Tribun Mamuju
Masih Ada Tenaga Kesehatan di Sulbar Belum Divaksin
Pemerintah Provinsi (Pemprov) Sulbar, telah menyelesaikan proses vaksinasi bagi tenaga kesehatan.
Penulis: Nurhadi | Editor: Sudirman
TRIBUN-TIMUR.COM, MAMUJU - Pemerintah Provinsi (Pemprov) Sulbar, telah menyelesaikan proses vaksinasi bagi tenaga kesehatan.
Plt Kadis Kesehatan Sulbar, dr Asran mengatakan, proses pelasanaan vaksinasi untuk tenaga kesehatan (nakes) di Provinsi Sulbar dianggap selesai.
"Tahapan pertama vaksinasi di Sulbar dengan sasaran nakes telah dianggap selesai,"kata dr Asran, Kamis (8/4/2021).
Ia memperkirakan, hanya satu atau dua orang tenaga kesehatan di Sulbar yang belum divaksin.
Ia tidak divaksin karena adanya kendala seperti memiliki penyakit atau penyintas.
"Yang jelas tahapan pertama vaksinasi di Sulbar dengan sasaran nakes dianggap telah selesai,"ucapnya.
Berdasarkan data yang diperolah tribun timur, nakes di Sulbar yang menjadi sasaran vaksin sebanyak 9.526 orang.
Kemudian yang telah menerima suntikan sebanyak 88,47 persen atau 8,428 telah menerima suntikan dosis pertama.
Sementara pada penyuntukan dosis kedua sebanyak 80,51 persen atau 7,669 orang telah menerima. Mengalami penurunan dari penyuntikan dosis pertama.
"Yang jelas di Sulbar sudah ada 46 ribu lebih dosis vaksin Covid-19 telah disuntikkan pada tahap pertama dan tahap kedua, ini tersebar di enam kabupaten,"ujar mantan Plt RSUD Sulbar itu.
Dia mengatakan, untuk tahapan kedua saat ini masih berjalan dengan sasaran pelayan publik, termasuk di dalamnya yang berusia lanjut atau lansia.
"Pelayan publik itu antara lain ASN (diluar dari nakes yang sudah divaksin), kemudian TNI-Polri, kemudian petugas perusahaan atau karyawan BUMN yang berinteraksi banyak dengan publik,"tuturnya.
Data Dinas Kesehatan, dari 54,113 pelayan publik yang menjadi sasaran vaksin Covid-19 di Sulbar, baru 35,63 persen atau 19,279 orang telah menerima suntikan dosis pertama.
Kemudian untuk suntikan dosis kedua sebanyak 18,22 persen atau 9,858 orang.
Khusus kelompok lansia dan kelompok rentan lainnya masih sangat rendah, dari 69,326 yang menjadi sasaran baru 0,2 persen atau 161 telah menerima suntikan dosis pertama.