Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

AGH Sanusi Baco Wafat

Ini Sifat Nabi Muhammad Dalam Diri AGH Sanusi Baco Hingga Wafat

Nabi Muhammad dikenal sebagai sosok sederhana. AGH Sanusi Baco menjadikan sifat hidup sederhana Rasulullah hingga wafat.

Penulis: Muh Hasim Arfah | Editor: Muh Hasim Arfah
TRIBUN TIMUR/THAMZIL THAHIR
Almarhum AGH Sanusi Baco Lc menerapkan sifat sederhana Nabi Muhammad SAW selama hidup. 

TRIBUN-TIMUR.COM- Nabi Muhammad dikenal sebagai sosok sederhana.

Bahkan, kesederhanaan Rasulullah Muhammad SAW dan bersahajanya kehidupan beliau, bukan berarti mengajak seluruh umat Islam hidup miskin.

Dikutip dari https://kisahmuslim.com, banyak pelajaran yang dapat kita ambil tentang sikap bersyukur dan qonaah (cukup).

Tentang memaknai hidup, bahwa kehidupan adalah kehidupan akhirat.

Tentang tidak sibuk dengan dunia hingga wafat tidak membawa amal, bekal kehidupan yang sesungguhnya.

Tentang keluh kesah kita, padahal banyak yang harus kita syukuri dari apa yang kita enyam dan rasa. Karena kekasih Allah SWT pun tidak semewah kita.

ن أبي هريرة رضي الله عنه أنه كان يشير بإصبعه مرارًا يقول: والذي نفس أبي هريرة بيده، ما شبع نبي الله صلى الله عليه وسلم وأهله ثلاثة أيام تباعًا من خبز حنطة حتى فارق الدنيا.

Dari Abu Hurairah radhiallahu ‘anhu, ia berkali-kali mengarahkan jarinya ke mulutnya, sembari mengatakan, “Rasulullah Muhammad SAW dan keluarganya tidak pernah merasa kenyang dalam tiga hari berturut-turut karena memakan roti gandum. (Keadaan tersebut terus berlangsung) Hingga beliau berpisah dengan dunia”. (HR. Muslim 2976 dan Ibnu Majah 3343).

عَنْ اَبِى هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ : اَنَّهُ مَرَّ بِقَوْمٍ بَيْنَ اَيْدِيْهِمْ شاَةٌ مَصْلِيَةٌ َدَعَوْهُ فَاَبَى اَنْ يَأْكُلُ قاَلَ : خَرَجَ رَسُوْلِ اللهِ صَلىَّ اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مِنَ الدُّنْياَ وَلَمْ يَشْبَعْ مِنَ الْخُبْزِ الشَّعِيْرِ.

Juga dari Abu Hurairah radhiallahu ‘anhu, suatu hari beliau melewati orang-orang yang sedang menikmati daging kambing yang dipanggang.

Mereka mengundang Abu Hurairah, tetapi dia tidak mau memakannya. Abu Hurairah berkata, “Sampai dengan saat wafatnya Rasulullah Muhammad SAW Tidak pernah kenyang oleh roti yang terbuat dari gandum”. (HR. al-Bukhari 5098).

Membaca hadits ini, rasanya kita hendak menangis. Rasulullah Muhammad SAW yang kita cintai hingga demikian perjalanan hidupnya. Sementara kita, tak terhitung berapa kali merasa kekenyangan yang menyesakkan celana. Hingga makanan terbuang sia-sia. Hanya kepada Allah SWT kita memohon ampun.

Gurat Tikar Di Pipi

Umar berkisah tentang kebersamaannya dengan Rasulullah Muhammad SAW, “Aku pernah berkunjung menemui Rasulullah Muhammad SAW.

Waktu itu beliau berada dalam sebuah kamar, tidur di atas tikar yang tidak beralas.

Di bawah kepalanya ada bantal dari kulit kambing yang diisi dengan sabut. Pada kedua kakinya daun penyamak terkumpul.

Di atas kepalanya, kulit kambing tergantung. Aku melihat guratan anyam tikar di sisi perutnya, maka aku pun menangis.”

Beliau mengatakan, “Apa yang menyebabkanmu menangis (ya Umar)?” “Wahai Rasulullah, Kisra dan Kaisar dalam keaadan mereka (selalu di dalam kesenangan, kemewahan, dan serba cukup), padahal engkau adalah utusan Allah.” Jawab Umar.

Umar hendak menyatakan, Anda lebih layak menikmati isi dunia dibanding raja-raja itu karena Anda adalah utusan Allah. Rasulullah menjawab,

أَمَا تَرْضَى أَنْ تَكُونَ لَهُمُ الدُّنْيَا وَلَنَا الآخِرَةُ

Apakah engkau tidak senang, bahwa dunia ini bagi mereka dan akhirat untuk kita?” (HR. al-Bukhari 4629 dan Muslim 1479).

Nampak sifat sederhana juga ada dalam diri Sanusi Baco

Kiai kharismatik Nahdlatul Ulama ini selalu memakai pakaian sederhana, kemeja, jas dan sarung saat ke pengajian.

Bahkan, rumahnya pun tetap berada di Jl Kepala III. 

"Masa kecil AGH Sanusi Baco bagaimana beliau di tingalkan oleh ibunya sejak usia muda, kemudian menuntut ilmu dengan kesederhanaannya merantau ke Makassar, 8 tahun di pesantren DDI Barru, Mangkoso, lalu melanjutkan studynya ke Universitas Al-Azhar Kairo Mesir bersama Gusdur dan Mustafa Bisri. Kembali ke Sulawesi Selatan dan sekarang beliau menjabat untuk 3 periode ketua umum MUI Sulsel," kata penulis buku Autobiografi Sanusi Baco "Setia Di Jalan Dakwah" Dr Firdaus Muhammad.   

Lalu Tribun pernah menanyakan kesederhanaan AGH Sanusi Baco (1937-2021) dalam sebuah wawancara khusus awal tahun 2019 lalu.

Lalu Sanusi Baco menjawab:

Memang ajaran agama membuat kita harus selalu sederhana.

Kekayaan dan jabatan jangan dijadikan tujuan.

Tapi, kita manfaatkan kedua itu untuk umat.

Makanya, kita beribadah, setiap beribadah kita bicara dengan diri sendiri.

Kenapa? Saya ini adalah hamba, selama satu Minggu lalu mungkin dalam pikiran kita adalah kekayaan dan jabatan.

Tapi ingat kedua ini bisa menjadikan orang sombong.

Saya selalu berdoa, dan mengingatkan kepada diri, sebenarnya kita itu hanya hamba.

Kekayaan dan jabatan itu adalah amanah.

Allah bisa kapan saja mencabut, ketika Dia berkehendak.

Jadi salah satu sifat Muhammad dalam diri AGH Sanusi Baco adalah kesederhanannya.

Hingga, AGH Sanusi Baco wafat, Sabtu (15/5/2021), dia tetap menjadi pribadi sederhana.(*)

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved