Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Umat Buddha Sulsel Peringati Tri Suci Waisak 2565, Bhikkhu Dhammasubho Berikan Pesan Damai

Trisuci Waisak 2565 BE kali ini mengusung tema Cinta Kasih Menjaga kebhinekaan Membangun Keluhuran Bangsa.

Editor: Saldy Irawan
Miguel Dharmadjie
Foto bersama sebagian peserta Rapat Kerja Daerah yang diadakan Permabudhi Sulsel pada Selasa (18/12) petang. 

TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR - Persatuan Umat Buddha Indonesia (Permabudhi) Sulawesi Selatan (Sulsel) menggelar ibadah peringatan Tri Suci Waisak 2565 BE /2021, di Vihara Sasanadipa, Jl Gunung Lokon, Kecamartan Makassar, Kota Makassar, Sabtu (29/5).

Selama ibadah berlangsung para jemaat turut menerapkan protokol kesehatan (Prokes).

Semua yang hadir tampak menggunakan masker dan menjaga jarak.

Panitia ibadah juga menayangkan prosesi ibadah melalui live You Tube.

Trisuci Waisak 2565 BE kali ini mengusung tema Cinta Kasih Menjaga kebhinekaan Membangun Keluhuran Bangsa.

YM Bhikkhu Dhammasubho Mahathera, dalam hikmanya menyebutkan meski dirayakan secara virtual, perayaan Waisak kali ini tidak mengurangi rasa hormat bagi semua umat Buddha yang merayakannya.

Menurutnya setiap kehidupan itu membicarakan tentang pentingnya membangun bangsa, negara, manusia berbasis agama.

“Membangun bangsa dengan agama,” katanya.

Ia juga menyampaikan pada perayaan waisak kali ini kita telah berada pada zaman data bukan lagi pendapat.

“Kalaupun kita berpendapat, maka harus ada jejak historisnya dan sejenisnya,” ujar Dhammasubo.

Dalam kesempatan itu ia juga menyampaikan makna cinta.

Ia menjelaskan cinta kasih dibicarakan oleh semua agama.

Cinta adalah cerita indah tiada akhir.

“Semoga semua mahluk berbahagia,” ucapnya.

Atas dasar cinta, dunia pun mencatat sejak kehadiran Budha pun diramal menjadi sang penyelamat dunia.

Hadir langsung di tempat perayaan Ketua Permabudhi Sulsel, Yonggris.

Yogris menambahkan ada enam rangkaian perayaan waisak di Sulsel, di antaranya, donor darah, dialog kerukunan, penanaman pohon bakau serta kepatapang, baksos dan lainnya.

“Jadi semua berlangsung karena kerja keras semua pihak atau organisasi yang tergabung di Permabudhi Sulsel,” katanya.

Ia membeberkan, Permabudhi berdiri di Indonesia sejak Maret 2018 lalu.

Sementara di Sulsel terbentuk pada November pada tahun yang sama.

“Hadirnya Permabudhi di Sulsel tak terlepas dari peran lima organisasi besar Buddha,” ujarnya.

Adapun total vihara yang tergabung di Permabudhi Sulsel ialah 42, semntara 8 diantaranya berada di luar daerah dan 34 di Kota Makassar.

“Pada intinya, Permabudhi menjadi tempat umat Budha menyalurkan potensi untuk kebaikan masyarakat, bangsa dan Negara,” kata Yongris.(*)

Sumber: Tribun Timur
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved