Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Prabowo Subianto

Ada Apa? Prabowo Subianto Panggil Jenderal Asal Makassar dan Mantan Penjaga Presiden Soeharto

Menteri Pertahanan, Prabowo Subianto mengumpulkan para jenderal di kemenhan. Hadir langsung Jenderal Asal Makassar Sjafrie Sjamsoeddin.

Editor: Muh Hasim Arfah
handover
Prabowo Subianto rapat dengan jenderal Makassar di Kemenhan RI, Jakarta 

TRIBUN-TIMUR.COM- Menteri Pertahanan Republik Indonesia, Prabowo Subianto memimpin rapat dengan para jenderal.

Jenderal-jenderal yang hadir adalah asisten khusus Menhan antara lain Letjen TNI (Purn) Sjafrie Sjamsoeddin, Letjen TNI (Purn) Hotmangaraja Pandjaitan, Laksdya TNI (Purn) Didit Herdiawan Ashaf, Mayjen TNI (Purn) Kadarsyah Kadirussalam Nusyirwan dan Marsda TNI (Purn) dan Bonar Halomoan Hutagaol

Ternyata setelah ditelurusi rapat terjadi di Ruang Manggala Yudha, Kemhan, Jakarta, Selasa (16/2/2021).

Belum jelas apa hasil rapat Prabowo Subianto dengan para jenderal ini.

Salah satu nama yang menonjol adalah Sjafrie Sjamsoeddin.

Ia pernah Komandan Grup A Paspampres era Presiden Soeharto sekaligus Jenderal Asal Makassar.

Sjafrie Sjamsoeddin lahir di Makassar, Sulawesi Selatan, 30 Oktober 1952 (68 tahun) adalah Wakil Menteri Pertahanan Indonesia dari 6 Januari 2010 hingga 20 Oktober 2014.

Ia juga adalah mantan Sekretaris Jenderal Kementerian Pertahanan, kedua jabatan itu tetap ia rangkap dari April 2005.

Ia sebelumnya juga menjabat sebagai Kepala Pusat Penerangan (Kapuspen) TNI tahun 2002–2005.

Sebelumnya, Presiden Joko Widodo atau Jokowi sudah meneken dalam PP No 3/2021.

PP No 3/2021 berisi tentang Pengelolaan Sumber Daya Nasional untuk Pertahanan Negara.

Sebagai kepala pemerintahan, Joko Widodo menyetujui pembentukan Komponen Cadangan dalam jajaran alat negara.

Pihak Kementerian Pertahanan sebagai otoritas pertahanan negara akan melatih dan merekrut 25 ribu orang.

Jumlah ini sekitar 25 batalyon. 

Sebagai informasi, batalyon Infanteri atau Yonif merupakan satuan dasar tempur pasukan Infanteri Tentara Nasional Indonesia (TNI) di bawah brigade atau resimen.

Batalion infanteri dapat merupakan bagian taktis dari suatu brigade dan dapat juga berdiri sendiri dengan tugas taktis dan administrasi.

Komandan batalyon (Danyon) biasanya seorang Mayor atau Letnan Kolonel.

Mayor berpangkat 1 bunga melati sementara Letkol berpangkat 2 bunga melati. 

Pemakaian istilah batalyon berbeda-beda pada setiap negara.

Sebuah batalyon biasanya adalah bagian dari sebuah resimen, grup, atau brigade, tergantung dari sistem organisasi yang dipakai.

Pertanyaan paling mendasar adalah Musuh Kita Siapa? mengapa ada RUU Komcad?

Dalam website Kementerian Pertahanan, https://www.kemhan.go.id/puslapbinkuhan/faq, Jumat (22/1/2020), menjawab pertanyaan genting itu.

Berikut jawabannya tanpa diedit oleh Tribun Timur.

Perkembangan lingkungan strategi mengindikasikan bahwa saat ini dan kedepan eskalasi ancaman bergerak dengan sangat cepat dari yang bersifat potensial ke faktual, di masa lalu ancaman dapat dipetakan dari utara atau dari selatan dari barat atau dari timur.

Namun saat ini ancaman bersifat multidimensi yang sulit diprediksi.

Bangsa Indonesia dikaruniai bentuk dan letak geografi maupun sumber kekayaan alam yang melimpah.

Cepat atau lambat dalam rangka mendapatkan sumber daya energi maupun sumber daya alam lainnya untuk kepentingan nasional suatu bangsa akan berbenturan dengan kepentingan nasional bangsa Indonesia.

Dengan demikian cepat atau lambat dapat diperkirakan akan munculnya ancaman terhadap keutuhan wilayah, pengakan kedaulatan negara dan keselamatan bangsa.

Oleh karena itu bangsa Indonesia perlu segera mewujudkan sistem pertahanan negara yang kuat bersifat kesemestaan dengan memadukan kekuatan milter dan nirmiliter.

Tak hanya itu, ada juga pihak yang menanyakan, Seleksi Komcad, sehingga Kemhan tidak mendidik calon teroris?

Jawaban:

Seleksi untuk menjadi anggota komcad mencakup persyaratan umum dan persyaran kompetensi.

Dengan menetapkan aspek fisik dan psikis (idiologi Pancasila dan loyalitas kepad NKRI).

Materi pelatihan meliputi peningkatan kesadraran bela nefara, latihan dasar kemiliteran, agar memiliki jiwa nasionalime dan patriotisme yang tinggi.

Baca juga: Puan Maharani Umumkan Listyo Sigit Prabowo Calon Kapolri, Jabat Hingga Presiden Penerus Joko Widodo

Ada juga pertanyaan, Sanksi ancaman hukuman bagi yang tidak ikut dalam Komcad?

Berikut jawabannya:

Tidak semua warga negara diwajibkan menjadi komcad.

Bagi warga negara yang memenuhi kritera dan telah lulus seleksi untuk menjadi komcad jika menolak tanpa alas an yang sah dapat dikenakan sanksi.

Bagi warga negara yang secara sukarela mendaftarkan diri dan lulus seleksi, bila tanpa alasan yang sah mengundurkan diri akan dapat dikenakan sanksi.

Ada juga pertanyaan, Biaya yang telalu besar untuk melatih warga negara menjadi Komcad?

Jawaban:

Anggaran melatih warga negara untuk menjadi anggota komponen cadangan tidak terlalu besar.

Biaya untuk pengeloaan komcad hanya digunakan untuk membentuk, melatih paling lama 30 hari dalam satu tahun., dan mengorganisasi anggota komcad yang telah diangkat dan/atau ditetapkan.

Negara tidak mengeluarkan biaya untuk membayar gaji dan tunjangan lainnya kepada anggota komcad sebagaimana prajurit TNI.

Diperkirakan anggaran yang dibutuhkan untuk komcad kurang dari 1 % anggaran pertahanan.(*)

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved