Tribun Makassar
Kepsek Citra Bangsa Kodingareng Bantah Ancam DO Siswa yang Belum Bayar SPP
Kepala Sekolah Citra Bangsa Kodingareng, Hasanuddin Yafid membantah terkait ancaman Drop Out (DO) kepada 11 siswanya karena tidak sanggup membayar SPP
Penulis: Andi Muhammad Ikhsan WR | Editor: Suryana Anas
Hasanuddin menjelaskan, apalagi niat didirikannya Sekolah Citra Bangsa Kodingareng ini, untuk mencerdaskan anak-anak pulau.
"Coba bayangkan kalau tidak ada sekolah di Pulau, ini orang pulau mau sekolah dimana? Mau tidak mau, mereka terpaksa harus sekolah di kota," jelasnya
"Jadi banyak yang kami sekolahkan sampai kelas tiga walaupun tidak membayar SPP. Kalau memang keadaannya setelah kita survei, tidak mampu. Karena banyak juga orang kaya pura pura miskin," katanya.
Diakuinya, pembayaran SPP memang menjadi salah satu sumber dana sekolah.
Dimana pembayaran SPP tersebut, sebesar Rp120 ribu persiswa.
Namun, hal itu bukanlah tujuan dari didirikannya sekolah ini.
"Kita inikan sekolah swasta, yayasan, guru-guru kami tidak ada yang Pegawai Negeri. Ada dana BOS, tapi tidak mencukupi, karena itu punya item-item tersendiri," katanya
Bahkan, menurut Hasanuddin, banyak anak-anak yang tidak membayar SPP, tapi tetap dikutkan belajar, dan ikut ujian sampai tamat.
"Jadi tidak ada itu kami permasalahkan hanya karena SPP, pasti kita bantu sampai tamat," tutupnya
Diberitakan sebelumnya, Sebanyak sebelas anak di Pulau Kodingareng Makassar, terancam tidak bisa melanjutkan pendidikannya di Sekolah Menengah Atas (SMA).
Pasalnya, orang tua ke-sebelas siswa tersebut, kesulitan membayar Sumbangan Pembinaan Pendidikan (SPP).
Hal ini diakibatkan rusaknya ekosistem laut akibat adanya penambangan pasir laut di sekitar pulau.
Apalagi mayoritas pekerjaan masyarakat di Kodingareng adalah nelayan.
Sehingga Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (Walhi) membuka donasi publik, kepada kesebelas siswa tersebut, di kitabisa.com.
Untuk biaya pembayaran SPP mereka, dibutuhkan dana sebanyak Rp10 juta, dan dari yang terlihat sudah terkumpul Rp3 juta.