Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Tribun Bulukumba

Bupati Tendang Ban Dibawa Mahasiswa, Demo Aktivis PMII Bulukumba Ricuh 

Unjuk rasa aktivis Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Bulukumba, di Kantor Bupati Bulukumba berakhir ricuh, Senin (14/6/2021).

Penulis: Firki Arisandi | Editor: Sudirman
ist
Unjuk rasa aktivis Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Bulukumba, di Kantor Bupati Bulukumba, berakhir ricuh, Senin (14/6/2021) 

TRIBUNBULUKUMBA.COM, UJUNG BULU - Unjuk rasa aktivis Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Bulukumba, di Kantor Bupati Bulukumba berakhir ricuh, Senin (14/6/2021).

Kericuhan dimulai setelah Bupati Bulukumba Muchtar Ali Yusuf, hadir di tengah kerumunan massa.

Saat tiba di tengah kerumunan massa, Andi Utta sapaannya menendang ban yang dibawa oleh mahasiswa.

"Siapa ini yang bawa ban," kata Andi Utta, lalu menendang ban tersebut.

Sedianya, para aktivis PMII Bulukumba tersebut menggelar aksi untuk menagih janji 100 hari kerja Andi Utta dan Edy Manaf.

Sekretaris PMII Cabang Bulukumba, Sulfikar Asyraf menyampaikan, jika sebelum kericuhan terjadi pihaknya sempat melakukan orasi dan menyampaikan beberapa tuntutan 

"Jadi tadi pak ketua cabang sementara orasi dan tiba-tiba pak bupati langsung keluar dan tendang ban, itulah awal mula terjadi kericuhan," jelasnya.

Menurut Fikar, jika aksi represif yang ditunjukkan oleh satpol PP yang melakukan pengawalan, dinilai telah merusak citra pemerintahan Bupati Muchtar Ali Yusuf 

"Kami tidak pernah mengharapkan hal itu terjadi, kami datang dan berharap bisa diberikan ruang untuk menyampaikan aspirasi, bukan di perlakukan sebagai segerombolan penjahat," jelasnya. 

Sementara Kasubag Publikasi Setda Bulukumba, Andi Ayatullah Ahmad, menjelaskan, bahwa Bupati Muchtar Ali Yusuf justru harus diapresiasi karena menemui para pendemo. 

Itu artinya bupati memiliki respon baik jika ada elemen masyarakat ingin menyampaikan aspirasinya.

Saat pendemo dari mahasiswa PMII Bulukumba datang di depan Kantor Bupati, saat bersamaan Bupati Muchtar Ali Yusuf sementara mengikuti vidcon pembekalan Kepala Daerah yang dilaksanakan oleh Kemendagri.

Kegiatan materi pembekalan ini sebenarnya tidak bisa ditinggalkan, namun karena bupati menghargai para pendemo maka ia meminta izin kepada penyelenggara untuk menemui pendemo. 

Iapun turun dari ruangannya dan meminta para pendemo untuk bertemu dan berdialog di tempat parkir mobil Bupati.

"Beberapa kali dipanggil untuk bertemu di halaman kantor (tempat parkir mobil Bupati), pihak pendemo tidak mau masuk dengan alasan mereka masih mau orasi dan bakar ban," jelas Andi Ullah, sapaannya.

Bupati Andi Utta sebenarnya berharap, para pendemo tidak perlu harus teriak-teriak di luar. 

"Bisa langsung masuk di halaman Kantor Bupati untuk menyampaikan aspirasinya," jelas dia.

Namun karena respon pendemo atas ajakan Bupati untuk berdialog tidak ditanggapi baik, maka Bupati pun langsung menemui mereka di luar pagar kantor.

Bupati menganggap para pendemo ini tidak memiliki itikad baik untuk melakukan dialog, sehingga dia menendang ban yang hendak dibakar oleh demonstran.

Aksi yang dilakukan oleh mahasiswa diapresiasi sebagai kritik membangun kepada pemerintah daerah. 

Hanya saja adab-adab untuk menyampaikan aspirasi tidak diindahkan oleh mahasiswa

"Terbukti, ajakan Bupati untuk berdialog tidak direspon baik oleh para pendemo, sehingga tujuan yang hendak dicapai dalam menyampaikan aspirasinya tidak terwujud, malah sebaliknya terjadi saling dorong antara mahasiswa dan petugas," jelasnya. (TribunBulukumba.com)

Laporan Wartawan Tribun Timur, Firki Arisandi

Sumber: Tribun Timur
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved