Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Inspirasi Ramadan Hamdan Juhannis

Bumi Kebermaknaan (26): Penanda Kelahiran Tempo Doeloe 'Tak Lama Setelah Pemilu'

Pernah mendengar cerita orang "tempo doeloe" yang kebanyakan tidak memiliki data tentang kelahiran mereka karena sistim pendataan belum berkembang

Editor: AS Kambie
dok.tribun
Prof Hamdan Juhannis, Rektor UIN Alauddin 

Bumi Kebermaknaan (27)
Oleh: Hamdan Juhannis
Rektor UIN Alauddin

TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR - Apa yang paling khas, unik, atau berbeda dalam kehidupan Anda yang kira-kira tidak terjadi pada kehidupan orang lain?

Pertanyaan ini sekadar mengelaborasi aksioma hidup karena setiap orang yang diciptkan pasti memiliki perbedaan dengan lainnya.

Itulah bukti keagungan Sang Maha Pencipta, Maha Pembeda.

Namun saya lebih khusus kepada pertanyaan tentang perbedaan atau kekhasan pengalaman kehidupan yang Anda jalani.

Kekhasan kehidupan anda yang mungkin bisa menjadi pelajaran bagi orang yang menyimaknya.

Bukankah setiap orang adalah inspirasi?

Pernah mendengar cerita orang kampung "tempo doeloe" yang kebanyakan tidak memiliki data tentang kelahiran mereka karena sistim pendataan yang belum berkembang?

Ketika mereka ditanya tentang umurnya, mereka mengambil perbandingan ukuran dengan kejadian yang terjadi saat itu.

Atau mereka mengambil penanda dari sesuatu yang  bertahan lama di sekitar mereka.

"Kapan Anda lahir? "

"Saat Gunung Krakatau meletus."

Atau "Saat adanya pemilihan umum."

Juga "Waktu itu ada banjir besar di kampung."

Biasa juga "Waktu itu ada letusan besar tidak jelas dari mana."

Dari kejadian historis inilah yang jadi dasar penentuan umur mereka.

Mungkin tidak pas tapi paling tidak, usia mereka sudah bisa diprediksi.

Ada juga cara lain yang orangtua gunakan, untuk menentukan usia, melakukan perbandingan di antara kerabat yang ada, atau teman seperjuangan.

Misalnya, "Waktu saya melahirkan kamu, si A sudah mulai berdiri."

Artinya ada selisih sekitar satu tahun di antara dua orang ini.

Tentu yang sedikit masalah adalah bagaimana kalau si A sendiri juga tidak yakin dengan tanggal kelahirannya.

Narasi di atas adalah pintu masuk  untuk menjelaskan keunikan hidup saya yang mungkin sudah tidak terjadi pada generasi semasa saya.

Saya tidak tahu persis berapa umur saya.

Ayah saya meninggal waktu saya masih kecil.

Ibu saya tidak pernah mengakses pendidikan formal berupa sekolah.

Tidak ada pendataan tentang tanggal kelahiran.

Bagaimana saya bisa mendapatkan tahun kelahiran saya?

Persis dengan cerita di atas.

Nenek saya waktu masih hidup, pernah mengatakan, saya lahir waktu pohon kelapa di depan tempat tinggalnya masih setinggi orang dewasa.

Tentu ini menyulitkan untuk menghitungnya. 

Karena harus melibatkan ahli biologi, berapa pertambahan tinggi pohon kelapa dalam setahun.

Karena waktu nenek saya mengatakan itu, pohon kelapa yang ditunjuknya itu sudah sangat tinggi.

Yang memudahkan adalah petunjuk ibu saya, bahwa saya lahir tidak terlalu lama setelah ada Pemilu.

Pemilu masa saya lahir adanya pada tahun 1971.

Usia saya sudah bisa ditakar, meskipun kata "tidak terlalu lama" belum menyajikan kepastian.

Ibu saya juga selalu mengulangi bahwa saya lahir kurang lebih setahun setelah kelahiran teman kecil saya yang juga keluarga saya, namanya Mahyuddin.

Mahyuddin inilah yang menjadi teman sekolah saya yang membuat saya mendapatkan tahun kelahiran yang tertulis di ijazah.

Saya masih ingat, saya mencoba menarik mundur satu tahun dari tahun yang ditulis Mahyuddin, tapi gagal.

Karena kepala sekolah menganggap tahun itu terlalu muda untuk usia pada angkatan sekolah saya.

Akhirnya saya mengikuti tahun kelahiran Mahyuddin tanpa tanggal dan bulan kelahiran.

Ceritanya unik kan?

Bagaimana dengan Anda?

Adakah keunikan kehidupan anda yang bisa dibagi, yang menghibur dan siapa tahu bermakna bagi kita semua?

Bisa juga berupa peristiwa ekstrim yang  Anda alami yang bisa dikategorikan sebagai "your second life".(*)

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved