Harsianas
65 Stasiun Radio di Sulsel Kompak Matikan Siaran di Harsianas, Suara Plt Gubernur Tiba-tiba Muncul
Hari Penyiaran Nasional atau Harsianas di Sulawesi Selatan pada 1 April 2021, diperingati dengan cara berbeda.
TRIBUN-TIMUR.COM - Hari Penyiaran Nasional atau Harsianas di Sulawesi Selatan pada 1 April 2021, diperingati dengan cara berbeda.
Seperti apa?
Sebanyak 65 stasiun radio di Sulawesi Selatan mematikan radio selama 8 menit dan 8 detik, Kamis (1/4/2021), tepat pukul 08.08 Wita.
Radio se-Sulawesi Selatan kompak menghentikan siaran sejenak untuk memperingati Harsiarnas ke-88, sesuai edaran Komisi Penyiaran Indonesia Daerah atau KPID Sulawesi Selatan.
Saat radio on air kembali, suara Plt Gubernur Sulawesi Selatan, Andi Sudirman Sulaiman pertama kali terdengar di puluhan radio yang ada di Sulawesi Selatan.
"Melalui kesempatan ini, saya menghimbau agar kita semua tetap menjadikan instrument penyiaran radio sebagai salah satu sumber informasi dan hiburan kita. Sehingga peran radio sebagai salah satu tulang punggung penyiaran kita tetap mendapat tempat di masyarakat. Saya mengajak seluruh masyarakat Sulawesi Selatan ayo selalu mendengar radio," kata Andi Sudirman Sulaiman.
Demikian siaran pers KPID Sulsel kepada Tribun-Timur.com.
Ketua KPID Sulawesi Selatan, Muhammad Hasrul Hasan mengatakan, kegiatan ini, selain peringatan Harsiarnas ke-88, juga untuk mengingatkan masyarakat akan arti pentingnya radio.
“Semua radio di Sulsel, mengajak pendengarnya untuk mengingatkan masyarakat apa rasanya kalau radio mati,” ujar Hasrul Hasan.
Kata dia menambahkan, “Kami ingin menginformasikan bahwa saat ini radio itu penting. Media yang tak hanya menghibur dengan lagu lagunya, tapi juga mampu memberi informasi yang akurat dan dapat menangkal hoax.”
Industri penyiaran radio dalam peringatan Harsiarnas ini ingin menyadarkan masyarakat, jika radio sudah mati, maka masyarakat pasti akan kehilangan.
Sebab radio adalah media yang selalu tak lekang oleh zaman.
Penetapan tanggal 1 April sebagai Harsiarnas mengacu pada 1 April 1933, dimana pada itu radio milik orang Indonesia pertama bernama Solosche Radio Vereeniging (SRV) mulai bersiaran.
SRV menjadi radio Ketimuran pertama yang didirikan oleh anak bangsa yang diprakarsai oleh KGPAA Mangkunegoro Vll pada 1 April 1933 di Solo Jawa Tengah.(*)