KRI Nanggala 402
Pertanda Apa? Pray For KRI Nanggala 402 Viral, Warganet Bahas Oksigen Habis Sabtu Sebelum Sahur
Netizen ramai-ramai membuat hastag pray for Nanggala 402 untuk keselamatan 53 awak KRI Nanggala-402. Nanggala 402 hilang kontak 70 jam lalu.
TRIBUN-TIMUR.COM- Otoritas Tentara Nasional Indonesia (TNI) dan regu penyelamat masih terus mencari kapal selam KRI Nanggala-402.
Bahkan, pencarian serius sudah dilakukan sejak Nanggala 402 hilang, Rabu lalu.
Kapal Nanggala 402 hilang kontak pada Rabu (22/4/2021) di perairan sekitar 60 mil atau sekitar 95 kilometer dari utara Pulau Bali, sekitar pukul 03.00 waktu setempat.
Hingga, Sabtu (24/4/2021) pukul 01.00 WITA, tim pencari masih belum menemukan KRI Nanggala-402.
Hal yang membuat aneh, sudah banyak ucapan doa untuk 53 awak KRI Nanggala-402, pray for Nanggala 402.
Hingga saat ini akun twitter, sudah ada sekitar 360 ribu tweet doa keselamatan untuk KRI Nanggala dengan hastag pray for Nanggala 402.
Bahkan, netizen membahas batas oksigen untuk KRI Nanggala-402.
Baca juga: Roy Suryo Hapus Cuitan Nyinyir tentang KRI Nanggala-402? Netizen Lebih Gercep Amankan Jejak Digital
Baca juga: KRI Nanggala-402 Dalam Posisi Diam Tak Bersuara, Regu Penyelamat Gunakan Teknologi Sonar
Baca juga: Mengenal KRI Nanggala 402, Kapal Selam TNI AL yang Hilang Kontak, Buatan Jerman
Dikutip dari Kompas.com, untuk membantu proses pencarian, TNI AL juga mengirimkan KRI Rigel dari Dishidros Jakarta dan KRI Rengat dari Satuan Ranjau.
Tercatat beberapa negara juga sudah merespons dan siap memberikan bantuan, di antaranya adalah Singapura, Australia, dan India.
Lantas, apa saja tantangan dalam proses pencarian KRI Nanggala-402 ini?
Penjelasan pengamat Pemerhati militer Institute for Security and Strategic Studies (ISESS) Khairul Fahmi mengatakan, situasi yang menimpa KRI Nanggala-402 memang tidak mudah.
Menurut dia, tantangan terbesar dari proses pencarian ini adalah kawasan yang tidak mudah dijangkau oleh kapal-kapal pencari.
"Artinya, tingkat kesulitan kita adalah mendatangkan kapal pencari dari berbagai lokasi yang tentunya membutuhkan waktu," kata Fahmi saat dihubungi Kompas.com, Jumat (23/4/2021).
Selain itu, keterbatasan perangkat atau sarana penyelamatan bawah air juga menjadi hambatan dalam proses pencarian.
Oleh karena itu, upaya pencarian harus melibatkan banyak pihak, termasuk dari negara lain, sehingga memerlukan waktu.