GeNose
Mulai 1 April 4 Bandara Ini Segera Gunakan GeNose C19
Layanan tes skrining Covid-19 dengan alat pendeteksi GeNose ini akan diimplementasikan di bandara mulai 1 April 2021.
TRIBUNTIMUR.COM - Kementerian Perhubungan (Kemenhub) saat ini sedang melakukan persiapan untuk mengimplementasikan penerapan tes skrining Covid-19 menggunakan GeNose C19 di bandara.
Layanan tes skrining Covid-19 dengan alat pendeteksi GeNose ini akan diimplementasikan di bandara mulai 1 April 2021.
“Pada 1 April 2021 nanti akan ada empat bandara yang menggunakan layanan tes skrining Covid-19 dengan GeNose C19. Keempat bandara tersebut adalah Bandara Kualanamu, Bandung, Yogyakarta, dan Surabaya," kata Menteri Perhubungan (Menhub) Budi Karya Sumadi saat rapat kerja bersama anggota Komisi V DPR RI, Selasa (16/3/2021).
Dipaparkan, nantinya penerapan layanan GeNose C19 di bandara akan dilakukan bertahap, setelah di tahap awal nanti diimplementasi di empat bandara.
"Dengan adanya layanan tes skrining dengan GeNose C19 di bandara ini, tentunya dapat mendukung penanganan Covid-19 di sektor transportasi udara," kata Budi.
Ringankan biaya
Selain itu, ia juga mengungkapkan, layanan GeNose C19 juga mampu meringankan biaya masyarakat yang hendak bepergian di tengah pandemi Covid-19 dengan pesawat.
Sebagai informasi, GeNose C19 sendiri telah diimplementasikan pada transportasi perkeretaapian sejak 5 Februari 2021.
Saat ini, total penggunaan GeNose C19 di transportasi perkeretaapian terdapat di 44 stasiun di seluruh Indonesia.
Di sektor transportasi laut, layanan GeNose C19 ini juga sudah diuji coba, yakni di Pelabuhan Tanjung Priok.
Namun, penerapan di pelabuhan ini masih sistem random, belum mandatory seperti di stasiun.
Keakuratan
Dalam rapat dengan pendapat tersebut, Ketua Komisi V DPR RI Lasarus turut mendukung penggunaan GeNose.
Menurutnya GeNose dinilai lebih murah dan cepat hasilnya dibandingkan dengan tes swab PCR.
"Dengan adanya tracking mudah, murah, dan cepat, inilah indikator yang diperlukan dalam situasi sekarang. Kalau biaya tak mahal kita beli saja pak di seluruh simpul yang mesti dipasang," ujar Lasarus, dalam rapat kerja Komisi V DPR RI dengan Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi, Selasa (16/3/2021).
Akan tetapi, Lasarus yang merupakan politikus PDI Perjuangan masih mempertanyakan keakuratan GeNose dalam mendeteksi Covid-19.
Menurut dia, jika GeNose bisa dipertanggungjawabkan untuk screening, maka tidak perlu menggunakan instrumen lain.
"Menurut saya ini masalahnya kan akurasi. Sejauh mana alat tes ini akurasinya sebagai indikator terpapar? Kalau memang menurut pemerintah GeNose yang murah, cepat, dan ilmiah bisa ditanggung jawabkan," kata dia.
"Kan ngga mungkin juga dipakai pemerintah kalau secara ilmiah nggak bisa dipertanggungjawabkan. Nah kalau ini bisa dipertanggungjawabkan, instrumen lain ngga usah lagi kita pakai," imbuh Lasarus.
Ucapan Lasarus juga disepakati oleh Wakil Ketua Komisi V DPR RI Syarief Abdullah Alkadrie. Syarief mengatakan GeNose dapat dijadikan pilihan utama jika terbukti keakuratannya.
"Saya melihat ada penemuan baru, GeNose. Kalau itu memang sudah bisa akurat dan itu memang bisa secara ilmiah terbukti keakuratannya saya pikir ini perlu dipakai," jelas Syarief.
Akurasi tinggi
Menanggapi pertanyaan tersebut, Budi mengklaim bahwa akurasi GeNose dalam mendeteksi Covid-19 justru memiliki persentase atau tingkat akurasi lebih tinggi dibandingkan alat screening Covid-19 lainnya.
"Dari hasil yang kita peroleh efektivitas atau akurasi GeNose dibanding yang lain itu presentasenya lebih tinggi," ujar Budi.
Tak hanya itu, Budi juga memaparkan bahwa GeNose telah mendapatkan izin edar dari Kementerian Kesehatan serta Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 sehingga sudah teruji.
"Saya laporkan GeNose ini sudah dapat izin edar dari Kementerian Kesehatan dan Gugus Tugas," jelas Budi.(*)