Bandara Kertajati
Bandara Kertajati: Tragedi Penggusuran Warga Desa Sukamulya, Ditinggal Maskapai Jadi Bengkel Pesawat
Tragedi penggusuran Desa Sukamulya untuk pembangunan Bandara Kertajati Majalengka Jawa Barat pernah terjadi hingga warga ditangkapi, 2014 lalu.
Ribuan warga Sukamulya melakukan penolakan terhadap proses pengukuran lahan BIJB yang melibatkan 1.200 personel gabungan TNI, Polri, dan Satpol PP.
Tembakan gas air mata, pemadaman listrik, sweeping dan pendirian tenda aparat di tengah-tengah pemukiman telah menciptakan teror bagi warga.
Proses pengukuran yang berakhir ricuh, berujung pada penangkapan 6 orang warga dan warga belasan warga lainnya luka-luka, serta menyisakan ketakutan dan trauma bagi warga, terutama perempuan dan anak-anak.
Bandara Kertajati jadi bengkel pesawat
Kini setelah 3 tahun berjalan sejak 2018 lalu, Bandara Kertajati sepi.
Maskapai penerbangan pun meninggalkan Bandara Kertajati untuk mengakut penumpang.
Terakhir, hanya Garuda Indonesia melayani kargo.
Presiden Joko Widodo meminta Bandara Internasional Jawa Barat (BIJB) atau Bandara Kertajati beralih fungsi menjadi lokasi Maintenance, Repair, Overhaul (MRO).

Sehingga, Bandara Kertajati jadi bengkel pesawat.
Hal itu diungkapkan Presiden Jokowi dalam Rapat Terbatas di Istana Negara, Senin (29/3/2021) lalu.
Anggaran untuk membangun Bandara Kertajati mencapai Rp2,6 Triliun.
Rapat tersebut dihadiri pula oleh Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi dan Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil.(*)
Baca juga: Sepi Penumpang, Bandara Kertajati Jawa Barat Senilai Rp2,6 T Diubah Jokowi Jadi Bengkel Pesawat