Tribun Makassar
Syekh Ahmad Mustafa Atiyah Misbah Ungkap Kondisi Terkini Palestina
Imam di Masjid Syekh Zakaria Syekh Ahmad Mustafa Atiyah Misbah Ungkap Kondisi Terkini Palestina
Penulis: Sayyid Zulfadli Saleh Wahab | Editor: Hasriyani Latif
TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR - Syekh Ahmad Mustafa Atiyah Misbah Imam di Masjid Syekh Zakaria Palestina mengatakan, seringkali orang melihat Masjid Al Aqsa adalah kubah berwana kuning.
Padahal kata dia, kubah warna kuning itu adalah Kubah Shakhrah.
Yang mana Kubah Shakhrah sampai sekarang masih utuh dan masih indah.
"Sedangkan, Masjid Al Aqsa yang sebenarnya itu ada batas di luar Kubah Shakhrah dinamai dengan Al Harom," ujarnya saat berkunjung bersama ACT Sulsel di Kantor Tribun Timur Jl Cendawasi, Makassar, Senin (10/5/2021) malam.
Syekh Ahmad mengatakan yang dihancurkan oleh orang israel itu ada delapan pintu dan orang-orang dilarang masuk.
Sedangkan, posisi Kubah Shakhrah ini berada di tengah seperti kakbah.
"Itu yang ingin disampaikan, terkadang orang-orang mengira tidak terjadi apa-apa di sana padahal yang dihancurkan oleh orang Israel itu di sekeliling Kubah Shakhrah itu. Kalau Kubah Shakhrah sendiri masih bagus dan utuh," bebernya.
Dia menjelaskan, orang-orang yahudi sengaja melakukan propaganda atau mengalihkan pandangan orang-orang.
Agar masyarakat melihat tidak terjadi apa-apa di Palestina.
"Mereka mengalihkan pandangan orang-orang di sana. Makanya orang-orang Israel itu tidak menyentuh agar tidak seperti terjadi apa-apa di sana ( Masjidil Aqso Palestina)," bebernya.
"Sehingga berita-berita yang disebarkan penjajahan atau penghancuran di sana itu tidak benar padahal masih ada. Dia mengalihkan seperti Masjid Al Aqsa itu tidak digangu padahal tidak seperti itu," sambung Syekh Ahmad.
Menurutnya, hal yang penting diketahui oleh orang-orang adalah haromnya masjid Al Aqsa itu luas.
Dia mengungkapkan, bahwa dari awal Israel tidak ada dalam peta.
Baru-baru ini kata dia, rumah-rumah di sekitar Masjid Al Aqsa dihancurkan dan diakui milik orang-orang Israel.
Seakan-akan mereka (orang Israel) memiliki rumah tersebut karena memiliki surat-surat tanah.
Sedangkan, warga Palestian yang tidak memiliki bukti-bukti kepemilikan tanah atau rumah tersebut.
Sehingga, orang-orang Palestina diusir dari kediaman mereka.
Jika orang Palestina ingin mengambil hak mereka kembali dianggap melanggar hukum.
Sebab, warga Palestian tidak memiliki bukti kepemilikan.
Syekh Ahmad menjelaskan posisi Masjid Al Aqsa ada sebuah rumah yang dimiliki Syekh Al Jarroh.
Di sana, biasanya menjadi akses menuju Masjid Al Aqsa.
"Akses masuk di Masjid Al Aqsa hanya bisa melalui rumah Syekh Al Jarroh ini. Beliau saat ini mau diambil rumahnya. Kalau rumah ini sudah diambil maka orang Islam tidak bisa lagi masuk ke Masjid Al Aqsa," jelasnya.
Itu, lanjutnya, karena di sekitar Masjid Al Aqsa telah dikuasai oleh Israel.
Di dalam komplesk rumah Syekh Jarroh terdapat 28 rumah dengan jumlah 500 orang.
Akses air di 28 rumah itu diputus. Begitupula dengan akses listrik mereka juga diputus.
"Supaya mereka tidak betah tinggal di sana. Karena kalau orang Israel melakukan serangan bom seperti dulu bisa terjadi perang tapi mereka melakukan cara yang lebih halus dengan mencegah atau menyabotase air dan listrik mereka," sebutnya.
Akan tetapi, menurut Syekh Ahmad, mereka terus bertahan karena ummat Islam yang masih bertahan dibantu dengan ummat Islam lainnya yang berada di luar.
"Jadi penduduk yang ada di sana hanya 500 tapi kemarin sempat ada 90 ribu total orang yang salat di Masjid Al Aqsa, otomatis itu penduduk dari luar yang salat di sana," jelasnya.
Dia mengungkapkan saat ini ada 2.00 pasukan Israel yang mengepung Palestina. Itu dilakukan untuk mencegah ummat islam masuk ke Masjid Al Aqsa.
"Ketika itu ummat islam yang salat di Masjid Al Aqsa ada 90 ribu, karena melihat potensi kalau ummat Islam dibiarkan akan kembali bersatu. Maka orang-orang Israel menyiapkan 2.000 pasukan untuk mencegah ummat islam masuk ke dalam," ungkap Syekh Ahmad.
Akhirnya pengepungan dan penyerangan itu mengakibatkan 200 orang terluka.
Dan kondisi 68 orang mengalami kritis.(*)
Laporan Wartawan tribun-timur.com, Sayyid Zulfadli