KRI Nanggala 402
Sosok Ahli Torpedo KRI Nanggala Suheri Bekerja Atur Rudal Jutaan Dollar di Mabes TNI AL
salah satu non anak buah kapal (ABK) KRI Nanggala 402 adalah Suheri. Ia gugur setelah KRI Nanggala 402 tenggelam, Minggu lalu.
Jika diluncurkan, jarak tembak torpedo ini mampu menembus jarak sejauh 2 mil.
Setelah pembaruan di galangan kapal Daewoo Shipbuilding & Marine Engineering di Korea Selatan itu, KRI Nanggala-402 mampu menembakkan empat torpedo secara bersamaan pada empat target berbeda.
Kapal selam KRI Nanggala-402 juga mampu meluncurkan rudal anti-kapal seperti Exocet atau Harpoon.
Informasi dari nationcreation.wikia.com, harga anyar rudal Exocet MM40 Block 3 per unit-nya ditawar antara US$3,5 – 4 juta.
Sementara itu, roket antikapal perang UGM-84 Harpoon buatan Boeing.
Rudal bersayap sepanjang 4.6 meter, berat 221 kg, dan seharga USD 1,2 juta ini bisa menghantam target dari jarak 124 km.
Baca juga: KRI Nanggala 402 Tenggelam, Bupati Jeneponto: KRI Nanggala Saksi Sejarah
Kronologi Nanggala 402 hilang kontak
Kapal KRI Nanggala-402, kapal selam yang masuk jajaran Komando Armada II Surabaya hilang di perairan utara Bali pada 21 April 2021 pukul 03.00 WIB, saat tengah melaksanakan latihan penembakan senjata strategis di perairan Selat Bali.
Kementerian Pertahanan telah mengkonfirmasi bahwa titik koordinat hilangnya KRI Nanggala-402 terdeteksi di sekitar 60 mil atau 95 kilometer dari utara Bali.
Melansir Kompas.com, kapal selam buatan Jerman tahun 1977 tersebut sebelumnya telah meminta izin menyelam ke Komandan Gugus Tempur Laut II (Danguspurla II) untuk melaksanakan penembakan Torpedo SUT.
Namun, setelah izin diberikan, KRI Nanggala 402 hilang kontak dan tidak bisa dihubungi lagi.
TNI AL langsung melakukan pencarian dengan mengerahkan KRI Raden Eddy Martadinata-313, KRI I Gusti Ngurah Rai-332, dan KRI Diponegoro-365.
Ketiga kapal tersebut melakukan pencairan menggunakan sonar aktif di sekitar menyelamnya KRI Nanggala-402 melalui metode Cordon 2.000 yrds, tapi hasilnya nihil.
Pukul 07.00 WIB, dilaksanakan pengamatan udara dengan helikopter dan ditemukan tumpahan minyak di sekitar posisi kapal menyelam.
Selanjutnya, pukul 14.00 WIB, pencarian turut dibantu oleh KRI Rigel dari Jakarta dan KRI Rengat dari Satuan Ranjau menggunakan side scan sonar.