Ustadz Muthahhir
Dakwah Al Quran Ustadz Muthahhir di Tengah Merebaknya Rasisme Anti Asia di Amerika Serikat
Gaung Anti Asian Hate menggema di twitter, fb, youtube. Rasisme ini jadi bahaya baru yang perlu diwaspadai, bukan lagi covid 19.
TRIBUN-TIMUR.COM - Kebencian terhadap orang ASIA di Amerika Serikat meningkat dalam tiga pekan terakhir.
Warga pendatang, termasuk orang Indonesia mengalami perlakuan rasisme. Mereka seringkali dianggap remeh, warga kelas dua.
Berita tentang kekerasan diulas berbagai media. Influencer dari berbagai negara bersuara di media sosial.
Mereka menentang rasisme, meminta dukungan agar perlakuan kebencian terhadap orang Asia dihentikan.
Gaung Anti Asian Hate menggema di twitter, fb, youtube. Rasisme ini jadi bahaya baru yang perlu diwaspadai, bukan lagi covid 19.
Dua pekan lalu, tragedi penembakan yang menewaskan beberapa orang di Atlanta, USA. Enam diantaranya orang ASIA.
Bahkan, baru-baru ini, 25 Maret, dua warga Indonesia menjadi korban kebencian di wilayah Philadelpia. Mereka ditampar, dicaci di sebuah stasiun kereta.
Saya membaca di sebuah media, Konjen meminta warga Indonesia hati-hati. Bahkan, ada yang latihan menembak untuk hadapi sentimen Anti Asia itu.
*
Saya menghela nafas panjang saat mendapat kabar Ustadz Muthahhir Arif akan berangkat ke Amerika Serikat.
Segera saya cek FB nya dan betul, ia sudah di gate sebuah bandara. Pesan-pesan dukungan dakwah di Amerika beredar di whatsaap.
Ya Allah. Betapa dakwah membumikan Al Quran itu tidak mudah. Saya membayangkan eskalasi Anti Asia yang meningkat di Amerika.
Saat bersamaan, guru para penghafal Al Quran di Pesantren Darul Istiqamah itu malah berangkat ke Amerika. Ke pusat, tempat orang Asia yang sedang mengalami perlakuan rasisme.
Di akun Facebook, Ustadz Muthahhir hanya menulis, mohon doa ta semua.
"Semoga misi dakwah ke Amerika membumikan Al Quran berhasil. Tentu tidak mudah.