Konflik Palestina vs Israel
Jejak Digital Joe Biden; Sebut Israel Investasi Terbaik AS di Timur Tengah, Modali 3 Miliar Dolar
Jejak Digital Joe Biden; Sebut Israel Investasi Terbaik AS di Timur Tengah, Modali 3 Miliar Dolar
TRIBUN-TIMUR.COM - Ketika banyak orang mengecam aksi keji Israel kepada Palestina, Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden malah sebaiknya.
Presiden Biden disebutkan telah menyuarakan dukungannya untuk gencatan senjata antara militer Israel dan militan Palestina di Jalur Gaza.
Dukungan Presiden Biden itu langsung dia sampaikan kepada Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu melalui telepon.
Dilansir dari bbc.com pada Selasa (18/5/2021), konflik Israel-Palestina telah memasuki minggu kedua. Namun tidak ada tanda akan berakhir dalam waktu dekat.
Malahan Israel terus melakukan serangan udara lebih lanjut di Gaza pada Selasa pagi.
Dilaporkan lusinan roket ditembakkan ke wilayah Jalur Gaza semalam.
Akibatnya 212 orang, termasuk hampir 100 wanita dan anak-anak, telah tewas di Gaza, menurut kementerian kesehatannya.
Pada hari Selasa, Israel mengatakan setidaknya 150 militan termasuk di antara mereka yang tewas di Jalur Gaza.
Menurut pernyataan Gedung Putih pada hari Senin, Presiden Biden mendorong Israel untuk melakukan segala upaya untuk memastikan perlindungan warga sipil yang tidak bersalah.
"Kedua pemimpin membahas kemajuan dalam operasi militer Israel terhadap Hamas dan kelompok teroris lainnya di Gaza," tambahnya.
Presiden Biden menyatakan dukungannya untuk gencatan senjata dan membahas keterlibatan AS dengan Mesir dan mitra lainnya untuk mencapai tujuan itu.
Sementara konflik Israel-Palestina telah meningkatkan keprihatinan internasional.
Para pemimpin dunia dan organisasi kemanusiaan telah menyerukan tindakan untuk mencegah kematian penduduk lebih banyak dan kerusakan bangunan dan infrastruktur.
Akan tetapi AS, yang merupakan salah satu sekutu terkuat Israel, sekali lagi memblokir upaya di Dewan Keamanan PBB untuk mengeluarkan pernyataan yang menyerukan Israel untuk menghentikan serangan militernya.
Juru bicara Gedung Putih Jen Psaki mengatakan Presiden Biden ingin membawa ketenangan ke Yerusalem dan itu juga menjadi tujuan Netanyahu.
Oleh karenanya, demi melindungi warganya, Israel akan terus menggempur Jalur Gaza.
Joe Biden: Israel adalah Investasi Terbaik AS
Pada Juni 1986, Biden menyampaikan pidato yang berapi-api kepada Senat AS.
"Sudah waktunya kita berhenti meminta maaf atas dukungan kita untuk Israel,” katanya kepada anggota parlemen.
Menurut Biden, Amerika telah berinvestasi 3 Miliar Dolar untuk Israel dan itu disebutnya sebagai investasi terbaik.
"Jika tidak ada Israel, AS harus menciptakan Israel untuk melindungi kepentingannya di wilayah tersebut," katanya.
Video cuplikan pidato Joe Biden itu kemudian diposting ulang Mardigu Wowiek, Selasa (18/5/2021).
Dalam narasinya Bossman Mardigu menyebut Israel diciptakan untuk melindungi american interest (kepentingan amerika) di wilayah Timur Tengah.
"(tujuannya) mengendalikan energi negara negara arab, mengendalikan minyak bumi dan gas negera negara arab. Amerika harus menciptakan Israel," ujar Mardgu yang kerap membahas isu-isu internasional.
Perang yang terjadi antara Israel dan hamas, kata Mardigu juga disebut menguntungkan AS.
Dimana, senjata yang digunakan kedua pihak adalah buatan AS.
"Keduanya memakai mesin senjata Amerika. Rudalnya, RPG nya, roketnya, bedilnya, anti rudalnya," katanya.
Di perkirakan sehari biaya perang Israel vs Palestina mencapai 1 bilion dolar atau 1,5 triliun rupiah.
Diam-diam Joe Biden Jual Senjata ke Israel
Di tengah ketegangan konflik perang antara Hamas Palestina dengan pasukan Israel di Gaza, Joe Biden ternyata diam-diam menyetujui penjualan senjata ke Israel.
Pemerintahan Presiden Joe Biden menyetujui potensi penjualan senjata berpemandu presisi ke Israel dengan nilai USD 735 juta atau Rp 10,5 Triliun.
Hal itu disampaikan oleh sumber-sumber kongres yang mengatakan pada hari Senin (17/5/2021).
Sumber itu mengatakan bahwa anggota parlemen AS diperkirakan tidak akan keberatan dengan kesepakatan tersebut, meskipun konflik tengah terjadi antara Israel dan Hamas Palestina.
Tiga orang pembantu Kongres mengatakan Kongres secara resmi diberitahu tentang penjualan komersial yang dimaksudkan pada 5 Mei lalu.
Itu sebagai bagian dari proses peninjauan reguler sebelum perjanjian penjualan senjata asing utama dapat dilanjutkan.
Penjualan tersebut pertama kali dilaporkan oleh Washington Post.
Mengutip dari Reuters, Kongres diberitahu tentang penjualan yang direncanakan pada bulan April, sebagai bagian dari proses peninjauan informal normal sebelum pemberitahuan resmi pada 5 Mei.
Di bawah undang-undang AS, pemberitahuan resmi membuka jendela 15 hari bagi Kongres untuk menolak penjualan tersebut, yang mana tidak diharapkan meskipun kekerasan sedang berlangsung.
Dilaporkan, penjualan Joint Direct Attack Munitions (JDAM) produksi Boeing dipertimbangkan untuk menjadi program rutin.
Dalam kesepakatan bulan mei ini, AS disebut akan menjual JDAM dengan nilai mencapai USD 735 juta (Rp 10,5 Triliun) ke Israel.
Saat dimintai keterangan, juru bicara Kementerian Luar Negeri AS mencatat bahwa pihaknya tidak bisa memberikan komentar secara terbuka atau mengonfirmasi aktivitas penjualan komersial senjata, termasuk perjanjian JDAM dengan Israel.