Tribun Bulukumba
Dishub Bulukumba Bongkar Pembatas Jalan Samratulangi, Legislator PAN: Jangan Seenaknya Dong
Pembongkaran pembatas jalan di jalur dua Jalan Samratulangi, Kecamatan Ujung Bulu, Kabupaten Bulukumba, Sulawesi Selatan (Sulsel), menuai sorotan
Penulis: Firki Arisandi | Editor: Suryana Anas
TRIBUNBULUKUMBA.COM, UJUNG BULU - Pembongkaran pembatas jalan di jalur dua Jalan Samratulangi, Kecamatan Ujung Bulu, Kabupaten Bulukumba, Sulawesi Selatan (Sulsel), menuai sorotan dari anggota DPRD Bulukumba.
Seperti salah satunya disampaikan oleh Legislator PAN, Andi Zulkarnain Pangki.
Andi Nain, sapaannya, menyebut Dinas Perhubungan (Dishub) tanpa perhitungan.
Seharusnya, kata dia, dibentuk tim terlebih dahulu, apalagi pembangunan pembatas jalan itu menggunakan keuangan negara.
"Jangan seenaknya (membongkar) dong. Ini seperti hanya menguntungkan pihak SPBU saja, seharusnya yang harus ditertibkan truk yang membongkar barang disepanjang jalan," kata Andi Nain, Sabtu (17/4/2021).
Olehnya itu Andi Nain meminta Dishub untuk bertanggung jawab atas pembongkaran itu.
Pasalnya, pembongkaran dilakukan tanpa melalui mekanisme yang jelas.
Jika beralasan bisa dipasang lagi, Andi Nain menyebut hal itu tidak mungkin bisa dilakukan.
"Ini tanpa melihat regulasi atau aspek hukumnya. Itu pembatas jalan dipasang mati, kenapa dibilang tidak ada dirugikan. Itu bukan kertas yang dipakai membangun. Atau jangan-jangan ada yang terima uang dari pengusaha," tegas Andi Nain.
Tindakan tersebut kata dia, tidak mencerminkan 'We Love Bulukumba' seperti yang diharapkan pemerintahan harapan baru.
Pasalnya, tindakan yang dilakukan tidak berlandaskan kecintaan dengan daerah dan tidak berdasarkan regulasi.
Sementara Kepala Dishub Bulukumba, Haerul Nurdin menjelaskan, bahwa tidak ada yang dirugikan dalam pembongkaran itu.
Material pembatas jalan, kata dia, masih bisa dipasang kembali jika itu diperlukan.
"Jadi ini dilakukan untuk merekayasa jalur lalu lintas untuk mengurai kemacetan karena aktivitas bongkar muat barang di pasar. Nanti akses putar di depan Bank BNI itu akan tidak tutup, karena kan sempit disitu," kata dia.
Rekayasa jalan seperti ini, kata dia banyak dilakukan di daerah-daerah lain, termasuk di Kota Makassar.
"Jadi, ini akan dievaluasi selama dua pekan kedepan, untuk melihat lagi apa yang menjadi penyebab kemacetan," jelasnya. (TribunBulukumba.com)
Laporan Wartawan Tribun Timur, Firki Arisandi