Tribun Sulsel
Pengekspor Briket di Sulsel Curhat Kesulitan Modal ke Menteri Koperasi Teten Masduki
Pengekspor Briket di Sulsel Curhat Kesulitan Modal ke Menteri Koperasi Teten Masduki
Penulis: Muhammad Fadhly Ali | Editor: Hasriyani Latif
TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR - Menteri Koperasi dan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM), Teten Masduki melakukan kunjungan kerja (kunker) ke Makassar, Senin (31/5/2021).
Salah satu agendanya, melepas ekspor briket produk buatan CV Coconut International Indonesia dengan negara tujuan Jordania dan Arab Saudi.
Direktur CV Coconut International Indonesia, Hasriani mengatakan, total briket yang diekspor sekitar 1 kontainer berisi 28 ton briket arang.
"Yang diekspor satu kontainer isinya 28 ton, satu kontainer nilainya 35 ribu dollar AS. Kalau dirupiahkan jadi Rp 500 jutaan satu kontainer," kata Ani sapaanya.
Ditanya berapa ton yang diekspor dalam setahun, Ani mengatakan tergantung modal.
"Soalnya permintaan dari beberapa negara bisa 10-20 kontainer per bulan. Kami bisa penuhi soalnya kapasitas mesin kami bisa 2 kontainer setiap hari," katanya.
"Paling banyak dari Timur Tengah seperti Arab dan Jordania. Jerman dan Rusia juga permintaanya tinggi. Tapi kami belum mampu penuhi," tambahnya.
Sementara itu, Menteri Teten mengatakan sebenarnya pembiayaan banyak. Baik perbankan maupun koperasi simpan pinjam.
Beberapa perbankan, kata dia, bahkan over likuiditas karena peminjamnya sedikit. Yang masalah adalah mekanisme penyaluran ke UMKM.
"Perlu pendekatan baru, tidak lagi menggunakan pendekatan aset karena itu berat bagi UMKM. Ini juga tugas bagi lembaga penjaminan supaya bank-nya mau masuk," katanya.
Menurutnya perbankan memang terlalu takut untuk mencairkan modal bagi UMKM. Mereka tak ingin ambil risiko. Makanya yang harus didorong adalah koperasi simpan pinjam.
"Nah termasuk juga harus ada jaminan bahwa produk UMKM itu jaminan produknya ada yang menyerap dan harganya bisa bersaing sehingga ada kepastian bayar cicilan," tambahnya.
Ia mengaku perbankan mestinya bisa paling depan soal pembiayaan. Briket saja misalnya, sangat diminati oleh pangsa pasar luar negeri. Tidak mungkin UMKM tidak bisa bayar.
"Jadi nanti bahan bakunya bisa dapat dari KUR koperasi, nanti kan modal kerjanya bisa dari perbankan, kan gitu aja solusinya," katanya.
Teten menambahkan 17 persen UMKM yang ada ditarget bisa ekpsor. Potensi itu sangat besar sekali, termasuk untuk Sulsel.
Di sini, banyak produk yang bisa didorong untuk ekspor. Tak hanya kopi. Ada juga rempah-rempah dan hasil laut.
"Harus diakui kita punya potensi ekspor yang besar tapi tidak maksimal. Kegiatan usahanya masih kecil, produksinya masih rendah," katanya.
"Daya saing produk kita juga masih masalah, maka peningkatan kapasitas produksi dan daya saing produk ini fokus utama yang harus dilakukan," lanjutnya.(*)