Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Covid India

Covid India Makin Ngeri, Anak Buang Ibu Demi Selamat hingga Dokter Pilih Bunuh Diri karena Tak Tahan

Covid India makin ngeri, anak buang ibu demi selamat hingga orang-orang bunuh diri karena tak tahan lagi dengan serangan Covid-19.

Editor: Ansar
DailyMail
Potongan video yang beredar di media sosial menunjukkan seorang ibu ditelantarkan anaknya begitu saja di jalanan setelah dinyatakan positif Covid-19. Sang ibu sempat diselamatkan warga sekitar, namun meninggal saat dirawat.(SOCIAL MEDIA via Daily Mail) 

Selama lima hari beruntun, musuh bebuyutan Pakistan itu terus mencatatkan rekor dalam kasus infeksi harian.

Dilaporkan Daily Mail, "Negeri Bollywood" melaporkan 352.991 kasus pada Senin (26/4/2021), dengan korban meninggal berada di angka 2.812.

Media setempat memberitakan, kematian terjadi setelah pasien tidak mendapatkan oksigen maupun ruang perawatan.

Oksigen menjadi barang yang paling dicari di India, yang tengah menghadapi serangan mutasi ganda virus corona.

Umumnya, harga per tabung adalah 6.000 rupee (Rp 1,1 juta).

Tetapi sejak pandemi, harganya meroket jadi 50.000 rupee (Rp 9,6 juta).

Diwartakan BBC, harga alat medis penunjang lainnya juga meningkat.

Seperti konsentrator oksigen yang harganya bisa mencapai 2.600 dollar AS (Rp 37,6 juta).

Karena begitu langkanya alat bantu pernapasan dan ruang perawatan, banyak pasien akhirnya meninggal.

Lainnya dilaporkan memilih bunuh diri dengan meloncat dari atap karena kurangnya perawatan di rumah sakit.

Dr Gautam Singh, yang bekerja di unit gawat darurat RS New Delhi, memohon agar oksigen dikirimkan karena tempatnya kehabisan.

"Pasien saya sekarat. Tolonglah kirim lebih banyak kepada kami," jelas Dr Singh di media sosialnya.

Pada Senin, dia sebenarnya sudah mendapat 20 tabung. Namun, persediaan itu hanya cukup untuk sehari saja.

"Saya merasa kesulitan karena pasien saya harus terus melewati tantangan jam demi jam," jelas Dr Singh.

Pakar menyatakan, saat puncak wabah pada Mei, India diprediksi akan melaporkan 500.000 kasus per hari.

Halaman 2 dari 4
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved