Luwu Raya
Prof Aswanto: Kelayakan Luwu Raya untuk Jadi Provinsi Lebih dari Cukup
Kerukunan Keluarga Luwu Raya (KKLR) menggelar acara halalbihalal secara virtual.
Penulis: Arwin Ahmad | Editor: Suryana Anas
TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR - Kerukunan Keluarga Luwu Raya (KKLR) menggelar acara halalbihalal secara virtual.
Acara halal bihalal dilaksanakan di Hotel Ramsy Makassar, Rabu (9/6/2021) malam.
Hadir di lokasi ketua KKLR, Buhari Kahar Muzakkar sekaligus membawakan sambutan pertama.
Kemudian hadir secara virtual, Plt Gubernur Sulsel Andi Sudirman Sulaiman. Datu Luwu ke-40 Bau Andi Maradang Mackulau Opu to Bau, Bupati Luwu Timur, Budiman.
Kemudian Bupati Luwu Utara Indah Putri Indriani dan Bupati Luwu, Basmin Mattayang, serta sejumlah tokoh besar asal Tana Luwu.
Juga hadir Ketua Kerukunan Keluarga Tana Luwu (KKTL), Andi Arus Victor. Pada kesempatan itu pula dibahas tentang penyatuan dua organisasi yakni KKLR dan KKTL yang mana saat ini sudah mencapai titik terang.
Selain itu, sejumlah tokoh besar yang hadir, juga membahas tentang pemekaran Luwu Raya menjadi provinsi.
Salah satu tokoh asal Tana Luwu, Prof Aswanto yang saat ini menjabat sebagai Wakil Ketua Mahkamah Konstitusi (MK), hadir secara virtual dari Jakarta.
Prof Aswanto di penghujung acara, menyampaikan kelayakan Luwu Raya untuk menjadi provinsi.
"Kami pernah melakukan riset untuk kelayakan Luwu Raya menjadi satu provinsi ketika Pak Syahrul masih jadi Gubernur, kebetulan saya ditunjuk jadi salah satu timnya," kata Prof Aswanto.
"Hasil riset kami jauh lebih dari cukup. Kecuali persyaratan administratif harus minimal 5 kabupaten. Tapi yang lain-lain dari segi potensi ekonomi. Bahkan kita selalu mengatakan mungkin Pemerintah Sulsel tidak mau melepaskan karena kalau dilepaskan, Sulsel jadi minus gitu," sambungnya.
Lebih lanjut ia menjelaskan beberapa proyek di Sulsel dananya dari dana Comdev PT Vale (perusahaan nikel di Luwu Timur). Yang mana perusahaan ini berada dalam wilayah Luwu Raya.
"Saya juga mau menyampaikan informasi, beberapa proyek vital di Sulsel dananya dari dana Comdev Inco dulu, sekarang PT Vale. Ada beberapa, misalnya SMA favorit di Malino, itu sumber dananya dari Comdev PT Inco (Vale), dan beberapa proyek di Sulsel itu sumber dananya dari Vale," jelasnya.
PT Vale, memang menjadi salah satu penyumbang terbesar pendapatan asli daerah (PAD) di Sulsel.
Masih membahas Luwu Raya, Prof Aswanto bahkan menyebutkan ia punya dokumen janji pembentukan Provinsi di Luwu sudah ada sejak zaman Ir Soekarno menjadi presiden RI.