AGH Sanusi Baco Wafat
Bedside Patient Monitor Sudah Datar; Ternyata AGH Sanusi Baco Mimpi Bertemu Gurutta Ambo Dalle
Anre Gurutta Haji (AGH) Sanusi Baco Lc, setidaknya tiga kali diopname di RS Primaya Hospital ( d/h RS Awal Bros ) Jl Urip Sumiharjo Makassar.
Penulis: Thamzil Thahir | Editor: Edi Sumardi
MAKASSAR, TRIBUN-TIMUR.COM - Tulisan ini merupakan sambungan dari seri tulisan sebelumnya • Rangkaian Kisah Spiritualitas Saat AGH Sanusi Baco LC 2 Kali Sakit hingga Wafat 3 Syawal 1442 H
Dalam catatan keluarga dan jejak rekam digital Tribun-Timur.com, Anre Gurutta Haji (AGH) Sanusi Baco Lc, setidaknya tiga kali diopname di RS Primaya Hospital ( d/h RS Awal Bros ) Jl Urip Sumiharjo Makassar.
Selain jarak rumah sakit ini hanya sekitar 1,7 km sebelah utara kediaman Gurutta Jl Kelapa III nomor 31, Ballaparang, Rappocini, di rumah sakit ini jugalah Aksa Mahmud, sang pemilik RS merekomendir dan juga cocok dengan dokternya, dr Bambang Budiono SpJP FIHA FAPSIC FSCAI.
Periode perawatan paling lama, di medio 2018.
Bahkan Jusuf Kalla di tahun terakhir saat menjabat Wapres 2018, sempat merujuk Gurutta ke sebuah rumah sakit di Jakarta.
Nah kisah spiritual berikut juga diceritakan terpisah 3 dari 7 anaknya, M Irfan Sanusi, M Afif Sanusi dan M Taufik Sanusi, kepada Tribun-Timur.com, Minggu (16/5/2021) dini hari.
"Sakitnya Abah, saat itu memang agak memgkhatirkan. Sampai-sampai alat monitor pasien di sisi ranjang (bedside patient monitor) sudah datar. dan tak lama kemudian beredar dan viral kabar Abah Sudh meninggal. Alhamdulillah, masih sehat hampir 3 tahun hingga tadi malam," ujar Dr Taufik Sanusi, putra ke-5 pasangan AGH Sanusi Baco dan Hj Aminah Adam.
Bagi Taufik, kepanikan saat itu tak terhindarkan.
Ayahnya sudah dirawat lebuh tiga pekan.
Kondisi fisiknya terus menurun.
Di malam Jumat, di ruang perawatan ICU RS Awal Bros, sinyal monitor pemantau tubuh, sudah datar.
Perawat sudah siap-siap mencabut selang monitor.
Kondisi itu, hampir berlangsung sekitar 45 menit.
Lantunan zikir ayat suci Alquran dibacakan anak dan cucu.
Namun saat perawat tengah menyiapkan alat pemacu kejut jantung, tiba-tiba alat monitor berbunyi, "Beep, beep, beep."
Sinyal yang sebelumnya datar, lansgung spike, menanjak ke atas.
Tabung dan kantong pernafasan kembali bergerak.
"La hawla wala kualwwata Illa billah, subhanaallah."
Gurutta bahkan langsung tersenyum.
Suasana sedih tegang berubah jadi suka cita.
Tak lama kemudian, Taufik dan Afif bertanya ke Abah.
"Kenapa bisa tadi Abah seperti kehilangan kesadaran?"
Gurutta tersenyum, tertawa lieuh dan menjawab; "Saya tadi itu lama jalan-jalan. tempatnya indah, seperti kilauan mutiara. Orang-orang yang saya temui bersih, wajahnya bercahaya dan tak pakai baju putih saja."
Taufik pun bertanya "Siapa saja yang Abah temui di jalan-jalan itu."
Dengan senyum Guruttta menjawab, "Saya sempat ketemu Gurutta Ambo Dalle, banyaklah tokoh, ulama, banyak juga anak-anak."
Afif Sanusi lalu menceritakan pengalaman transendental sang ayah ke salah seorang habib, mursyid tarekat berhaluan Ahlusunnah wal jamaah.
"Dari cerita Habib itu, disimpulkan saat itu sebenarnya ajal sudah di mendekati tenggorokan. Gurutta bahkan disebut diberi selendang jubah Rasulullah."
Bahkan, Guruttta disebut sempat ngigau (bercerita dan mimpi, dalam kondisi tidur), dan berujar, "caranya tak begitu."
Sang Mursyid yang juga pengamal zikir dan ijazah tarikat itu berkisah, "walau bertemu banyak orang yang sudah di alam baka, dan kubur, tapi kalau Malaikat Maut belum dapat perintah untuk menjemput ajal, nyawa tak akan berpisah dari jazad. Itulah yang terjadi pada Gurutta Abah saat itu."
Dan setelah kejadian itu, empat pasangan calon kepala daerah Sulsel, pun berdatangan membesuk.
Kapolda Sulsel saat itu, Irjen Pol Umar Septono, pada 3 Maret 2018, datang membesuk dan menghibur.
Bahkan, calon Presiden Prabowo Subianto, saat Gurutta mulai membaik, datang menjenguk di kediamannya Jl Kelapa III.
Tim Sukses Pemenangan Jokowi-Amin, Mahfud MD dan Kiai Ma'ruf Amin sendiri secara khusus mendatangi Gurutta.(*)