Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Paket Sate Sianida

Terbongkar Wanita Ini Aktor Pengirim Paket Sate Sianida, Gegara Sakit Hati, Sasaran Utama Aiptu Tomy

Tersangka dari keterangan yang diambil polisi, NA mengaku sakit hati kepada Aiptu Tomy, pria yang seharusnya menerima sate itu.

Editor: Arif Fuddin Usman
Shutterstock , Dok Polsek Sewon
Kolase Sate dan Sianida. Sasaran utama pengirim sate beracun ternyata bukan sembarangan, tapi anak ojek online jadi korban 

Terkait pernyataan itu, Suprapto menganalisa ada 4 kemungkinan yang dapat terjadi di balik nama 'H' yang disampaikan oleh driver ojol tersebut kepada T saat mengantarkan paket sesuai arahan pengirim.

Pertama, memang ada nama H yang mengenal pelaku namun alamatnya bukan di Kota Yogyakarta, seperti yang diketahui selama ini.

Kedua, nama H memang benar ada dan tinggal di Kota Yogyakarta, akan tetapi itu hanya dijadikan sebuah alibi saja oleh pelaku.

"Tapi pada kenyataanya dia (H) tidak tinggal di Kota Yogyakarta. Hanya sebagai alibi saja, dan untuk eksistensi pelaku bahwa H masih ada dan tidak terima atas kasusnya yang sedang ditangani T, lalu kiriman paket itu bentuk teror olehnya," jelas dia

Kemungkinan ketiga, Suprapto menganalisa jika nama H bukan nama sebenarnya pelaku.

Lalu kemungkinan keempat, ia menilai jika semuanya adalah fiktif, dan perempuan yang mengirim sate itu hanya spontan mengucapkan kepada driver Ojol supaya paketnya dapat sampai ke rumah T.

Sasaran utama pengirim sate beracun ternyata bukan sembarangan
Sasaran utama pengirim sate beracun ternyata bukan sembarangan (Shutterstock , Dok Polsek Sewon)

"Ini menjadi upaya merencanakan pembunuhan, dan perempuan yang bertemu dengan driver ojol bukan sepenuhnya pelaku tunggal," kata dia.

Alasan lain, dipertanyakan mengapa pelaku mengirimi paket sate kepada T, menurut Suprapto sangat dimungkinkan jika pelaku sempat negosiasi dengan penyidik T atas kasus yang ditangani dan menyeret nama pelaku.

Lalu pelaku merasa kesal lantaran upaya negosiasi yang dilakukan gagal, sehingga pelaku berniat membunuh T.

"Saya kira sangat mungkin ada orang tak terima kasusnya diusut penyidik. Dan pelaku sempat negosiasi agar kasusnya ditutup kepada penyidik T, lalu ia menolaknya dan terjadilah upaya pembunuhan. Atau bisa jadi ini teror eksitensi penyidik kepolisian," terang dia.

Bukan Dibubuhi Penjual Sate

Suprapto yakin jika peristiwa yang menewaskan bocah berusia 10 tahun itu merupakan upaya pembunuhan berencana oleh pelaku.

Pasalnya Pasalnya, jika itu murni kejadian urgensi, seharusnya korban keracunan lebih dari satu dan bukan hanya menimpa pada keluarga Bandiman saja.

"Saya meyakini racun itu tidak dibubuhi oleh penjual sate. Karena jika itu dari penjual sate, korbannya bukan dari keluarga Bandiman saja. Saya kira racun itu dibubuhkan setelah pelaku membeli sate," ungkap Dosen Sosiologi UGM ini.  

Selanjutnya, kata Suprapto, pelaku terancam hukuman seumur hidup penjara karena melaggar pasal 340 KUHP tentang pembunuhan berencana.

Halaman
1234
Sumber: Tribun Jogja
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved