebelum meninggal Kasino mengalami sakit pada 1996.
Melalui hasil rontgen di Rumah Sakit Advent, diketahui Kasino menderita penyakit tumor otak.
Setelahnya Kasino disarankan untuk menjalani kemoterapi.
Hanna Kasino menduga, sang ayah menderita penyakit tumor otak terjadi saat Kasino terjatuh dari sepeda gunung.
Semenjak kepergian Kasino, keluarganya nyaris tak terekspos media sama sekali.
Putri tunggalnya, Hanna Kasino kini terlihat lebih menekuni usaha kuliner.
Ini terlihat dari akun Instagramnya, kalau Hanna Kasino kerap kali membuat kue.
Bahkan followers-nya menjadi berminat untuk membelinya.
Ternyata bisnis kulinernya ini tak sembarangan Moms.
Beberapa kali sudah pernah dieskplos media, yaitu Bareca Magazine, Now! Jakarta Magazine, dan Food Story KompasTV.
Mengenang Kasino
Dikutip dari Harian Kompas, 19 Desember 1997, sebelum meninggal dunia, Kasino telah terlebih dulu menjalani perawatan di rumah sakit itu selama sekitar dua pekan.
Kasino meninggalkan seorang istri, Amarmini (Meike) yang dinikahi pada 1976 serta dua putri Hana dan Larasati. Terima kasih telah membaca Kompas.com.
Karier Kasino Kasino lahir di Gombong, Jawa Tengah, 15 September 1950.
Dia mulai dikenal setelah menjadi penyiar Radio Prambors pada 1974.
Alumnus Jurusan Administrasi Negara Fakultas Ilmu-Ilmu Sosial Universitas Indonesia (UI) tahun 1979 ini mulai muncul dalam kelompok lawak Warung Kopi pada 1975.
Setelah mencuat dalam lawakan-lawakan di kampus, Warkop menjadi dikenal luas setelah diberi kesempatan tampil di TVRI.
Kritikan- kritikan khas yang ditampilkan kelompok ini membuat mereka langsung mendapat tempat di hati kalangan pencintanya.
Pada 1978, bersama Nanu, Dono, dan Indro, Kasino sempat membuat rekaman lawak yang juga diterima baik oleh pencintanya.
Setelah itu bendera kelompok Warkop semakin berkibar.
Pada 1979, mereka mulai merambah layar putih.
Sekitar 12 film layar lebar dibuat grup Warkop dan selalu ditunggu masyarakat di saat-saat perayaan Lebaran yang memang menjadi momen dirilisnya film-film Warkop terbaru.
Piawai bermain musik dan menyanyi
Dalam grup Warkop, Kasino menonjol dengan cara bertuturnya yang bisa menirukan logat Betawi, Jawa (Tegal), dan Padang. Selain itu, ia juga piawai bermain musik dan menyanyi.
Dikutip dari Harian Kompas, 23 Desember 1979, Kasino mengatakan, kelompok Warkop awalnya terbentuk karena obrolan santai seputar lingkungan saat ia masih mengisi sebagai penyiar di Radio Prambors.
"Tadinya cuma membicarakan masalah lingkungan secara santai di radio Prambors. Lama-kelamaan datang surat-surat yang menyarankan supaya kami memperluas tema pembicaraan yang dibawakan secara lucu itu, pada saat itulah lahir Warung Kopi," kata Kasino.
Dia mengatakan, pilihan studinya di bidang ilmu sosial bukanlah satu-satunya hal yang menjadi pendorong kelompok Warkop untuk mengangkat tema itu dalam lawakan.
"Mungkin atau barangkali juga tidak, karena bagaimana kami bisa tahan melihat suatu kepincangan sosial yang terjadi di sekitar kami?" kata Kasino.
"Menutup mata saja, tidak sampai hati rasanya. Dengan menampilkan tema-tema sosial itu maksud kami tidak lain minta perhatian yang berwenang untuk suatu perbaikan. Itu saja, tidak ada tendensi lainnya," imbuhnya.
Sejak 1980, ketika pamor Warkop kian meningkat, dan Nanu Mulyono meninggal awal 1980-an, trio Warkop boleh dikata menjadi idola pelawak mahasiswa Indonesia.
Dikutip dari Harian Kompas, 19 Desember 1997, sebagai kelompok yang sudah tenar dan berhonor tinggi, namun Warkop atau Kasino pribadi, bila ada waktu, selalu rela menyumbangkan banyolannya untuk pertemuan, kegiatan pemuda di Jakarta dan sekitarnya.
Bahkan, sampai ke puncak gunung pun, Kasino mau membawa acara sebagai penghibur, penyanyi, sekaligus pelawak.
Idola penyanyi jalanan
Khusus bagi penyanyi jalanan, di sekitar Blok M dan Pecenongan, Kasino menjadi salah satu idola mereka.
Bila mereka bertemu, Kasino selalu diminta ikut nyanyi bersama.
Kasino juga merupakan perintis pembentukan kelompok musik mahasiswa UI, seperti Pancaran Sinar Petromaks, ataupun PMR (Pengantar Minum Racun).
Dia memberi perhatian khusus kepada kelompok-kelompok penyanyi PMR yang sempat merekam lagu-lagunya.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Mengenang 23 Tahun Kepergian Kasino Warkop..."
Artikel ini telah tayang di TribunManado.co.id dengan judul Masih Ingat Kasino Warkop? Putri Semata Wayangnya Banting Tulang Jualan Kue Demi Sesuap Nasi