Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Kesehatan

Benarkah Makan Banyak Micin Bikin Seseorang Jadi Bodoh? Begini Penjelasannya

Masyarakat saat ini sudah lama mengenal monosodium glutamat (MSG) atau vetsin atau micin.

Editor: Muh. Irham
BLOG.HOHERO.COM
Ilustrasi Micin 

TRIBUNTIMUR.COM - Masyarakat saat ini sudah lama mengenal monosodium glutamat (MSG) atau vetsin atau micin.

Kristal berwarna putih yang terbuat dari asam glutamat ini terbentuk dari ekstraksi asam glutamat dan merupakan campuran antara sodium serta glutamat.

MSG akan memberikan rasa umami atau “gurih yang enak” pada makanan.

MSG merupakan penguat rasa, menghasilkan rasa gurih yang terasa dalam dan sedikit seperti daging.

Glutamat adalah bahan penting dalam MSG. Glutamat merupakan salah satu jenis asam amino yang terdapat dalam banyak bahan makanan seperti tomat, keju parmesan, jamur, kecap, ikan-ikanan, dan rumput laut.

Namun, ada banyak sekali kontroversi terkait MSG ini. Salah satunya, MSG dipercaya berdampak buruk bagi kesehatan.

Ada juga rumor yang mengatakan bahwa mengonsumsi MSG bisa mengurangi kecerdasan. Benarkah itu?

Kontroversi MSG

Kontroversi soal MSG berawal pada 1968. Seperti dilansir US News, seseorang kala itu mengirimkan surat pada editor New England Journal of Medicine pada 1968.

Sang pengirim mengatakan bahwa dirinya mengalami beberapa gejala tak mengenakkan setelah makan masakan China.

Gejala fisik tersebut seperti tubuh yang melemah, debar jantung yang tak beraturan, dan mati rasa pada lengannya.

Ia menambahkan bahwa gejala tersebut bisa jadi disebabkan dari beberapa makanan yang ia konsumsi.

Termasuk sodium, alkohol dari anggur masak, atau MSG. Surat tersebut pun membangkitkan kehebohan publik.

Sejumlah masyarakat yang kemudian mengasosiasikan gejala-gejala ini sebagai kondisi baru yang disebut MSG symptom complex atau dikenal juga sebagai “Chinese restaurant syndrome”.

Salah satunya karena para koki di restoran China dianggap menggunakan MSG dalam jumlah banyak.

Tak butuh waktu lama, para peneliti pun mulai melakukan berbagai penelitian terkait dampak penggunaan MSG. Khususnya dalam jumlah yang besar

MSG pengaruhi kecerdasan?

Selain gejala-gejala tak enak pada fisik tersebut, MSG juga seringkali dianggap bisa mempengaruhi tingkat kecerdasan seseorang.

Dengan kata lain, mengonsumsi MSG bisa membuat kecerdasan menurun atau jadi bodoh.

Seperti melansir Healthline, asam glutamat berfungsi sebagai neurotransmitter pada otak manusia.

Zat tersebut merupakan neurotransmitter perangsang, artinya bertugas untuk merangsang sel-sel saraf untuk menyampaikan sinyalnya.

Sejumlah orang kemudian mengklaim bahwa konsumsi MSG bisa menyebabkan kelebihan glutamat pada otak yang kemudian berdampak pada stimulasi berlebihan sel-sel otak.

Alasan tersebut membuat MSG diberi label sebagai eksitotoksin.

Ketakutan terhadap MSG bermula pada 1969, ketika sebuah penelitian menyuntikkan dosis besar MSG pada tikus yang baru lahir menyebabkan efek buruk pada otak.

Sejak itu, banyak buku yang membahas MSG sebagai eksitotoksin.

Buku karya Russell Blaylock berjudul, “Excitotoxins: The Taste That Kills”, misalnya. Buku-buku semacam ini mempertahankan ketakutan terhadap MSG tetap hidup.

Meningkatnya aktivitas glutamat dalam otak manusia bisa berakibat buruk.

MSG dalam dosis tinggi bisa meningkatkan kadar glutamat dalam darah.

Namun, semakin banyak penelitian dilakukan soal MSG. Terdapat pula bukti yang ditemukan bahwa MSG sebenarnya tidak menyebabkan dampak buruk jika dikonsumsi dalam dosis yang sesuai.

Seperti penelitian yang dirilis dalam Food Chemistry and Toxicology pada 1993. Peneliti memberikan beragam dosis MSG atau placebo dalam waktu lima hari pada 71 orang dewasa.

Kebanyakan orang tidak merasakan dampak apa pun. Mereka yang diberikan dosis MSG tidak mengalami gejala “Chinese restaurant syndromes”.

Penelitian tambahan yang dilakukan pun menemukan hasil yang sama.

Sejumlah penelitian telah membuktikan MSG atau glutamat yang dikonsumsi sesuai dengan dosis normal tidak akan memberikan efek apa pun pada otak manusia.

Pasalnya, glutamat yang tidak berjumlah besar tidak akan bisa menembus pembatas darah ke otak.

Tidak ada bukti yang menunjukkan bahwa MSG akan jadi eksitotoksin jika dikonsumsi dalam jumlah yang normal.

Sehingga MSG masih aman-aman saja jika dikonsumsi dalam jumlah yang sesuai.

Dengan begitu baik World Health Organization (WHO), Food and Agriculture Organization (FAO), dan juga Kementerian Kesehatan RI telah mengklaim MSG sebagai bahan makanan yang aman digunakan selama dosisnya masih normal.(*)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved