Perang Arab Israel
Mengingat Kembali Perang Arab 1967 Saat Israel Dikepung Negara-negara Arab Selama 6 Hari Tapi Menang
Ingat Perang Arab Israel 1967, Perang dahsyat 6 hari Israel Dikepung Negara-negara Arab tapi berhasil menang
Mencaplok sedikit demi sedikit wilayah musuh yang dikalahkannya
Pertempuran sengit antara negara-negara gabungan Koalisi Arab melawan Israel berlangsung sengit. Keunggulan Israel yang berhasil menghancurkan kekuatan udara Mesir, dilanjutkan dengan keberhasilannya mempertahankan bagian barat Yerusalem dari serangan tentara Yordania. Di Dataran Tinggi Golan, divisi lapis Baja Israel juga sukses mengalahkan pasukan tank Suriah.
Sejarah mencatat, perang enam hari ini dimenangkan oleh Israel yang kemudian merebut sisa-sisa wilayah yang dikuasai Mesir dan Yordania.
Pasukan negeri Zionis itu berhasil mencaplok Yerussalem timur, dan wilayah penting lainnya seperti Kota Lama, Nablus, Bethlehem, Hebron, dan Jericho.
Kemenangan ini kemudian berujung pada penggusuran pemukiman, kekerasan sipil, dan mengungsikan paksa 10 ribu masyarakat Palestina.
Peperangan lain yang juga dimenangkan oleh Israel
Selain berjaya di Perang 6 Hari, pasukan Israel unggul kembali atas koalisi Mesir-Suriah pada perang Yom Kipur yang terjadi di bulan Oktober 1973. Pertempuran ini cukup unik lantaran bertepatan dengan perayaan hari besar dari kedua belah pihak, yakni hari penebusan dan pengampunan dosa bagi kaum Yahudi (Yom Kippur), dan bulan suci Ramadan bagi umat Islam.
Perang tersebut kemudian berakhir dengan dua kemenangan dari sisi yang berbeda terhadap Israel dan negara-negara Arab. Hasilnya, pasukan negeri Zionis menang secara militer.
Sedangkan Suriah dan Mesir berhasil memenangi tujuan politiknya, yakni mengembalikan Semenanjung Sinai (Mesir), dan Dataran tinggi Golan (Suriah) yang dulu pernah direbut pada Perang 6 Hari.
Israel raya yang tetap kuat dan berkuasa hingga hari ini
Sejarah konflik Israel dengan negara-negara Arab pertama terjadi pada 15 Mei 1948 saat awal-awal negeri Yahudi itu baru didirikan, yang kemudian disebut sebagai Perang Arab Pertama.
Kemudian, pertempuran kedua kembali pecah pada Krisis Suez (1956), Perang Enam Hari (1967), dan Perang Yom Kippur. Masing-masing konflik memiliki dampak secara politik maupun militer.
Belajar dari pengalaman di masa lalu, militer Israel getol memodernisasi alat-alat perangnya dengan menyesuaikan teknologi canggih. Baik dengan mengandalkan bantuan Amerika Serikat maupun pengembangan di dalam negeri. Tak heran jika Israel berhasil membangun negara yang kuat dan perkasa hingga saat ini, karena ditopang oleh kecanggihan militer dan sumber daya manusianya.