Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Kisah Pahlawan

Kisah Pong Tiku, Ditembak Mati di Tepi Sungai Sa’dan karena Menolak Kerjasama dengan Belanda

Kisah perjuangannya menuntut kemerdekaan dari Belanda, banyak dipuji orang tak hanya di dalam negeri, tapi juga hingga ke mancanegara.

Editor: Muh. Irham
int
Pong Tiku 

Kesempatan itu langsung digunakan pihak Belanda untuk memasuki benteng tersebut meski pun masa gencatan senjata belum berakhir.

Seusai menghadiri pemakaman jenazah orang tuanya, Pong Tiku kemudian menuju benteng Alla. Di sana telah berkumpul para pejuang dari berbagai daerah Sulawesi Selatan.

Benteng Alla pun diserang Belanda pada tanggal 12 Maret 1907. Akibat serangan itu puluhan pejuang gugur dan ditawan. Namun, Pong Tiku berhasil menyelamatkan diri.

Dalam pelariannya dari satu tempat ke tempat lain, ia terus berusaha mengobarkan semangat perjuangan melawan Belanda.

Belanda masih terus melakukan pengejaran hingga akhirnya ia berhasil ditangkap di Lilikan pada awal bulan Juli 1907.

Setelah berhasil ditangkap, ia kemudian dipaksa untuk menandatangani surat pernyataan yang isinya mengakui kekuasaan Belanda.

Namun, meskipun berada dalam tekanan, Pong Tiku tetap menolak menandatangani surat tersebut.

Karena terus-menerus melawan dan menolak bekerjasama, Pong Tiku pun ditembak mati Belanda di tepi Sungai Sa'dan.

Kematian Pong Tiku sekaligus menandai berakhirnya perlawanan terhadap Belanda di Toraja. Toraja merupakan daerah terakhir di Sulawesi Selatan yang jatuh ke tangan Belanda.

Atas jasa-jasanya kepada negara, Pong Tiku alias Ne'baso dianugerahi gelar pahlawan Nasional berdasarkan SK Presiden Republik Indonesia No. 73/TK/Tahun 2002, tanggal 6 November 2002.(*)

Halaman 3 dari 3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved