KLB Demokrat
Intip Kekayaan Moeldoko Ketum Partai Demokrat dan Eks Panglima TNI, Pernah Banting Arloji Rp 1 M
Intip kekayaan Moeldoko Ketum Partai Demokrat dan eks Panglima TNI, pernah banting arloji Rp 1 M.
TRIBUN-TIMUR.COM - Intip kekayaan Moeldoko Ketum Partai Demokrat dan eks Panglima TNI, pernah banting arloji Rp 1 M.
Sosok Jenderal TNI (Purn) Moeldoko (63) sedang ramai dibicarakan.
Dia baru saja melakukan kudeta di Partai Demokrat dan mengambil alih jabatan Ketua Umum Partai Demokrat dari Agus Harimurti Yudhoyono atau AHY.
Kudeta dilakukan melalui Kongres Luar Biasa ( KLB ) Partai Demokrat di Deli Serdang Sumatera Utara pada pekan lalu.
KLB yang mengeklaim upaya penyelamatan Partai Demokrat itu mengangkat Moeldoko sebagai ketua umumnya.
Padahal saat ini, Partai Demokrat masih dipimpin Agus Harimurti Yudhoyono ( AHY ).
Sebagai Ketum Partai Demokrat versi KLB dan juga mantan Panglima TNI, berapa kekayaan Moeldoko?
Dikutip dari Laporan Harta Kekayaan Penyelenggara Negara ( LHKPN ) di situs web resmi Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Moeldoko terakhir kali melaporkan harta kekayaannya pada 30 Maret 2020.
Dalam laporannya, eks Panglima TNI ini mengaku memiliki harta kekayaan sebesar Rp 46.137.114.631 atau Rp 46,1 miliar.
Sebagian besar asetnya tersebut didominasi properti berupa bidang tanah dan bangunan.
Dia diketahui memiliki 11 bidang tanah yang tersebar di Jakarta, Bogor, Pasuruan, dan Surabaya.
Moeldoko juga melaporkan kepemilian mobil Toyota Camry 2.5L Hybrid tahun 2012 senilai Rp 200 juta.
Lalu terdapat harta bergerak lainnya Rp 204 juta, kas dan setara kas Rp 6.694.614.631, harta lainnya Rp 5.607.500.000. Moeldoko tidak tercatat memiliki utang.
Seluruh aset tanah tersebut diakui Moeldoko sebagai hasil sendiri alias bukan dari warisan atau hibah.
Berikut deretan bidang tanah yang dimiliki Moeldoko:
1. Tanah seluas 27.995 m2 di Bogor dari hasil sendiri Rp 1.200.000.000
2. Tanah dan bangunan seluas 250 m2/180 m2 di Jakarta Timur dari hasil sendiri Rp 3.500.000.000
3. Tanah dan bangunan seluas 585 m2/600 m2 di Jakarta Timur dari hasil sendiri Rp 7.000.000.000
4. Tanah seluas 1531 m2 di Pasuruan dari hasil sendiri Rp 420.000.000
5. Tanah seluas 5800 m2 di Pasuruan dari hasil sendiri Rp 820.000.000
6. Tanah seluas 1554 m2 di Pasuruan dari hasil sendiri Rp 300.000.000
7. Tanah dan bangunan seluas 115 m2/85 m2 di Pasuruan dari hasil sendiri Rp 1.100.000.000
8. Tanah seluas 118 m2 di Pasuruan dari hasil sendiri Rp 961.000.000
9. Tanah seluas 215 m2 di Pasuruan dari hasil sendiri Rp 530.000.000
10. Tanah dan bangunan seluas 115 m2/85 m2 di Pasuruan dari hasil sendiri Rp 1.100.000.000
11. Tanah dan bangunan seluas 775 m2/775 m2 di Surabaya dari hasil sendiri Rp 16.500.000.000
Mantan Ketua Dewan Pembina Partai Hanura
Dikutip dari Tribunnews.com, saat ini, Moeldoko menjabat Kepala Staf Kepresidenan ( KSP ) sejak 17 Januari 2018.
Selama kariernya, Moeldoko identik dengan pengabdiannya di TNI Angkatan Darat.
Puncak kariernya di TNI AD adalah saat menjabat sebagai Kepala Staf TNI AD pada 20 Mei hingga 30 Agustus 2013.
Setelah itu, Moeldoko kemudian ditunjuk Presiden ke-6 RI Susilo Bambang Yudhoyono ( SBY ) untuk naik pangkat dan menjadi Panglima TNI.
Alumnus Akabri angkatan 1981 ini menggantikan Laksamana Agus Suhartono saat ditunjuk sebagai orang nomor satu di TNI.
Setelah pensiun dari militer, Moeldoko sempat menjajaki ranah politik praktis.
Dia tercatat masuk ke dalam jajaran pengurus Partai Hanura pimpinan Oesman Sapta Odang pada 2016.
Di Partai Hanura, Moeldoko tercatat sebagai Wakil Ketua Dewan Pembina Partai Hanura.
Dia mendampingi Jenderal TNI (Purn) Wiranto yang menjabat sebagai Ketua Dewan Pembina. Karier politiknya kini merambah kabinet dan masuk Istana Kepresidenan.
Diberitakan Tribunnews.com, dulu Moeldoko dikenal dekat dengan SBY.
Bahkan Moeldoko kala itu mengusulkan Presiden SBY mendapat anugerah Jenderal Besar.
Hal ini, menurutnya, bisa dilihat atas semangat Presiden SBY untuk membangun kekuatan TNI yang andal.
Dia tegaskan, tidak salah penghargaan jenderal besar diberikan kepada Presiden SBY.
Apalagi, selama periode kepemimpinan SBY sebagai Presiden, TNI bisa meningkatkan kemampuan dan banyak mencapai kemajuan.
Pernah banting jam tayang mewah
Pada tahun 2014, Moeldoko yang saat itu menjabat Panglima TNI jadi sorotan media internasional.
Dia disorot karena mengenakan jam tangan atau arloji mewah seharga miliaran rupiah.
Cerita jam tangan yang aslinya berharga di atas Rp 1 miliar itu segera beredar di dunia maya dan juga menjadi perbincangan para pengguna media sosial Facebook dan Twitter di Indonesia.
Situs www.themillenary.com menengarai bahwa jam tangan yang dipakai Moeldoko adalah tipe Richard Mille RM 011 Felipe Massa Flyback Chronograph "Black Kite".
Jam tangan tersebut adalah model terbaru dari tipe sejenis Felipe Massa Flyback Chronograph "Red Kite" yang keluar tahun 2011.
Yang membuatnya istimewa, jam tangan ini hanya diproduksi dalam jumlah sangat terbatas.
Alokasi untuk pasar Amerika Utara dan Amerika Selatan hanya 30 unit.
Varian lainnya untuk pasar Asia hanya diproduksi 45 unit.
Entah tipe dari mana yang dimiliki Moeldoko.
Namun, saat dikonfirmasi, Moeldoko mengaku jika jam tangannya barang tiruan alias palsu alias KW.
Ia mengaku membeli jam itu seharga Rp 5 juta.

Seusai bertemu dengan Panglima Angkatan Bersenjata Filipina Jenderal Emmanuel T Bautista di Hotel Borobudur di Jakarta, Rabu (23/4/2014), Moeldoko sempat membuka jam dan menunjukkannya kepada wartawan.
"Kayak gini kok orisinal," kata Moeldoko ketika ditanya apakah itu barang asli atau tiruan.
Moeldoko mengatakan, harga jual jam tangan asli di pasaran bisa mencapai lebih dari Rp 1 miliar.
Namun, ia membelinya hanya dengan Rp 5 juta.
Moeldoko mengaku membeli jam tersebut karena mengagumi inovasi yang terdapat di dalamnya.
"Begitu melihat, yang ada di pikiran saya adalah inovasi dan inovasi. Setiap kali lihat jam ini, saya ingat inovasi dan inovasi. Jadi bukan mau pamer," ucapnya.
Mantan Kepala Staf TNI Angkatan Darat itu juga mengaku mengoleksi jam tangan dari berbagai merek.
Namun, ia tak menyebutkan merek jam tangan apa saja yang dimilikinya.
"(Saya) kolektor spesialis jam. Ada se-ruko (jumlahnya)," katanya.
Dalam percakapan dengan wartawan, ia tak cukup memperlihatkan jamnya.
Moeldoko lalu membanting jam berwarna hitam itu ke lantai.
Jam Moeldoko lalu diambil anak buahnya dan diserahkan ke wartawan untuk dilihat lebih dekat.
Sambil tertawa, Moeldoko lalu pergi meninggalkan kerumunan wartawan.(*)